Share

chapter 76 - At My worst

"Liera, pulanglah, aku sungguh merasa kosong kau tidak ada di villa," ucap Julian, dia merapikan rambut Liera yang sempat berantakan, jika dilihat seperti ini Liera banyak berubah, raut wajahnya, terus bibir dan pipinya sedikit kurus, apakah banyak hal dirinya pikirkan?

Tapi semua tertutup dengan kecantikan hari ini, gaun yang sedikit membuat Julian kesal karena hampir mengekspos seluruh punggung istrinya, siapa yang telah merekomendasikan pakaian ini padanya?

Liera mengangkat kepalanya untuk menatap Julian, dia ingin sekali pulang tapi setelah apa yang terjadi banyak hal membuat Liera terus mempertimbangkan banyak hal, dia tidak terus dibutakan oleh kebersamaan, dia juga tidak bisa terus menipu dan pura-pura tidak tahu.

"Kamu tahu, aku datang kesini setelah membatalkan jadwal rapatku, karena aku tidak mau menerima surat cerai yang kau kirim, Liera kenapa kamu melakukan itu? Aku tidak akan melupakanmu." Ucap Julian, itu benar. Dia baru saja akan kembali bekerja setelah vakum cukup lama, tapi karena kiriman surat dan berkas dari Liera.

Tanpa pikir panjang Julian malah harus mengembalikan surat pengunduran diri sekretaris Yuri dan membuatnya harus bekerja lagi untuk beberapa hari ini.

Liera terkejut padahal dia sudah lama mengirimkan surat cerai itu, kenapa baru sekarang Julian melihatnya dan baru diterima.

"Julian, aku bukan takut kamu melupakanku, tapi aku tidak bisa jika harus berpura-pura bohong, aku ingin menjalani pernikahan yang normal, dimana tidak ada! ancaman dan rasa takut akan ditinggalkan," ucap Liera, haruskan dirinya menceritakan itu? Di hari bahagia ini?

Julian mengulurkan tangannya, di berlutut di hadapan Liera.

"Bagaimana jika untuk satu kesempatan ini, maukah kamu berdansa denganku?" Tanyanya, Julian tahu tapi dirinya tidak ingin merusak suasana ini dengan perdebatan mereka, seperti Julian ingin mengatakan, lupakanlah sejenak masalah kita, ayo nikmati hari cerah ini dengan musik sebagai pengiringnya.

Liera baru sadar jika di sekitar mereka orang banyak yang menikmati pesta dansa, karena terlalu fokus Liera hampir lupa jika seharusnya dia juga ikut menikmati, tatapannya tertuju pada sang kakak yang sedang berdansa dengan orang lain, siapa pria yang bisa membuat kakaknya datang kemari?

"Apakah tidak ada keputusan? Setidaknya jangan membuatku menunggu," ucap Julian, pria itu masih setia berlutut dan tidak bergerak sedikitpun.

"Daripada berdansa, bangun dan melihat pemandangan itu!"

Liera menarik Julian untuk melihat apa membuat Liera tersenyum lebar.

"Sean, biasa-biasanya pria itu malah mengajak gadis lain berdansa padahal aku sudah menyuruhnya pergi kekantor!" Ucap Julian.

"Diam! Jangan mengganggunya!"

Liera menahan Julian untuk melangkah mendekati pasangan menikmati lantai dansa, keduanya terlihat masih canggung, lucu sekali.

Sean tidak bisa berbohong jika hati terus ingin melihat wajah wanita yang sedang dirinya ajak dansa, cantik sekali walau tubuhnya cukup kaku untuk berdansa, atau mungkin dirinya yang tidak pandai.

"Apakah anda mengenal saya?" Tanya Kiera, ini cukup aneh. Kenapa dirinya jadi mau berdansa dengan pria yang bahkan tidak pernah ditemui! Tapi dia tampan! Wajah polos itu sangat tipe Kiera!

"Maaf, tapi ini pertama kalinya saya bertemu dengan anda, jika boleh siapa nama nona?" Tanya Sean, apa yang dirinya katakan! Kenapa sampai seperti ini dan kapan lagu itu berakhir.

"Kau sungguh tidak mengenalku-maksudnya saya model yang baru saja menjadi majalah sampul paris trainor." Ucap Kiera, kenapa juga harus menyebutkan identitasnya juga?

Bagaimana jika pria itu mafia? Aneh bahkan kedatangannya menjadi perebutan wartawan di luar.

"Saya baru kembali kesini, saya juga tidak begitu tertarik dunia entertainment seperti itu, anda model? Pantas saja semua orang terus menyoroti anda dan anda juga cantik." Sean menghela nafas lega saat akhirnya musik berhenti

dan kini dirinya! bisa melepaskan tubuh gadis itu. "Terima Kasih untuk waktunya Nona."

