Share

Bab 474

Author: Rexa Pariaman
Barry bukan hanya memberi Ewan tiga tahun waktu, tapi juga mengajaknya bergabung ke pasukan utara. Itu di luar dugaan Ewan.

Setelah berpikir sejenak, Ewan membuat keputusan. "Adipati Jawara, terima kasih atas niat baikmu. Tapi soal berperang, aku nggak bisa. Aku cuma bisa mengobati dan menyelamatkan orang."

"Mengobati dan menyelamatkan orang itu sudah cukup. Pasukanku butuh tabib militer sepertimu," kata Barry.

Ewan kembali menolak dengan berkata, "Mimpiku bukan menjadi tentara, melainkan menjadi seorang dokter besar."

"Nggak mau dipertimbangkan lagi?"

"Nggak perlu dipertimbangkan lagi."

Melihat sikap Ewan yang teguh, Barry agak kecewa, lalu berkata, "Kalau begitu, aku nggak akan memaksa. Tiga tahun ke depan, kuharap kamu jangan membuatku kecewa."

"Aku pasti nggak akan mengecewakanmu." Mata Ewan menyala penuh semangat juang.

"Bagus sekali!"

Barry berbalik dan pandangannya jatuh pada Satria, lalu mengangguk memberi salam. Satria menjawab dengan sopan, "Adipati Jawara, terima kasih sudah
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Dokter Sakti Penguasa Dunia   Bab 906

    "Siapa dia?" tanya Ewan dan Logan hampir bersamaan.Wajah Tandi menegang, lalu dia menjawab dengan nada berat, "Pisau Neraka!"Itu adalah pertama kalinya Ewan mendengar nama itu, sehingga ekspresinya tetap tenang. Namun dari kursi belakang, Logan langsung terkejut, "Tandi, kamu yakin nggak salah lihat? Dia itu ... Pisau Neraka?""Aku nggak mungkin salah," jawab Tandi. "Di Aula Raja Maut ada sebuah arsip yang berisi data para ahli top di seluruh negeri. Entah itu dari Daftar Naga, Daftar Harimau, atau bahkan para pendekar misterius lainnya. Semua data yang bisa dikumpulkan, Aula Raja Maut memilikinya.""Tadi waktu pertama kali melihatnya, aku merasa wajahnya nggak asing, seperti pernah kulihat di suatu tempat. Sampai Logan tadi menyebut dia memakai sepatu bot militer, baru saat itu aku sadar. Ya, dia memang Pisau Neraka!"Tandi melanjutkan, "Pisau Neraka punya kebiasaan aneh. Bagaimana pun cuacanya, dia selalu mengenakan setelan jas dan sepatu bot militer.""Sial, ini gawat," umpat Loga

  • Dokter Sakti Penguasa Dunia   Bab 905

    Ewan yang bersandar di kursi, tiba-tiba dadanya terasa sakit. Dia pun terkejut dan membuka matanya."Ada apa?" tanya Tandi segera."Entah kenapa, tadi tiba-tiba ada perasaan gelisah dalam hatiku," jawab Ewan."Kita harus lebih berhati-hati, perjalanan ini akan penuh rintangan," kata Tandi.Sebelum dia selesai bicara, Logan yang duduk di kursi belakang juga membuka mata dan berkata, "Kalau sudah pilih jalan ini, kita memang nggak akan bisa lari dari bahaya lagi. Kita hadapi saja semuanya. Aku cuma punya satu kalimat, siapa pun yang datang menghalangi kita, habisi saja."Ucapan Logan membuat Ewan tersenyum. "Bahasamu agak kasar, tapi memang masuk akal. Ya, siapa pun yang berani menghalangiku, akan kubasmi."Logan mengeluarkan pistol cadangan dan memainkan senjatanya di tangan, lalu bertanya, "Tandi, menurutmu, siapa kelompok musuh pertama yang kita temui? Satu orang atau segerombolan?""Sulit ditebak," jawab Tandi serius. "Kita baru tahu kalau sudah ketemu.""Ewan, bagaimana menurutmu?"

