Mendaki jalan terjal untuk bersamamu, aku menyerah. Keputusanku sudah bulat, aku akan pergi. Kau bertahanlah disini sendiri, rasakan apa yang pernah kau tinggalkan untukku.
"R-Riska...."
Wanita yang baru saja muncul diantara kedua orang itu hanya tersenyum angkuh mendengar namanya disebut dengan terkejutan yang berlebihan. Harusnya wanita itu mengetahui bahwa kehadirannya tentu sudah dapat diprediksi. Jika Jean ada disini, dirinya pasti akan mengikuti kemana anak sulungnya itu pergi.
"Wah, sepertinya kau terkejut ya." Pandanganya turun ke arah perut buncit Odelia. Senyumnya berubah menjadi seringaian sinis ketika melihat pemandangan itu. "Dan, sepertinya kau tidak lagi sendirian."
Odelia langsung memeluk peru
Aku tak tahu apakah aku masih bisa memegang janjiku untuk tetap bersamamu. Haiku telah remuk. Hancur bersamaan dengan kenyataan pahit yang membentang jauh diantara kita. Kau bertanya apakah aku sanggup bertahan? Jawabanku, Tidak."Kami bersaudara?"Suara Odelia nyarus tak terdengar. Hanya suara hembusan angin yang menyertai suara itu. Akan tetapi, Jean mampu mendengarnya. Pria itu terhenyak menyadari jika usahanya telah sia-sia. Odelia tidak boleh goyah. Wanita itu akan tetap bersamanya apapun yang terjadi."Tidak, Odelia. Jangan percaya. Itu semua palsu!" Katanya berusaha untuk menyadarkan wanita itu. Matanya memerah memandangi Odelia yang masih melirih ditempatnya."Jean!" Hardik Riska. Wanita itu mem
Aku berlari, mencoba berpindah tempat ke jalan yang tak kukenali, dan tidak mengenaliku. Aku berusaha untuk menata semuanya untuk kembali menjadi baru dan melupakan semua yang telah kutinggalkan. Namun, ketika aku mencoba untuk meniatkannya, bayanganmu selalu singgah seperti hantu.Clara berlari sepanjang lorong rumah sakit dengan napas pendek. Matanya dengan liar mencari nomor kamar yang tadi diberitahukan oleh seorang wanita yang memberitahukan keberadaan Odelia saat ini. Dibelakangnya Marko pun tak ada bedanya dengan Clara. Pria itu juga sibuk mencari nomor ruangan yang baru saja disebutkan oleh si penelepon pada Clara.Mereka nyaris saja mengalami kecelakaan karena Marko mengerem mobilnya secara mendadak saat Clara memberitahukannya. Sepanjang perjalanan wanita itu terus menangis dalam pelukannya. Cla
Maafkan aku yang telah mengingkarimu selama bertahun-tahun. Rasanya menyakitkan menyadari bahwa takdir telah menampar perasaan angkuhku yang menolak kehadiranmu. Ketika melihatmu menderita seperti yang kuingini, aku malah tak sanggup membayangkannya."Ya, dan dia adalah wanita itu. Odelia."Rian bergeming. Keterkejutannya tertelan bersama dengan kalimat yang akan diucapkannya. Matanya memandang kosong pada Adela yang nyaris tak dikenalinya. Wanita yang telah bertahun-tahun hidup bersamanya seperti bukanlah Adela yang ada dihadapannya. Wanita itu nampak berbeda. Adela yang ada dihadapannya begitu dingin dan menderita. Tak ada kepercayaan diri yang melekat padanya.Rian nyaris tak mengenali tatapan penuh dendam itu.
