Share

Bab 40B

Author: Herlina Teddy
last update Huling Na-update: 2022-12-13 06:55:27

Pria yang sedang mengemudikan mobil dapat membaca ekspresi kebingungan Hana. Wanita itu sedari tadi menoleh ke belakang jok penumpang, seperti sedang mencari sesuatu.

"Bunga Lily yang tadi aku taruh ke plastik merah, ke mana, ya?"

"Bunga?" Pria itu menggaruk kepala yang tiba-tiba gatal, berpura-pura tidak mengerti bunga yang dimaksud.

"Bunga dari Kak Jonathan. Perasaan tadi aku lihat kamu bawa sama tas hitamnya kamu, kan?"

Sesekali Hana masih menoleh ke belakang, memastikan keberadaan benda tersebut. Mula dirinya yang menenteng plastik merah, tetapi Mahendra menawarkan diri untuk membantu membawakannya.

"Iya, tadi aku yang bawa dan aku taruh di belakang. Kok, bisa nggak ada, ya?"

Pintar sekali ia berakting. Padahal, sebenarnya bunga itu sudah ia buang di tong sampah pada saat mereka menuju ke parkiran. Ia merasa beruntung melintasi tempat sampah, dengan cekatan plastik merah tersebut dimasukkan ke sana tanpa sepengetahuan Hana. Mahendra tak suka wanitanya menerima barang orang lain, apalagi benda itu adalah bunga.

Berdecak keras, raut wajah penuh kejengkelan terlukis di wajah wanita yang menyandarkan kepala, tiba-tiba ia merasa sedikit pusing.

"Hei, jangan cemberut gitu, nanti aku kasih yang baru. Kamu mau berapa tangkai? Sepuluh? Seratus?"

"Bukan masalah baru atau gimana. Masa pemberian orang aku hilangi, padahal belum sempat aku ...."

"Lagipula laki-laki itu kok bisa tahu bunga kesukaanmu? Memangnya kalian berteman sudah lama? Sejak kapan? Teman apa sih? SMA? Atau?"

"Aku juga tidak begitu ingat. Kata mama, kita temanan pas kita masih kecil dan dulu kita tuh tetanggaan. Tapi aku lupa wajahnya gimana dulu."

Lelaki itu tak menyahutinya lagi, bayangan wajah Jonathan direkam dalam ingatannya. Dia tak suka dengan tatapan dan senyuman Nathan yang terkesan tak ikhlas.

***

"Mama sudah pulang?"

Kai berhamburan memeluk dan mencium pipi Hana ketika ibu membuka pintu setelah mendengar ketukan dari luar. Mahendra yang ikut masuk pun meletakkan barang bawaan dan obat dari dokter di atas meja. Lalu, tanpa dipersilakan, ia pun duduk setelah menyapa ibu.

Mata Hana tertuju pada mainan Lego yang sedikit berserakan di lantai setelah mengurai pelukan Kai.

"Mainan dari siapa?" Sorot mata langsung tertuju pada paket pemberian Mahendra yang diletakkan di sudut rumah.

"Kenapa dibuka paketnya, Nak? Ini ...."

"Nenek yang buka, Ma. Katanya ini dari Om Hendra buat Kai. Kalau itu punya Mama, tapi tidak Kai buka, kok." Telunjuk kecil itu menunjuk ke salah satu paket yang masih ada di sudut sana.

"Tapi, Nak ...."

Hana menemui kedua mata Mahendra yang kedua alisnya sudah terangkat bersamaan. Lalu, pria itu melengkungkan bibir saat ibu menarik tangan putrinya masuk ke kamar.

"Tidak ada salahnya Kai mendapatkan apa yang menjadi hak dari papanya. Ibu sudah tahu, paket-paket itu dari Nak Hendra."

"Tapi, Bu ...."

"Marah dan kesal, boleh. Asal kita tahu cara memaafkan. Jangan terus simpan rasa itu terlalu lama di sini dan membiarkannya membusuk."

Ibu meletakkan jari telunjuk ke dada Hana.

"Maksud Ibu, Hana harus menerima kehadiran pria yang sudah pernah mencampakkan Hana dan Kai?"