  • Dokter Sakti Penguasa Dunia   Bab 904

    Willy tertawa terbahak, wajahnya tampak sangat bangga, lalu berkata, "Aku telah memasang jebakan di sepanjang perjalanan Ewan menuju ibu kota. Dia nggak akan bisa selamat.""Tentu saja, aku bukan orang yang sepenuhnya kejam. Neva, selama kamu mau menurut dan mau menikah dengan Sufian, aku bisa membiarkan Ewan hidup. Sekarang, nasib Ewan sepenuhnya ada di tanganmu. Neva, pilihlah sendiri!"Wajah Neva berubah pucat. Dia tahu benar cara Willy bekerja. Jika Willy sudah bergerak, kemungkinan Ewan selamat nyaris nihil. Di dalam hati, Neva benar-benar tidak ingin menikah dengan Sufian, tetapi jika dia menolak, Ewan akan mati.Neva mengeratkan kepalan tangan, kukunya mencengkeram telapak sampai muncul garis-garis darah. Setelah dua menit berlalu dan dia belum juga memberi keputusan, Willy pun mulai kehilangan kesabaran."Neva, kesabaranku terbatas. Aku harap kamu segera memberikan jawaban. Kalau sampai terlambat, kemungkinan nggak sempat lagi kuhentikan nantinya."Neva menatap Willy dan mengan

  • Dokter Sakti Penguasa Dunia   Bab 903

    "Dewa Perang, Ewan itu anggota Aula Raja Maut. Kalau dia dalam bahaya, kamu nggak akan membiarkannya mati begitu saja, 'kan?" kata Latif.Dewa Perang mendengus dingin, "Ah, dasar tua bangka licik, ternyata sampai aku pun ikut diperhitungkan, hm."....Di lantai dua vila.Willy bersandar di sofa dengan mata terpejam. Wajah tampannya tampak penuh kenikmatan. Saat itu, seorang wanita berambut pendek sedang berlutut di lantai dan melayani dirinya dengan giat.Ding ding ding!Tiba-tiba dering ponsel berbunyi. Willy mengambil ponsel dan menekan tombol terima, lalu berkata, "Ada apa?""Tuan Muda, Ewan tidak mati. Saat ini dia sedang dalam perjalanan ke ibu kota.""Hm?" Willy mendadak duduk tegak, lalu bertanya, "Kabar itu akurat nggak?""Sangat akurat. Dari penyelidikan saya, Ewan lewat jalan tol. Kabar soal dia ke ibu kota sepertinya bocor dari pihak Organisasi Draken.""Tuan Muda, Ewan adalah salah satu dari Empat Utusan Organisasi Draken. Seharusnya Organisasi Draken berusaha menutupi jeja

  • Dokter Sakti Penguasa Dunia   Bab 902

    Sementara itu, di ibu kota.Dewa Perang sedang berbicara di telepon dengan Latif. "Latif, kabar baik. Ewan selamat."Mendengar ucapannya, Latif akhirnya menghela napas lega. Sejak Ewan mengalami insiden tersebut, dia hampir tidak bisa tidur selama beberapa hari terakhir karena terus-menerus mengkhawatirkan keselamatan cucunya."Latif, sekarang aku mengerti, kamu menyuruhku memerintahkan Tandi dan yang lain menghentikan pencarian karena sebenarnya kamu sudah tahu Ewan akan baik-baik saja, bukan?"Latif tersenyum, lalu berkata, "Sebenarnya aku juga nggak yakin apakah Ewan masih hidup atau nggak. Aku hanya merasa, darah keturunan Keluarga Aditya bukan darah yang mudah mati muda."'Keturunan Keluarga Aditya tidak mudah mati muda. Kalau begitu, bagaimana dengan Ega?' gumamnya dalam hati.Dewa Perang mendengus pelan, lalu melanjutkan, "Dua hari lagi adalah hari pernikahan anak Keluarga Wibowo dengan Neva. Aku khawatir kalau Ewan tahu, dia pasti akan datang ke ibu kota. Jadi aku sudah memerin

  • Dokter Sakti Penguasa Dunia   Bab 901

    Satria bertanya, "Ewan, kamu harus tahu, pergi ke ibu kota sekarang bukan pilihan yang bijak. Apa kamu benar-benar sudah mempertimbangkannya?""Aku sudah mempertimbangkannya," jawab Ewan dengan nada tegas.Satria berkata, "Aku bisa membantumu sampai ke ibu kota dengan cepat, tapi aku punya saran. Kamu mau dengar?""Silakan."Satria berkata, "Kali ini kamu akan menghadapi banyak musuh. Daripada menunggu sampai di ibu kota lalu menyelesaikan semuanya sekaligus, lebih baik kita selesaikan mereka satu per satu."Ewan tidak mengerti, lalu bertanya, "Sida, bisa jelaskan lebih gamblang?"Satria tersenyum, "Tak diragukan lagi, begitu kamu sampai di ibu kota, musuh akan langsung bergerak melawanmu. Saat itu kamu bukan cuma dalam posisi defensif, tapi juga harus menghadapi banyak musuh.""Jadi saranku, kamu berkendaralah menuju ibu kota.""Lalu aku akan menyebarkan kabar bahwa kamu akan datang ke ibu kota. Kalau Keluarga Polin dan Keluarga Wibowo nggak ingin kamu datang, mereka akan menyuruh ora

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status