Share

Bab 60

Author: Rexa Pariaman
Begitu Tripta menanyakan soal Dylan, Ewan langsung paham bahwa Tripta sedang mengujinya. Karena hilangnya Dylan, Tripta mulai curiga padanya.

Meski dalam hati Ewan langsung meningkatkan kewaspadaan, wajahnya tetap tenang tanpa menunjukkan ekspresi mencurigakan. Dia menjawab dengan tenang dan serius, "Pak Tripta, saya juga justru ingin bertanya pada Anda. Ke mana perginya Dylan? Saya sudah beberapa hari ini nggak melihatnya."

"Kamu benar-benar nggak tahu Dylan ada di mana?" Tripta memicingkan mata, mencoba mencari celah dari raut wajah Ewan.

Namun, dia kecewa. Wajah Ewan tetap datar dan tidak menunjukkan tanda-tanda gugup.

"Saya sudah cari dia ke ruang rawat. Mona bilang, dia pergi jalan-jalan ke taman. Saya pun ke taman mencarinya, tapi tetap nggak ketemu."

"Begitu, ya?" Suara Tripta dipenuhi kecurigaan. "Ewan, kamu yakin nggak sedang membohongiku? Masa kamu benar-benar nggak tahu di mana Dylan?"

"Kalau nggak percaya, bisa tanya langsung ke Bu Neva. Waktu saya ke taman cari Dylan, Bu N
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Dokter Sakti Penguasa Dunia   Bab 150

    Henry sama sekali tidak menyangka bahwa pria yang berdiri di gerbang halaman sambil tersenyum padanya, ternyata adalah kurir yang datang pagi tadi."Siapa sebenarnya kamu?" tanya Henry dengan suara dingin."Situasi sudah begini, tapi kamu masih menanyakan pertanyaan sebodoh itu? Kamu ini benar-benar tolol." Kurir itu mengejek."Dia orang Sekte Hyang," kata Ewan."Orang Sekte Hyang?" Henry sangat terkejut, lalu bertanya dengan bingung, "Untuk apa orang Sekte Hyang menyamar sebagai kurir?""Tentu saja untuk memancing kita masuk ke perangkap." Ewan menatap Fauzan, lalu berkata, "Rencanamu ini kurang cerdas.""Tapi kalian tetap terjebak, 'kan?" Fauzan tertawa."Benar, kami memang terjebak." Ewan menghela napas.Kalau saja mereka tidak terlalu terburu-buru ingin menemukan pelaku, mungkin semua ini tak akan terjadi."Meskipun kami terjebak, taktikmu ini sebenarnya punya satu kelemahan besar," lanjut Ewan.Alis Fauzan terangkat. "Kelemahan apa?""Target kalian sebenarnya adalah Sida, tapi Sid

  • Dokter Sakti Penguasa Dunia   Bab 149

    "Ayo, kita masuk dan periksa."Tiga orang itu melangkah masuk ke halaman.Masih belum terlihat siapa pun, hanya ada deretan kamar tamu di sisi halaman. Jumlahnya lebih dari sepuluh dan semua pintunya tertutup rapat."Mana orangnya?" tanya Ewan pelan."Seharusnya ada di salah satu kamar ini," jawab Henry.Whooosh .... Tiba-tiba, angin dingin bertiup dari luar.Ewan bergidik dan firasat buruk mulai menjalar dari dalam hatinya. Dia bertanya, "Kak Henry, kamu yakin Fauzan ada di sini?""Itu hasil penyelidikan anak buahku," jawab Henry. "Salah satu dari mereka melihat di rekaman CCTV kalau pagi tadi jam 6, Fauzan masuk ke Kuil Gore. Terus, dia nyamar sebagai peziarah dan masuk ke sini. Dia juga minta izin pada kepala kuil buat nginap beberapa hari. Kepala kuil mengizinkannya.""Anak buahmu itu bisa dipercaya?""Bisa.""Terus, si pengirim uang tunai ke Fauzan ada di mana?""Juga di sini," jawab Henry. "Kami sudah lacak alamat pengirim dan hasilnya adalah Kuil Gore. Bahkan anak buahku menemuk

