Share

Bab 594

Author: Rexa Pariaman
Tok, tok! Millie menarik napas dalam-dalam, lalu mengetuk pintu rumah.

"Siapa itu?" Dari dalam terdengar suara tua.

Beberapa saat kemudian, pintu perlahan terbuka. Seorang pria tua beruban, memakai kaus singlet, keluar dari dalam.

"Millie?" Ketika melihat Millie, pria tua itu pun tertegun di tempat. Jelas sekali, dia sama sekali tidak menyangka bahwa yang datang adalah putrinya.

"Ayah!" panggil Millie sambil tersenyum.

Sang ayah bertanya dengan gembira, "Kok kamu pulang?"

"Aku pulang untuk menjenguk Ayah dan Ibu," sahut Millie.

Saat ini, pandangan pria tua itu jatuh ke arah Ewan. Dia lalu bertanya, "Millie, ini siapa?"

"Ini Ewan, temanku." Millie memperkenalkan.

"Selamat sore, Paman," sapa Ewan dengan sopan.

"Halo, halo, ayo masuk." Sang ayah segera menyambut dengan ramah, lalu memanggil ke dalam, "Istriku, lihat siapa yang pulang!"

Tak lama kemudian, seorang wanita kurus mengenakan baju rumah keluar dari dapur.

"Millie?" Saat melihat putrinya, perempuan itu juga tertegun sejenak.

"Ibu
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Dokter Sakti Penguasa Dunia   Bab 624

    Seumur hidup, Gatra belum pernah melihat kejadian semengerikan ini. Seluruh tubuhnya gemetar hebat. "Pak Ewan, bagaimana kalau ... kita pulang saja?"Gatra benar-benar tidak mau tinggal lebih lama. Dia takut sekali kalau Wardoyo tiba-tiba menoleh dan menyerang mereka. Bagaimanapun juga, zombie tidak punya pikiran."Apa-apaan, cuma satu zombie saja sudah membuatmu ketakutan begitu?" Mini menatapnya penuh hinaan."Kamu nggak takut?" balas Gatra."Aku nggak takut." Mini merangkul lengan Ewan, lalu berkata manja, "Pak Ewan pasti akan melindungiku, bukan begitu, Pak?"Ewan tidak menggubris Mini. Matanya tetap terpaku pada Wardoyo.Kepala Wardoyo sudah kembali ke posisi normal. Tubuhnya tegak lurus dan melompat-lompat pelan di bawah sinar bulan, terlihat aneh sekaligus misterius.Hal itu membuat Ewan bingung. Setahunya, ada dua penyebab terbentuknya zombie. Pertama, karena kematian penuh dendam dan jiwa tidak tenang, lalu menyerap energi dingin bulan sehingga tubuh bangkit kembali.Kedua, ka

  • Dokter Sakti Penguasa Dunia   Bab 623

    Ewan baru saja hendak menjelaskan, tiba-tiba dia kembali mendengar suara "krek krek".Sumber suara itu berasal dari makam Wardoyo. Suaranya sangat pelan, seolah-olah tikus sedang menggerogoti peti mati. Kalau bukan karena pendengaran Ewan yang luar biasa, mustahil dia bisa menyadarinya."Ada sesuatu di makam," kata Ewan sambil menatap tajam ke arah kuburan Wardoyo, matanya menyapu ke segala arah. Namun selain dirinya, tidak ada seorang pun yang melihat atau mendengar apa pun."Mana? Suaranya di mana?" Gatra baru saja bertanya, tiba-tiba terdengar lagi suara "krek krek".Kali ini suaranya jauh lebih keras. Bukan hanya Gatra, semua orang pun mendengarnya jelas. Suara itu memang berasal dari kuburan Wardoyo. Semua orang serentak memusatkan pandangan ke arah sana."Krek ... krek ....""Krek ... krek ...."Suara aneh itu semakin lama semakin keras.Lalu, mereka semua melihat gundukan tanah di atas makam Wardoyo mulai bergetar. Pemandangan itu terasa menyeramkan. Beberapa warga desa yang pen