"Bukan itu maksud Ibu. Cobalah membuka pintu maaf untuk dia. Walau kalian tidak bersama, setidaknya ikatan ayah dan anak itu harus tetap terjalin. Ibu juga tidak bilang kalian harus hidup bersama. Kamu mau jaga jarak, ya, silakan. Tapi kamu tidak bisa merenggangkan hubungan Kai dan papanya. Dalam nadi Kai ada darah Nak Hendra yang mengalir di sana. Hubungan kalian di masa lalu janganlah jadi penghalang Kai untuk mendapatkan hak kebahagiaannya. Kasihan anak itu tanpa sosok papa."

"Tapi, Bu ...." Hana berusaha mengelak.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Mga Comments (1)
goodnovel comment avatar
Langit
kok apa ini??
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • 7 TAHUN SETELAH MENJANDA   S2 Bab 26C

    "Han! Hana!"Teriakan itu mengalihkan perhatian Hana dan Mahendra ke arah pintu. Kaki mereka maju sampai di depan pintu dan mendapatkan Clarisa yang baru pulang, entah dari mana. Namun, tak lama Mommy menarik tangannya seakan memaksa untuk mengikuti langkahnya. Ada satu pria yang berkacamata hitam, tak asing bagi mereka, pun ikut serta mereka keluar dari pagar."Kayak kenal laki-laki itu, siapa, ya?"Jari Hana menunjuk ke arah mereka sambil berusaha memeras otaknya untuk mengingat."Jonathan.""Jonathan?" Hana masih menerka alasan pria itu datang ke rumah. Siapa yang mau ditemuinya?"Jonathan itu sepupu aku, tapi jauh banget. Anaknya sepupu Mommy. Mommy dan mamanya sepupu tiri. Jadi hubungannya agak jauh, beda kakek.""Terus, dia ke sini, mau ngapain? Cari kamu? Lalu, ngapain dia ikut mereka keluar juga?"Sambil bersandar di dinding, Mahendra tersenyum geli dan mengerti arti dari sikap yang Mommy lakukan barusan. Beliau sengaja mengajak Clarisa ikut dengannya agar memberi ruang dan w

  • 7 TAHUN SETELAH MENJANDA   S2 Bab 26B

    "Aku bisa siapin sendiri, Mas. Kamu tidur lagi, deh. Besok kamu, kan, mau ke kantor. Aku nggak mau dengar dari Aldo kalau kamu tidur di sofa saat jam kerja."Pria itu berdecak dan langsung duduk di samping istri yang sedang bersandar di sofa kamar. Dia tersenyum kala memandang bayi mungil yang sedang menutup mata sambil mengisap susu. "Lahap banget." Dia menoel pipi mulus dan gembul itu dan enggan menanggapi omelan istrinya."Mas, tidur sana, aku bisa, kok.""Nggak apa-apa, Sayang."Sekilas dia mencium pelipis Hana lalu melanjutkan ucapannya. "Aku ingin merasakan menjadi ayah yang siap begadang. Hal yang tidak pernah aku alami saat Kai masih bayi.""Tapi kalau besok kamu ....""Tidak masalah kalau aku curi waktu untuk istirahat bentar di kantor. Tidak ada yang bisa mengatur termasuk Aldo. Aku bos di perusahaanku. Siapa yang berani pecat aku? Irma? Atau Aldo?""Tapi dengan kamu tidur di saat jam kantor

  • 7 TAHUN SETELAH MENJANDA   S2 Bab 26A

    "Kenapa? Nyeri lagi?""Aneh, nih. Sakitnya sudah mulai rutin dan jaraknya berdekatan. Prediksiku ini sudah mulai pembukaan.""Kita ke rumah sakit, ya?""Apa nggak tunggu sampe ...."Belum selesai berucap, Hana mengelus perutnya sambil menahan sakit."Tunggu? Sudah semakin intens gini, masih mau nunggu? Nggak, ayo sekarang aku antar ke rumah sakit. Kelahiran anak kedua biasanya lebih cepat dari anak pertama."Tak menunggu lama, Mahendra mengganti pakaian dan membawa tas keperluan Hana dan calon bayi yang sudah disiapkan jika sewaktu-waktu harus bergegas ke rumah sakit. Sementara Hana tidak mengganti baju karena sudah mengenakan daster."Aku mau proses kelahirannya normal, ya, Mas."Hana masih sempat me-request saat sudah duduk di jok depan, samping Mahendra. Sebelum menginjak pegal gas, sang suami menoleh dan mengelus pucuk kepalanya."Iya, mudah-mudahan bisa. Kita dengar apa kata Dokter Rissa saja. Beli

