Share

Bab 69

Penulis: lovelypurple
last update Terakhir Diperbarui: 2025-07-18 17:57:18

Mobil Arka melaju pelan membelah malam. Tak ada kata yang terucap di antara mereka, hanya suara mesin dan desiran angin malam yang masuk lewat kaca jendela yang sedikit terbuka.

Sesekali Arka mencuri pandang ke arah Alya yang sibuk membalas pesan dari Clara. Hatinya masih sesak karena kata-kata yang tadi nyaris keluar kini kembali terkurung. Tapi ia tahu, ini bukan saat yang tepat untuk memaksa.

Sampai akhirnya, mereka sampai di depan rumah Clara. Lampu teras menyala, dan pintu rumah sudah terbuka sedikit. Clara berdiri di ambang pintu, wajahnya terlihat cemas.

Alya buru-buru keluar dari mobil. “Makasih ya, Ka. Nggak usah nungguin, aku bisa pulang sendiri nanti.”

Arka menatapnya beberapa detik. “Aku tungguin aja. Nggak apa-apa.”

Alya tampak ragu sejenak, tapi akhirnya mengangguk. “Ya udah. Makasih.”

Begitu Alya melangkah ke halaman rumah Clara, Arka bersandar ke kursi, menatap langit-langit mobil. Ia menutup mata, mencoba menenangkan diri.

Rumah Clara tampak sepi dari luar, hanya satu
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • 365 Hari Jadi Istrimu   Bab 86 Retak

    “Sial. Barusan seseorang memotret!”Arka langsung berlari ke arah lorong, tapi yang tertinggal hanya bayangan langkah tergesa menjauh dan suara pintu darurat yang menutup pelan.Sasha berdiri membeku. Wajahnya masih memerah. "Tadi… itu—""Tutup mulutmu," desis Arka, matanya tajam, panik. "Kalau foto itu tersebar, habis sudah semua."Namun semuanya sudah terlambat.Keesokan harinya...Dunia hiburan mendadak gempar. Bahkan bisa dibilang meledak. Semua berawal dari satu foto yang memperlihatkan Arka dan Sasha yang tengah berciuman panas di lokasi syuting Cinta Kontrak Sang CEO.Meskipun fotonya tidak terlalu jelas, tapi sudut dan ekspresi keduanya tak bisa dibantah. Kepala mereka condong, bibir saling menempel, dan tangan Arka terlihat melingkar di pinggang Sasha. Bukan lagi asumsi. Itu bukti yang tak terbantahkan.Media bergerak cepat. Dalam hitungan jam, seluruh kanal infotainment baik televisi, portal daring, hingga akun-akun gossip memuat berita tersebut secara besar-besaran. Judul-j

  • 365 Hari Jadi Istrimu   Bab 85 Hiatus dari Dunia Hiburan

    Sudah hampir dua minggu sejak Alya keluar dari rumah sakit. Meski tubuhnya perlahan pulih dan ia bisa berjalan tanpa bantuan, ada sesuatu dalam dirinya yang terasa tak sama. Sesuatu yang ia sendiri belum mampu beri nama. Orang-orang di sekitarnya—Arka, Mama Indira, bahkan dokter pribadi keluarga—mengira ia telah benar-benar membaik. Tapi mereka tak tahu bahwa di dalam dada Alya, ada sisa-sisa luka yang belum sembuh. Hari itu, ia kembali ke lokasi syuting. Episode terakhir dari series Cinta Kontrak Sang CEO harus dirampungkan. Jadwalnya padat, kru sudah standby, dan semua mata tertuju padanya. Alya tersenyum kecil, mencoba terlihat siap. “Aku bisa,” katanya pagi itu pada Arka. Ia bahkan sempat bercermin lebih lama dari biasanya, memastikan bahwa wajahnya tidak lagi menyimpan ketakutan. Namun begitu turun dari mobil dan melangkah ke area set, semuanya terasa berbeda. Puluhan kru berlalu-lalang. Kamera berdiri tegak. Lampu sorot sudah menyala. Beberapa wartawan infotainment mulai men

