Share

Bab 24: Hari Kedua Evaluasi

Author: Mf²h
last update Last Updated: 2025-10-04 01:00:54

Maya menyusuri jalan setapak taman kota dengan langkah perlahan, menikmati angin sore yang menyapu wajahnya. Dia menyeruput teh hangat dari tumbler yang dibawanya, sambil mengedarkan pandangan ke sekeliling taman yang ramai. Anak-anak bermain di arena bermain, pasangan muda berjalan bergandengan tangan, dan beberapa lansia duduk santai di bangku taman, menikmati hari yang cerah.

Sempurna untuk observasi karakter, pikirnya. Salah satu kebiasaan Maya sebagai penulis adalah mengamati orang-orang di tempat umum, mencatat gerak-gerik mereka, cara mereka berbicara, dan ekspresi wajah mereka. Semua itu adalah detail kecil yang kemudian dia masukkan ke dalam novelnya untuk membuat karakternya hidup.

Tapi hari ini, Maya tidak sedang mencari inspirasi untuk karakter fiksi. Dia sedang mengevaluasi karakter nyata teman-teman lamanya yang tanpa mereka sadari, sedang menjadi tokoh utama dalam sebuah kisah yang Maya ranc

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • 7 HARI SEBELUM REUNI: Misi Mantan Terindah   Bab 49: Sang Dalang yang Menghilang

    Rizky menghembuskan napas panjang. Sudah hampir satu jam dia duduk di kamarnya, membaca halaman demi halaman notebook milik Maya yang tertinggal semalam. Dia masih ingat bagaimana jantungnya hampir berhenti ketika tanpa sengaja menemukan buku catatan itu di bangku tempat Maya duduk sebelum menghilang."Astaghfirullah," gumamnya sambil memijat kening. Isi buku itu luar biasa detail, setiap lembar penuh dengan diagram hubungan, catatan tentang karakter masing-masing teman seangkatan, dan yang paling mencengangkan, rencana "Operasi Reuni" yang telah disusun dengan sangat rapi.Maya, gadis pendiam yang selalu membawa buku kemana-mana, ternyata adalah dalang dari semua kejadian yang terjadi belakangan ini. Dia yang mengatur pertemuan "kebetulan", dia yang memastikan informasi tertentu sampai ke orang yang tepat, bahkan dia yang diam-diam mendorong Alya dan teman-temannya untuk melakukan "misi mantan terindah" i

  • 7 HARI SEBELUM REUNI: Misi Mantan Terindah   Bab 48: Konfrontasi Tiga Arah

    "Faris," kata Dika, berdiri. "Maaf, tapi aku tidak bisa melanjutkan sandiwara ini.""Kamu..." Faris menatap Alya, kemudian Dika, dan kembali ke Alya. "Kamu sudah memberitahunya?""Ya," jawab Dika tegas. "Dia berhak tahu, Faris."Faris terlihat seperti ingin marah, tapi kemudian bahunya merosot. "Aku... aku tidak tahu harus bilang apa."Alya juga berdiri, menatap Faris dengan mata berkaca-kaca. "Kenapa, Faris? Kenapa kamu harus berbohong seperti ini?""Aku..." Faris menatap Alya, ada kesedihan dan penyesalan di matanya. "Aku takut, Alya. Takut kalau aku bilang aku masih mencintaimu, kamu akan menolakku lagi. Kita sudah 17 kali putus-nyambung. Apa yang membuat kali ini berbeda?""Mungkin karena kita sudah dewasa sekarang? Mungkin karena kita sudah belajar dari kesalahan?" Alya tidak tahu dari mana keberanian ini muncul. "Atau mungkin karena aku juga masih mencintai