  • 7 TAHUN SETELAH MENJANDA   S2 Bab 25B

    "Ini kamu minum dulu, dong, Sayang. Pembukuan beginian semestinya Luna aja yang mengerjakan. Kamu harusnya istirahat yang cukup. Apalagi tadi malam, katanya nggak bisa tidur pulas karena punggungnya sakit."Segelas cangkir berisi susu hangat khusus untuk ibu hamil diletakkan di atas meja kamar. Hana tak menyadari kedatangan suaminya ke kamar karena terlalu fokus dengan laptop. Sejak pulang liburan dari Hongkong, mereka beraktifitas seperti biasa. Mahendra ke kantor dan Hana ke toko bakery. Tidak ada drama pulang telat, Mahendra selalu menjemput istrinya sesudah jam magrib. Lalu, mereka akan pulang bersama dan ibu tetap tinggal di ruko. Percuma terus mengajaknya untuk tinggal bersama, beliau akan tetap menolak dengan alasan yang sama."Ibu lebih nyaman tinggal di sini bersama Luna dan Sinta."Kalau sudah begitu, anak dan menantunya hanya bisa menghela napas pasrah. Namun, keadaan ibu tetap dipantau dari kamera pemindai yang dihubungkan dengan pons

  • 7 TAHUN SETELAH MENJANDA   S2 Bab 25A

    Bab 25Pesawat Airbus Garuda Indonesia mendarat dengan selamat di aspal Bandara Udara Internasional Hong Kong jam tujuh lewat dua puluh pagi hari. Waktu Jakarta dengan negara tersebut hanya berbeda satu jam lebih lambat.Mereka keluar dari pesawat menuju ke ruang pengambilan bagasi dan butuh waktu kurang lebih satu jam. Di sana mereka melakukan registrasi ulang dengan mengisi formulir. Setelahnya, mereka menggunakan transportasi MRT menuju Disneyland Resort Line dengan jarak kurang lebih 12.7KM. Tujuan pertama mereka adalah check in Hong Kong Disneyland Hotel yang sudah di-booking seminggu yang lalu di Jakarta. Lantaran belum jam 12, mereka tak bisa masuk ke kamar, koper dititipkan ke hotel.Di kota Lantau, Hong Kong Disneyland Hotel berada di tepi laut. Pemandangan itu sangat menenangkan hati. Hari kedua, mereka akan mengunjungi pantai itu, rencananya. Dengan antusias yang semakin menggebu, mereka berkendara berjarak empat menit menuju Hong Kong Disn

  • 7 TAHUN SETELAH MENJANDA   S2 Bab 24C

    "Aku sudah tanya dokter Rissa."Hana semakin melebarkan pupil mata ketika apa yang menjadi bahan pertanyaan di kepala sudah dijawab suaminya."Jangan kaget, aku nemu pertanyaan itu di bola matamu. Mata itu seolah berbicara denganku.""Lalu, apa lagi pertanyaan yang ada di mataku? Buktikan kalau kamu memang lihai membaca pertanyaan di mataku."Hana sengaja melotot agar suaminya bisa leluasa melihat kedalaman matanya. Tidak ada pertanyaan lain lagi, Hana hanya ingin mengetes apa jawaban suaminya.Pria itu tak langsung menyahut. Kedua matanya memicing, pura-pura fokus mencari pertanyaan di sana. Dia mengambil dagu dengan tangan kanan lalu menggeser tepat di depan wajahnya."Yang kulihat tidak apa pertanyaan apa-apa di sana, tetapi ada sebuah perintah."Hana yang tak bisa meredam gejolak yang bergemuruh di dada, pun melipat dahinya. Jarak wajah mereka tinggal satu jengkal. Itu yang membuat Hana hampir lupa cara bernapas yang

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status