Share

chapter 79 - The Best Gift

Beberapa hari kemudian.

Akhir pekan, Sebenarnya Julian dan Liera ingin menghabiskan liburan mereka di pantai, tapi kemarin keduanya mendapatkan undangan dari ayah Julian untuk menghadiri acara yang pria itu buat.

Julian awalnya ingin menikah karena pasti acara itu untuk pertemuan para partner kerja ayahnya, tapi Liera mengatakan jika dirinya ingin datang dan mengharapkan Julian untuk menceritakan apa sebelumnya merekadiskusikan, jadi tidak alasan untuknya nolak.

Julian membuka matanya, dia masuk setelah Liera tidak ada di sampingnya, ini aneh kenapa dia bangun lebih siang dan kenapa Liera juga tidak membangunkan dirinya?

Fokus Julian teralihkan saat mendengar suara yang aneh dari berasal dari bathroom, suara seseorang yang sedang mengeluarkan isi perutnya, Julian langsung mengibaskan selimut di tubuhnya, berjalan mendekat dan tangan terulur membuka pintu.

Dan benar, Julian langsung diberikan pandangan dimana Liera yang sedang berhadapan dengan wastafel, seperti itu sangat menyiksanya, dengan perlahan Julian mendekati Liera dan membantunya.

"Aku membangunkanmu?" Tanya Liera, dia membersihkan wajahnya dan juga mulutnya, dengan lemasnya menatap ke arah Julian, sebelumnya dirinya tidak pernah seperti ini, apakah karena semalam terlalu lama berada di luar?

Liera membaringkan tubuhnya, tadi itu rasanya sungguh menyiksa, padahal rasanya tidak ingin keluar tapi tubuhnya menolak dan memaksa untuk mengeluarkan seluruhnya, hingga seluruh tubuh lemas setelah mengeluarkan itu, kenapa kemarin rasanya dia ingin memakan sesuatu tapi sekarang tubuhnya menolak itu semua.

Sebenarnya dia sakit apa?

Lima menit Julian kembali dengan membawa susu hangat untuk Liera, tadinya hanya ingin membawa air hangat tapi seperti mengingat kondisi gadis itu kemungkinan Liera akan menolak jika di berikan sarapan, jadi itu kenapa dia membawa susu untuknya.

"Liera, ayo di minum, setelah kita langsung ke rumah sakit." Ucapnya, Julian menarik lembut Liera untuk kembali duduk, lalu menyerahkan susu hangat itu padanya.

"Aku tidak bisa menghabiskannya,"

"Tidak harus menghabiskan, setidaknya minumlah setengah," ucap Julian, dia berjalan untuk membuka ruangan khusus pakaian, mengambil cukup tebal untuk Liera.

"Pakai ini saja,"

Liera mengangguk, dia langsung menerima dan memakainya, Liera menolah saat Julian mengikat rambutnya, pria itu pasti mencemaskan dirinya sekarang.

Liera merasa bersalah telah merepotkannya.

"Ayo, kita turun," ucap Julian, setelah dirinya mengambil kunci mobilnya, dia juga sudah memakai kaos dan jaket, melihat Liera yang begitu lemas dengan terpaksa Julian menggendong gadis itu sampai di bawah.

"Padahal aku bisa sendiri, aku tidak selemah itu Julian."

"Aku hanya ingin mempersingkat waktu, lagipula aku tidak keberatan menggendongmu sampai di rumah sakit."

Sampai di luar, Julian membuka pintu untuk istrinya dan segera menyusul setelahnya, lalu perlahan membawa mobilnya meninggalkan villa mereka.

Butuh waktu sekitar dua puluh menit untuk sampai di rumah sakit di luar kompleks, membawa Liera ke rumah sakit besar hanya akan membuat waktu, jadi jika ada yang dekat kemana harus mencari yang jauh, berbeda halnya jika sudah harus dipindahkan karena fasilitas rumah sakit itu tidak lengkap.

"Dokter kandungan itu memeriksa apa?" Tanya Liera, wajarkah dirinya tidak tahu? Dia tidak pernah mengenal dunia permedisan.

"Memeriksa apa kamu hamil atau tidak sayang, mau coba?"

Liera langsung menggelengkan kepalanya, tidak mungkin dirinya hamil bukan?

Julian membukakan pintu setelah mereka mengantri untuk memeriksa, membiarkan Liera masuk lebih dahulu dan menceritakan gejala yang dirinya rasakan.

"Kapan terakhir kali kamu mengalami menstruasi Nona Liera?" Tanya sang dokter, setelah dia memeriksakan kondisi tubuh Liera, semua baik tapi muntah di pagi hari dan kondisi tubuhnya baik itu bisa menjadi jelaskan jika dirinya hamil.

"Aku tidak ingat tapi seharusnya tanggal ini aku mendapatkannya," ucap Liera, dia lupa untuk mencatat aktivitas bulanannya.

"Akan lebih menjelaskannya dengan baik, kalian bisa memeriksakan di dokter kandungan," ucap sang dokter, dia tidak bisa memberikan kabar itu jika dirinya saja tidak yakin, karena dia dokter umum.

"Baik, Terima Kasih Dokter."

"Tapi—"

Liera tidak mengatakan hal keinginannya saat Julian menariknya keluar dari ruangan, tapi dirinya memang sakit dan kenapa harus ke dokter kandungan.

Lier hanya bisa pasrah ketika Julian membawanya ke ruangan dokter kandungan.

"Kalian ini mengecek kandungan? Atau masalah lainnya?" Tanya Sang dokter yang langsung memberikan pertanyaan.

"Aku ingin memeriksakan kandungan istriku, mungkin saja dia hamil." Ucap Julian lebih dahulu, betapa penasaran dirinya saat ini, jika Liera hamil sungguh kabar yang indah di akhir pekan ini.

"Nona bisa mengikuti saya?"

Liera dengan wajah bingung hanya bisa mengikuti apa yang dokter itu katakan, dirinya terkejut melihat perutnya yang ada di layar monitor dan ada sesuatu di dalam sana, setelah melakukan pemeriksaan, Liera kembali duduk di samping Julian.

"Selamat untuk kalian, benar jika Nona ini sedang hamil dan usianya baru dua minggu, tolong jaga kesehatannya dengan baik, usianya masih sangat muda dan banyak kemungkinan yang terjadi,"

Liera menutup mulutnya tidak percaya, dia langsung menatap ke arah Julian dengan mata yang berkaca-kaca, terkejut dengan hal yang dikatakan oleh dokter.

"Ha—hamil? Aku hamil!"

Julian mengangguk dengan bahagiannya, dia tersenyum ke arah Liera dan memeluk istrinya penuh dengan rasa bersyukur, setelah melewati banyak hal yang terjadi akhirnya Tuhan masih mau memberikan dirinya hadiah terbaik yang selalu dirinya harapkan segera terjadi.

"Aku akan memberikan vitamin untuknya, tolong untuk selalu makan makanan yang sehat untuk calon anak kalian," ucap sang dokter.

Julian mengangguk mengerti, dia membawa Liera keluar setelah menerima resep yang dia berikan.

"Aku akan menuruti keinginanmu apapun itu, terima kasih Liera, aku mencintaimu."

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status