  • 365 Hari Jadi Istrimu   Bab 84 Surat yang Tak Pernah Sampai

    “Aku tahu semua yang kita jalani akhir-akhir ini tidak mudah,” ucap Arka, suaranya terdengar pelan di antara jeda napas yang terasa berat. “Dunia seperti tak pernah berhenti melihat kita. Mengawasi. Menghakimi. Seolah kita nggak boleh salah. Bahkan jujur pun terasa seperti kesalahan.”Arka menunduk sejenak. Lalu menatap Alya kembali, kali ini lebih dalam. “Aku cuma ingin ajak kamu pergi. Engga jauh, tapi cukup untuk membuat kita lupa bahwa kita ini public figure. Pasangan kontrak. Atau dua orang yang dipaksa terlihat bahagia di depan kamera,” ungkapnya.Alya menunduk. Kata-kata Arka menembus tepat ke dadanya. Perempuan itu tak menyangka ada hari Dimana pria itu akan berkata sejujur itu.“Aku sudah cari tempatnya,” lanjut Arka. “Nggak mewah. Tapi tenang. Ada danau kecil. Rumah kayu sederhana. Dan yang paling penting, nggak ada sinyal. Nggak ada siapa pun yang tahu kita ada di sana.”Alya menoleh pelan. “Kenapa kamu ingin ajak aku ke sana, Ka?”Arka terdiam sejenak. Ia menghela napas,

  • 365 Hari Jadi Istrimu   Bab 83

    Hidup Alya kini menjadi terasa lebih tenang. Perempuan tak tahu apa yang terjadi. Namun ia merasa lebih lega karena Rio tak lagi menerornya. Sudah seminggu lamanya Alya di rawat di rumah sakit. Kondisi fisik perempuan itu mulai membaik, perlahan tapi pasti. Dan sebagai bagian dari pemulihan, dokter merekomendasikan sesi fisioterapi ringan setia pagi.Pukul sembilan tepat, seorang terapis bernama Bu Retno datang dengan senyum hangat dan clipboard di tangan."Selamat pagi, Ibu Alya," sapa Bu Retno dengan suara tenang. "Hari ini kita lanjut latihan berdiri dan jalan pendeka, ya. Jangan khawatir, saya akan dampingi langkah demi langkah."Alya hanya mengangguk pelan. Dengan bantuan perawat, ia berpindah dari ranjang ke kursi roda, lalu didorong menuju lorong fisioterapi di sisi barat rumah. Itu merupakan area rumah sakit yang lebih sepi dengan jendela besar menghadap taman kecil dan railing besok di dinding sepanjang koridor.Setelah perenggangan ringan sambil duduk, Alya berdiri perlahan

  • 365 Hari Jadi Istrimu   Bab 82

    Arka menatap layar ponsel Alya yang masih menyala. Pesan ancaman itu terpampang jelas di sana, dan di bagian atas hanya tertulis nomor asing, tanpa nama kontak.Ia menarik napas panjang, menahan gelombang amarah yang mulai menguasai dadanya. Tangannya terulur pelan, meraih ponsel itu dari meja samping. Ia membaca ulang kalimat ancaman tersebut, kata demi kata, memastikan tak ada yang terlewat."Kalau kamu gagal lagi kali ini, Alya, aku tidak akan segan menyentuh Risa lebih dulu."Rahang Arka mengeras. Matanya menatap tajam ke deretan angka di atas pesan itu. Deretan digit tanpa nama, tanpa identitas, tapi baginya sudah cukup untuk menyalakan bara di hatinya.Pelan, ia mengambil ponselnya sendiri. Jarinya bergerak cepat menyalin nomor asing itu, mengetiknya dengan teliti ke kontak barunya. Ia menamai kontak tersebut: “Peneror”.Jantungnya berdegup keras, bukan karena takut, melainkan karena amarah dan keteguhan hati yang semakin menguat.Arka menatap Alya yang tertidur lelah. Jemari g

  • 365 Hari Jadi Istrimu   Bab 81

    Ponsel Alya kembali bergetar. Ia menatap layar itu dengan napas tertahan. Kali ini, hanya ada satu kalimat dari Rio. “Aku sudah pikir-pikir, aku nggak minta banyak. Aku dengar Arka mendapat tawaran main film internasional. Jika kamu ingin melindungi suamimu, aku cuma satu hal kecil. Satu hal aja yang aku minta, pastikan Arka menolak proyek film internasional itu.” Nafas Alya langsung naik turun, terilihat gusar setelah mendengar permintaan Rio. “Kalau dia menerimanya, kamu tahu sendiri akibatnya.” Ia terdiam. Tawaran film internasional itu, Arka baru membicarakannya semalam sebelum mereka tidur. Dengan semangat khasnya, Arka berkata: “Ini bukan cuma film, Ly. Ini mungkin tiketku ke dunia yang selama ini cuma bisa kulihat dari jauh. Hollywood.” Alya menggigit bibir bawahnya. Tangannya gemetar, bukan karena ketakutan, tapi karena kemarahan yang tak bisa ia keluarkan. Rio tahu titik lemah Arka, dan kini memakainya untuk menusuk lebih dalam. “Ly.” Suara Arka mengalun dari balik pin

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status