Share

Bab 14B

Tidak sampai di situ, hatinya kembali tercubit ketika dia disuguhkan peristiwa saat pria berkumis tipis itu membawa sang bocah di atas pundaknya. Mereka seperti keluarga kecil yang bahagia, menikmati kebersamaan di hari pekan seperti kebanyakan keluarga kecil yang bahagia. Sungguh pemandangan yang membuat matanya sakit dan memerah. Tatapan itu tadinya terkesan biasa, lama kelamaan berubah menjadi tatapan sinis, tajam dan tak suka.

Bibirnya pun tak berhenti mengomel dari tadi. Ingin dia muncul di sana, tetapi hati kecilnya memberontak. Dia tak ingin mendapat penilaian negatif dari Hana lagi. Dia harus menunggu sampai ambang kesabarannya mencapai titik nol.

Lagi, hatinya kian memanas, nyaris mencapai level puncak saat melihat Hana dengan berani berdiri mendekati, mengambil sesuatu yang ada di rambut cepak pria itu. Setelahnya mereka saling melempar senyuman, apakah itu senyuman cinta? Bukan, itu hanya senyuman simpati. Mahendra mencoba menepis semua dugaan yang sungg
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status