Short
Pesan Terakhir Loren Jose

Pesan Terakhir Loren Jose

By:  Rani SyahnazCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel4goodnovel
17Chapters
4.1Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Tante Desy mengikatku di sofa dan pergi keluar merayakan hari valentine bersama ayah. Aku meneleponnya tiga kali. "Tante Desy, tolong lepaskan aku, aku kesakitan." Namun, Tante Desy sibuk memisahkan ayah dan ibuku, memintaku bersabar sedikit lagi. "Ayah, bisakah ayah pulang dan masakin aku? Aku lapar sekali." Namun, ayah sibuk mengejar mengejar mantan kekasihnya dan hanya mentransfer uang, menyuruhku membeli sendiri. "Ibu, aku hampir mati. Tolong pulanglah ... " Namun, hanya terdengar suara ibu yang dingin, "Bukannya kamu sudah menganggap Tante Desy itu ibumu?" Kemudian, panggilan pun terputus. Aku mati kelaparan di antara bau busuk kotoran.

View More

Chapter 1

Bab 2

Aku pernah protes pada ibu, tetapi ibuku hanya berkata,

"Loren, kamu harus ingat, selain menjadi ibu, aku juga adalah diriku sendiri."

"Jadi, ibu nggak akan mengorbankan waktuku hanya untukmu."

Tapi, kalau ibu nggak menyukaiku, kenapa masih melahirkanku ... ?

Apa yang harus Loren lakukan supaya ibu bisa lebih menyukaiku?

Ibu, Loren memanggil Tante Desy ibu hanya karena ingin merasakan kasih sayang seorang ibu ...

"Ini ... ini anakmu?"

Ayah memandang anak kecil itu dengan wajah terkejut.

"Baru lima tahun nggak bertemu, kamu sudah punya suami baru dan bahkan sudah melahirkan seorang anak?"

Aku menganga.

Ternyata aku sudah meninggal lima tahun yang lalu. Ibu dan ayah sudah punya kehidupan masing-masing sekarang.

Sepertinya mereka sudah melupakanku.

Wajah ayah tampak sangat sedih. Dia menutup wajahnya dengan tangan dan berjongkok sambil menangis.

"Maureen, setelah berpisah darimu, aku bahkan nggak berani pulang ke rumah lama kita."

"Aku takut mengingat kenangan kita. Rasanya begitu menyakitkan."

Sekarang hanya aku seorang yang tinggal di rumah kecil itu.

Dulu, aku juga pernah berpikir ingin tinggal sendirian di rumah itu. Dengan begitu, aku tak perlu takut ayah memarahiku atau khawatir ibu mengabaikanku.

Namun, ketika Tante Desy mengikatku di sofa, aku menyesal.

"Tante Desy, kenapa kamu melakukan ini? Aku nggak akan lari ke mana-mana."

Tante Desy adalah sekretaris ayah. Ayah memintanya datang untuk menjagaku.

"Loren, kenapa kamu nggak memanggilku ibu lagi?"

Mendengar itu, aku menggeleng kuat.

"Maaf Tante Desy, aku nggak begitu paham dulu, jadi asal memanggilmu ibu."

"Tapi sekarang Loren sudah paham, ibu itu hanya ada satu di dunia ini!"

Mendengar itu, ekspresi Tante Desy malah berubah kesal.

Orang dewasa sekarang memang aneh, kenapa begitu sensitif dengan kata ibu. Aku benar-benar tak mengerti.

"Kalau kamu nggak memanggilku ibu, lebih baik pergi mati saja!"

Aku tahu apa artinya mati.

Aku pikir Tante Desy akan menusukku dengan pisau, meracuniku atau menutup wajahku dengan bantal sampai aku mati.

Namun, dia tak melakukannya.

Dia hanya mengikatku dengan sangat erat sampai aku tak bisa bergerak, lalu pergi begitu saja.

"Kalau ibumu kembali, tolong sampaikan padanya."

"Bahwa aku sedang merayakan hari valentine bersama ayahmu."

Ibuku tidak kembali.

Tante Desy bohong, ibu tak akan datang melihatku.

Sakit sekali, tali itu menembus ke dalam kulitku, membuat kulitku lecet dan terluka.

Sebagai anak laki-laki yang gagah, aku tak boleh menangis.

Aku berusaha menyalakan jam tangan teleponku dan menelepon Tante Desy. Aku ingin bernegosiasi dengannya.

"Tante Desy, tolong lepaskan aku, aku kesakitan sekali."

"Loren janji, nggak akan merepotkanmu lagi ke depannya."

Di balik panggilan, terdengar suara gaduh dan ada suara ayah di sana. Nada suara Tante Desy berubah, menjadi tinggi dan tajam.

"Loren, aku dan ayahmu sedang sibuk. Kamu sabar sedikit, ya?"

Sepertinya Tante Desy lebih cocok jadi pengisi suara.

Dia bisa mengisi suara tokoh nenek sihir di kartun.

Karena Tante Desy tak peduli padaku, aku pikir ayah mungkin akan memedulikanku. Dengan susah payah, aku menelepon ayah.

"Ayah, bisakah kamu pulang dan masak untukku? Aku lapar sekali."

"Loren janji akan jadi anak yang baik dan nggak merepotkan ayah lagi."

Dari balik panggilan, aku mendengar suara ibu.

Suara ibu terdengar sangat dingin, dia sedang membahas perjanjian perceraian dengan ayah.

"Aku sudah mentransfer uang makannya, kamu bisa pesan makan sendiri."

Jawab ayah dengan buru-buru, lalu nadanya menjadi rendah dan memohon pada ibu.

"Maureen, Desy itu sekretarisku, tentu saja hubungan kerja kami sangat dekat."

"Keterlaluan kalau kamu terus ribut seperti ini."

"Ayolah, dengarkan aku, jangan ... "

Suara ayah berhenti dan panggilannya terputus.
Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
ElThere
gila menguras air mata ini
2025-06-22 00:43:43
0
user avatar
lisa lisa
My God! Air mataku tumpah banyak!!! (TT^TT) Meskipun sedih banget, tapi ceritanya baguuusss!!! Rekomen buat yg mau nangis sesenggukan sampai akhir!!!
2025-01-04 20:18:41
0
17 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status