  • Dokter Sakti Penguasa Dunia   Bab 622

    Mendengar peringatan Ewan, semua orang langsung menahan napas dan seluruh tubuh mereka terasa tegang.Fuuhh ....Angin malam yang dingin berdesir kencang, menambah suasana mencekam di malam itu.Waktu pun berlalu dalam penantian. Satu menit, dua menit, tiga menit ... lima menit!Lima menit sudah lewat, tetapi sosok penggali kubur belum juga terlihat. Betandi melirik Ewan, hendak bicara tapi akhirnya urung."Pak Ewan, Bapak tadi bilang penggali makam sudah datang. Lalu dia di mana?" tanya Gatra tidak sabar.Ewan terdiam, tak segera menjawab. Tadi dia jelas merasakan ada sesuatu yang janggal, tetapi entah kenapa, beberapa menit berlalu dan tidak ada tanda-tanda apa pun.'Apakah perasaanku tadi salah?'Ewan berpikir sejenak, lalu berkata, "Paman, jangan panik, kita tetap menunggu."Gatra menjawab, "Bagaimana aku bisa nggak panik? Kalau kita terus menunggu, sebentar lagi hari sudah akan terang.""Pak Gatra, bukannya Pak Ewan sudah bilang untuk menunggu? Kenapa masih banyak omong?" sela Min

  • Dokter Sakti Penguasa Dunia   Bab 621

    Selanjutnya, tibalah giliran penutupan peti. Beberapa pemuda mencampur abu dupa dengan air, lalu mengoleskannya merata di sekeliling tepi peti mati.Tujuannya adalah agar tutup peti tertutup rapat dan tidak ada udara yang masuk. Setelah peti dikubur pun tidak perlu khawatir ada serangga yang merayap masuk melalui celah untuk menggerogoti jenazah.Setelah abu dupa dioleskan, tutup peti kembali ditutup rapat. Kemudian, beberapa pemuda mengambil palu, lalu memaku sepuluh buah paku kayu sepanjang tujuh inci ke dalam peti mati itu.Proses penutupan peti resmi selesai.Setelah itu, empat pemuda menggunakan tali rami tebal untuk mengikat peti, lalu menambahkan dua batang kayu sebesar lengan di bagian depan dan belakang peti. Segala sesuatunya telah disiapkan dengan rapi."Pak Marno, sudah siap untuk angkat arwah?" tanya Gatra.Ayah Wardoyo mengusap air matanya, lalu berkata, "Gatra, urusan mengantar Wardoyo ke pemakaman, aku titipkan padamu."Angkat arwah adalah istilah khas Desa Jager. Dalam

  • Dokter Sakti Penguasa Dunia   Bab 620

    Mendengar ucapan Ewan, semua orang tertegun."Ketua, apa maksudnya?" tanya Eko.Yang lain pun ikut menatap Ewan."Paman Gatra, ikut aku keluar sebentar," kata Ewan, lalu langsung melangkah ke luar.Gatra segera mengikutinya, sementara Betandi dan yang lain juga menyusul keluar."Pak Ewan, apa Bapak menemukan sesuatu, hanya saja nggak enak diucapkan di depan orang tua Wardoyo?" tanya Gatra.Ewan menggeleng dan berkata, "Nggak ada temuan.""Kalau begitu kenapa Bapak bilang kebenaran sudah nggak jauh lagi?" Wajah Gatra tampak kebingungan.Ewan bertanya, "Paman, kapan Wardoyo akan dimakamkan?""Sebentar lagi akan dimakamkan," jawab Gatra sambil menunjuk beberapa pemuda di dalam dan luar rumah. "Mereka datang khusus untuk membantu mengangkat peti."Ewan mengangguk tipis. "Bagus."Bagus?Gatra tertegun, lalu bertanya, "Pak Ewan, apa maksudnya? Jangan buat aku tambah bingung."Ewan berkata, "Aku punya sebuah rencana.""Setelah Wardoyo dimakamkan, kita berjaga nggak jauh dari kuburannya untuk

  • Dokter Sakti Penguasa Dunia   Bab 619

    "Iya, Pak Wardoyo memang orang baik. Sayang sekali, orang baik nggak panjang umur, sementara orang jahat bisa hidup lama." Mini menghela napas.Ewan menoleh sekilas ke arah Mini. Ucapan itu, sepertinya mengandung makna tersirat?"Pak Ewan, mohon bagaimanapun juga, bapak harus membantu kami menyelidiki sampai tuntas," pinta Gatra penuh harap.Ewan berkata dengan sungguh-sungguh, "Tenanglah, Paman. Aku pasti akan menemukan kebenaran, demi menenangkan arwah Wardoyo dan korban-korban lain.""Terima kasih."Gatra mengucapkan terima kasih, lalu masuk ke dalam rumah lebih dulu. Dia menenangkan orang tua Wardoyo sejenak, lalu memperkenalkan Ewan dan rombongannya.Begitu tahu bahwa Ewan adalah ketua tim medis yang memang datang khusus untuk menyelidiki kasus di Desa Jager, orang tua Wardoyo langsung berlutut di hadapannya sambil menangis tersedu-sedu."Pak Ewan, kami mohon, tolong temukan pembunuh yang merenggut nyawa anak kami.""Anak kami mati nggak wajar, dia benar-benar pergi dengan penuh p

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status