Aku cinta kepadamu, aku rinduk dipelukmu. Namun, kukeliru telah membunuh cinta dia dan dirimu.TIGA BULAN KEMUDIANBandung.Di kota Bandung yang santer akan ketenangan, sebuah rumah yang terletak di salah satu kaki bukit perkebunan teh menjadi salah satu singgahan yang paling enggan ditinggalkan oleh siapapun, termasuk pemiliknya. Setiap pagi, udara sejuk selalu menyapa siapa saja yang berani membuka jendela. Menyambut sekumpulan embun pagi yang menyegarkan penciuman.Pagi ini tentunya akan menjadi pagi yang sama seperti yang sudah dilewatinya. Odelia akan selalu menyambut indahnya pagi dengan membuka jendela kamarnya yang langsung menghadap ke arah matahari pagi. Wanita itu tak pernah absen meman
Aku dan kamu takkan tahu mengapa kita tak berpisah. Walau kita takkan pernah satu, biarkan aku menyimpan bayangmu dan biarkan semua menjadi kenangan, yang tahu isi dalam hatiku.Tak ubahnya seperti Grace yang menangis meraung seperti yang berkesudahan, sosok pria yang merupakan kepala keluarga tertua Rahardi itu tak kuasa menahan tangisnya memperhatikan kondisi Jean yang semakin hari memburuk. Berawal dari sikap Jean yang semakin pemarah. Anak sulungnya sering sekali mengamuk bahkan membanting apapun yang ada disekitarnya. Jean ditarik paksa meninggalka rumah lamanya. Yonash tak bisa membiarkan anak sulungnya itu tinggal lebih lama seorang diri. Rumah lamanya pun telah dijual.Saat ini didepan mata tuanya, ia melihat sendiri kondisi Jean yang semakin parah. Wajah anaknya yang dulu terlihat tegas dan kokoh seper
Aku terpaksa, aku ingin diakui. Aku sudah muak menjadi yang kedua. Aku ingin cinta, aku ingin dicintai. Salahkah jika aku menginginkan hal seperti itu?"Kakak, aku tidak mau pergi."Pagi ini di rumah yang ditempati Odelia, terjadi keributan. Kebisingan telah tercipat sejak Odelia selesai mandi dan siap untuk menyantap sarapan paginya. keributan kali ini tentunya bukan berasal darinya yang biasanya memerintah orang-orang dirumah itu menuruti rasa ngidamnya, melainkan dari rengekkan wanita termuda yang ada disana. Clara terus menolak ketika Marko memaksanya ikut dengannya ke Yogyakarta. Karena ada pekerjaan yang mendesaknya untuk ada disanna selama tiga hari, mau tidak mau Marko mengajak Clara untuk mengurus segala keperluannya. Namun, mengingat sebentar lagi Odelia akan meliharikan sepertinya wanita itu me
Maafkan aku yang telah meninggalkanmu. Maafkan aku karena menumpukkan semua kesalahan kepadamu.Peganglahtangan ini, mari kita berjalan beriringan. Aku dan dirimu, hanya kita berdua yang akan melalui ini."Kau yakin ingin melakukannya?"Thomas sudah menghentikan mobil sedannya didepan pekarangan sebuah rumah megah yang ada dihadapannya. Rumah itu kentara sekali dimiliki oleh seorang konglomerat yang biasanya mahir menyimpan simpanan mereka dimana saja. kelihatannya saja dari luar suasana rumah itu jauh dari keramaian. Hanya beberapa penjaga berwajah asing yang berjaga disekitar luar bangunan itu.Odelia hanya terdiam. Ini seperti de javu, pikirnya. Perasaan terasing seperti ini saat melihat s
berlalu begitu saja? Haruskah aku merelakan rasa sakit itu mereda dengan sendirinya, sedangkan kau masih berdiri tegak dan baik-baik saja disini?"Satu hal yang perlu kau ketahui, Kalian tidak memiliki ikatan darah apapun. Kau memang anak Yonash. Tapi, Jean bukanlah anak pria itu.""Apa katamu?" odelia menaikkan sebelah alisnya tak percaya. Ia terperangah dengan apa yang baru saja didengarnya dari mulut wanita yang merupakan psikitris keluarga mantan suaminya itu.Rea menegakkan tubuhnya. Helaan napas beratnya semakin membuat suasana diruangan remang itu mencekam. Odelia tak sanggup melihat kembali ke arah wanita itu dengan jelas. Linangan air matanya terus mengalir tanpa henti. Ia tak tahu harus merasa senang atau bersedih karena berita ini.