  • Dokter Sakti Penguasa Dunia   Bab 148

    Saat Ewan sadar, ruangan itu tampak remang-remang."Sudah bangun?" Raja Naga duduk di sisi ranjang sambil tersenyum dan bertanya."Aku ... ini di mana?" tanya Ewan."Di rumahku. Tadi kamu pingsan, jadi langsung kubawa pulang. Kata dokter, kamu terlalu lelah."Raja Naga berjalan ke jendela dan membuka tirai.Seketika, cahaya senja yang keperakan menyinari wajah Ewan, membuat wajah pucatnya terlihat lebih segar sedikit.Menggunakan Jimat Pelacak sangat menguras tenaga. Dengan kemampuan yang masih terbatas, Ewan memaksakan diri menggunakannya tiga kali berturut-turut, hingga akhirnya terkena efek balik dan pingsan setelah memuntahkan darah."Aku tidur berapa lama?" tanya Ewan lagi."Nggak lama, sekitar tiga sampai empat jam.""Apa? Selama itu?" Ewan langsung bangkit duduk. "Fauzan sudah ditemukan?""Sudah ada petunjuk. Henry sedang menelusurinya. Soal si pengirim paket juga sudah ada kabar. Sepertinya sebentar lagi keduanya bisa ditemukan." Raja Naga tersenyum. "Kalau kamu capek, istiraha

  • Dokter Sakti Penguasa Dunia   Bab 147

    Kotak itu terlihat rapi dan tertutup rapat. Ewan menimbang-nimbang kotak itu di tangannya, ternyata tidak berat. Dia lalu mulai membuka lakban pelan-pelan."Hati-hati." Raja Naga mengingatkan."Hmm." Ewan bergerak perlahan dan hati-hati. Butuh waktu 30 detik sampai lakban di permukaan kotak benar-benar terbuka.Begitu kotak dibuka, mereka melihat dua bundel uang tunai di dalamnya.Ewan mengambilnya dan memeriksanya dengan saksama. Uang itu asli, totalnya 40 juta."Aneh juga, zaman sekarang masih ada yang kirim uang tunai lewat kurir?" gumam Ewan pelan.Raja Naga tertawa ringan. "Sebenarnya nggak aneh. Sekarang jasa ekspedisi sangat maju, kirim apa pun bisa."Ewan melanjutkan, "Kalau pengirim ini mengirim uang tunai ke Fauzan, berarti hubungan mereka cukup dekat."Raja Naga mengangguk, sangat setuju dengan analisis Ewan. "Tadi si kurir bilang, dia setiap minggu mengantar paket ke sini. Kalau isinya setiap minggu adalah uang tunai, itu berarti Fauzan menerima setidaknya 160 juta per bula

  • Dokter Sakti Penguasa Dunia   Bab 146

    Tok, tok! Suara ketukan pintu tiba-tiba terdengar.Tiga orang di dalam rumah langsung menghentikan pembicaraan, saling bertukar pandang. Kemudian, Henry berseru ke arah luar, "Siapa?""Kurir!"Barulah ketiganya merasa lebih lega.Henry segera melangkah ke pintu. Di luar, terlihat seorang kurir berdiri sambil membawa sebuah paket.Kurir itu memandangi Henry sejenak, lalu bertanya, "Kamu siapa?""Aku tinggal di sini. Jadi, menurutmu aku siapa?" jawab Henry. "Berikan saja paketnya."Namun, kurir itu tidak langsung menyerahkan paket. Dia malah terlihat sedikit waspada. "Kamu bukan orang yang tinggal di sini."Henry merasa aneh dan bertanya, "Kok kamu tahu aku bukan tinggal di sini?"Kurir itu menjawab, "Aku antar paket ke sini setiap minggu, tapi belum pernah lihat kamu. Biasanya yang keluar ambil paket itu Kak Fauzan.""Fauzan yang mana?" tanya Henry lagi."Ya Fauzan lah!" jawab si kurir, lalu menatap Henry dengan curiga. "Kamu nggak kenal Fauzan? Kamu ini siapa sebenarnya?""Hahaha, mana

  • Dokter Sakti Penguasa Dunia   Bab 145

    Setelah Ewan selesai berbicara, dia diam-diam membentuk segel dengan kedua tangannya dan mulai melafalkan mantra untuk Jimat Pelacak. Tak lama kemudian, segumpal asap hitam kembali muncul di depan matanya."Pergi!" Dengan seruan pelan dari Ewan, asap hitam itu melayang masuk ke lift."Ayo!" Ewan bersama Raja Naga dan Henry masuk ke lift, turun menuju lobi hotel. Sesampainya di lobi, asap hitam itu melayang sekali mengitari area tersebut, lalu langsung meluncur keluar dari hotel.Ewan segera mengejar, mengikuti asap hitam itu menyusuri jalan, berbelok-belok melalui gang sempit, hingga akhirnya masuk ke sebuah lorong sunyi.Lorong itu berliku-liku, sempit, dan memanjang. Permukaan batunya tampak usang dan tak terurus. Tak ada satu pun bayangan manusia, suasananya sangat sepi."Kalian hati-hati. Aku merasa kita sudah sangat dekat dengan si pelaku," ujar Ewan yang memberi peringatan.Raja Naga langsung waspada sepenuhnya, matanya menelusuri setiap sudut. Henry pun diam-diam mengarahkan tan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status