"Anda juga Tuan, anda pria yang menarik, senang bisa bertemu dengan anda,"

Julian dan Liera seperti sepasang ibu dan ayah yang dibuat kagum melihat anak mereka akhirnya menemukan titik terang jika anaknya bisa mengenal lawan jenis, lihatlah kedua orang itu begitu serius memperhatikan Kiera dan Sean dengan senyuman di wajah mereka.

"ini menarik bagaimana bisa Sean mengajak kakakmu berdansa?"

Liera Menoleh ke arah Julian sejak kapan dia ingin tahu urusan orang lain, Leira mengajak pria itu untuk penduduk meja yang sudah kosong, berdiri beberapa jam juga cukup melelahkan.

"Sudahlah, apa yang terjadi pada mereka itu takdir, jangan mencoba untuk mengusiknya!l" Ucap Liera, gadis itu dengan susah payah melangkah untuk mengambil makanan yang tersedia di sana, datang pagi-pagi dan kini waktunya untuk mengisi perutnya.

Liera membawa beberapa makanan dan kembali duduk di samping Julian.

Julian meneguk minum yang diberikan oleh pelayan, dia jadi teringat saat Liera diberikan obat perangsang oleh klein ayahnya, saat itu dirinya berhasil membuat Liera melewatinya tapi saat itu Julian benar-benar tersiksa karena tidak tersalurkan passionnya.

Julian memutuskan membuka jas miliknya dan menutupi tubuh istrinya yang membuatnya risih, walau Liera miliknya tapi dia tidak bisa terima pria lain menatap istrinya dengan tatapan liar.

"Setelah ini banyak hal yang aku bicarakan denganmu, jadi tolong jangan menghindar dariku lagi, aku akan mempertimbangan segala kekhawatiranmu, tapi perceraian aku tidak akan mau membahas itu!"

Liera menoleh ke arah Julian setelah dirinya sibuk menikmati makanan di hadapannya, dia tahu dirinya tidak akan bisa lepas dari Julian, tapi-bisakan tidak sekarang?

Ada banyak hal yang ingin Liera katakan pada lbu dan kakak, menerima saran mereka juga perlu untuknya.

"Aku tidak bisa, Julian"

"Kenapa Liera? Haruskah aku berlutut agar kamu mau pulang dan berbicara denganku?" Sela Julian, dia menyela begitu padahal gadis di hadapan masih belum melanjutkan kalimatnya.

"Bukan seperti itu Julian, Aku akan berbicara denganmu, mari kita selesaikan akar permasalahan ini, tapi-biarkan aku beberapa hari tinggal bersama lbuku, sudah lama sekali aku tidak berkumpul bersama mereka, rasanya seperti satu tahun berpisah." Ucap Liera, dia hanya ingin berada di rumah sampai bisa merasakan ulang tahun.

"Tapi kamu harus terus menghubungiku, setidaknya beri aku kabarmu walau hanya sekali," ucap Julian, jika Liera tahu dirinya tidak bisa membedakan satu tahun dengan satu hari jika tidak bersamanya.

"Aku akan melakukannya, maaf bukannya aku ingin lari tapi mempersiapkan hati itu juga penting, agar suatu hari aku tidak lari lagi."

Julian tersenyum, dia mendekat dirinya untuk mengecup kening istrinya dan menggenggam tangannya, siapa yang membuatnya jadi pandai berbicara seperti ini?

"Bukankah aku sudah mengatakan? Jangan cepat dewasa! Kamu harus masih menjadi little wife!" Ucapnya, Julian tidak bisa mengelak jika kini Liera di hadapannya berbeda saat terakhir berbicara, tapi perubahan itu tidak bisa menghilangkan rasa cinta yang terpancarkan dalam matanya.

"Kamu ini! Kita sedang berbicara serius, kenapa sangat suka bercanda!" Ucap Liera, dia tersenyum.

Rasanya sedikit berbeda bukan?

"Kamu ini! Kita sedang berbicara serius, kenapa sangat suka bercanda!" Ucap Liera, dia tersenyum.

Rasanya sedikit berbeda bukan?

Ya, itu memang terjadi, ada perubahan yang tidak bisa ditebak secepat ini, tapi semua akan berubah, dan perubahan memberikan gambaran tentang pernikahan mereka yang mulai menuju tahap selanjutnya, dimana akan banyak sekali pilihan dan masalah tapi sebanyak itu mereka harus mencoba bersikap tenang, terbuka untuk mencari penyelesaian.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status