  • 7 HARI SEBELUM REUNI: Misi Mantan Terindah   Bab 47: Pertemuan di Taman Kota

    Jam sudah menunjukkan pukul 12 siang ketika mereka akhirnya selesai dengan "sesi percobaan" untuk besok. Rambut Alya sudah dimodel dengan extension yang terlihat natural, makeup trial sudah selesai dan difoto untuk referensi besok, dan baju yang akan dipakai sudah dipilih: dress midi berwarna biru langit dengan detail sulaman halus di bagian dada."Perfect!" seru Nadia, puas dengan hasil karyanya. "Besok tinggal eksekusi aja, dan kamu akan jadi ratu pesta!""Makasih, semuanya," kata Alya tulus. "Aku nggak tahu harus bilang apa lagi.""Udah, nggak usah lebay," kata Wulan. "Ini tuh tugas kita sebagai sahabat.""Betul," angguk Indah. "Dari segi psikologis, dukungan sosial adalah faktor penting dalam membangun kepercayaan diri.""Nah, sekarang karena kita sudah selesai dengan persiapan, gimana kalau kita makan siang bareng?" usul Luna.Semua setuju dan mereka bersiap

  • 7 HARI SEBELUM REUNI: Misi Mantan Terindah   Bab 46: Operasi Final Make Over

    "Akhirnya datang juga putri tidur kita!" seru Wulan ketika Alya memasuki salon Nadia."Maaf, maaf, ada sedikit urusan," kata Alya sambil melempar senyum ke teman-temannya.Luna, Nadia, Indah, dan Wulan sudah berkumpul. Salon Nadia sengaja ditutup untuk umum pagi itu, khusus untuk "operasi spesial" mereka."Urusan apa nih? Mencurigakan banget," goda Luna sambil menaik-naikkan alisnya."Bukan apa-apa," Alya menggeleng. "Jadi, apa rencana kita hari ini?""Jadi," Nadia mengambil alih, suaranya berubah serius seperti komandan perang, "hari ini adalah final preparation. Besok adalah D-day, dan kita harus memastikan kamu tampil maksimal.""Aku sudah siapkan analisis psikologis tentang apa yang paling menarik perhatian laki-laki secara visual," tambah Indah, membuka buku catatannya. "Berdasarkan penelitian terbaru, warna merah adalah warna yang paling menarik perhatian p

  • 7 HARI SEBELUM REUNI: Misi Mantan Terindah   Bab 45: Pagi Penuh Kejutan

    Alya membuka mata saat sinar matahari menerobos tirai jendela kamarnya. Satu jam lagi weker akan berbunyi, tapi entah kenapa dia sudah terbangun lebih awal. Mungkin karena hari ini adalah hari penting, satu hari sebelum kumpul besar angkatan mereka. Alya meraih ponsel pintarnya dan melihat notifikasi yang sudah membanjiri layar. Grup "SMA Tanpa Drama" semakin ramai, terutama setelah pertemuan mereka semalam di kafe."Ya Allah, udah jam berapa ini?" gumamnya sambil melihat jam. Pukul enam pagi. "Masih sempat salat Subuh."Setelah menyelesaikan salat, Alya kembali mengecek ponselnya. Ada pesan pribadi dari Luna."Hei, udah bangun? Jangan lupa jam 9 kita ketemu di salon Nadia. Operasi final make over sebelum besok."Alya tersenyum. Dia tidak menyangka teman-temannya akan seantusias ini untuk membantu penampilannya. Padahal, seharusnya semua ini sudah tidak penting lagi. Faris sudah punya

  • 7 HARI SEBELUM REUNI: Misi Mantan Terindah   Bab 44: Buku Catatan Terbaca

    Maya duduk sendiri di sudut Kafe Nostalgia, memperhatikan efek domino dari rencana yang telah ia susun selama berbulan-bulan. Notebook-nya terbuka di hadapannya, penuh dengan coretan, diagram hubungan, dan catatan tentang semua teman lamanya. Beberapa nama sudah dicentang: Faris dan Alya, pasangan pertama yang berhasil dipersatukan kembali. Dirinya dan Rizky, yang akhirnya mengungkapkan status pernikahan mereka. Kini matanya tertuju pada nama-nama lain yang belum tercentang: Nadia dan Bimo, Luna dan seseorang yang masih bertanda tanya, Indah dan beberapa kemungkinan pasangan."Merencanakan konspirasi berikutnya?"Suara itu mengejutkan Maya. Ia mendongak dan mendapati Rizky berdiri di sampingnya, memegang dua cangkir kopi. Dengan cepat, Maya menutup notebooknya."Hanya mengecek perkembangan," Maya tersenyum misterius. "Duduklah, suamiku. Kita sudah tidak perlu berpura-pura lagi sekarang."

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status