Share

Bad

Sedikit tersenyum, karena tahu siapa pengirim pesan ini. Tetapi sengaja tidak langsung gue balas. Alasannya, karena gue gak mau terlalu terlihat senang meskipun sebenarnya iya. Entah hanya gue atau beberapa perempuan lain dimuka bumi ini pun pernah sengaja mendiamkan lebih lama pesan dari seseorang hanya untuk menyamarkan perasaan. Padahal untuk menilai perasaan, tidak melulu lewat 'cepat-lambat'nya membalas pesan.

Gue sudah menentukan menit keberapa akan membalasnya. Sembari menunggu jam dinding yang terus berjalan, gue memutuskan untuk mengambil laptop dan tidak menonton drama Korea. Melainkan membuka playlist gue yang sempat diceritakan itu. Mencari lagu yang cocok untuk didengarkan malam ini membuat gue kesal sendiri, karena terlalu banyak lagu-lagu random tidak berurutan.

"Gue beresin dulu deh biar gampang nyari lagu"

Kemudian, gue klik salah satu lagu tanpa melihat judulnya. Gue rasa malam ini yang terpenting tidak hening saja. Ada sekitar dibawah seratus lagu yang harus gue masukkan sesuai dengan kelompoknya masing-masing. Memang memakan waktu sekali melakukannya, namun demi diri gue sendiri yang selalu ingin mudah jadi akan gue lakukan sampai selesai.

Lagu yang sedang gue putar ini, bikin gue ikutan nyanyi. Lagu yang sempat viral pada masanya ini sampai sekarang masih layak untuk didengar sendirian, hehe. Lagu kolaborasi seorang rapper terkenal dan sangat kaya raya bernama Samuel Alexander Pieter dengan perempuan cerdas inspirasi gue sepanjang sejarah bernama Karin Novilda. Judul lagunya singkat 3 huruf, yaitu Bad.

Bila kau tak pernah buat dosa

Silahkan hinaku sepuasnya

Kalian semua suci, aku penuh dosa

Gue teriak-teriak nyanyi lagu ini. Meresapi keadaan yang kadang memang memandang gue hina. Gue gak bisa apa-apa dan gak akan ada perubahan yang signifikan. Tetapi namanya hidup harus terus dijalani. Sesekali gue juga ngeluh, karena ya ngeluh itu ada dalam kamus hidup jadi gue gunain sebaik mungkin. 

Melihat sudut laptop yang terdapat angka sebagai penanda waktu. Gue sontak teriak dan segera mengambil ponsel, "Ya ampun, bisa-bisanya gue lupa bales chat."

Segera gue mengetik untuk membalas pesan dari nomor tak dikenal ini. Nomor yang gue yakini adalah nomornya Padi. Bukan gue terlalu percaya diri dan merasa sedang didekati lelaki tersebut, tapi memang yang minta nomor gue kan cuma dia. Gak ada yang lain.

"Hanki belum tidur?" begitu balasan pesannya.

"Belum, lo kenapa gak tidur?" tanya gue.

Gue udah simpan nomor Padi, jadi fotonya terlihat. Tidak ingin kelewatkan ritual membuka foto profil orang, gue lakuin dan benar. Dia ganteng banget. Gue biasa aja sih, selalu terlintas dipikiran kalau gue gak pantes buat siapa-siapa. Apalagi Padi yang ekonominya pasti jelas diatas gue, punya segalanya, termasuk juga terkenal.

Tapi gue senang berteman sama dia. Sampai kapanpun Padi adalah teman gue yang asik dan punya beberapa kesamaan. Malam ini jadi tidak seperti malam sepi, dingin, sunyi, sekarang ada sedikit ramai-nya lewat notifikasi ponsel yang terus menerus berbunyi.

"Gue masih belum bisa tidur, Han. Gue call ya?" Begitu pertanyaan selanjutnya.

Tenang aja! Gue udah sering kok dapat pertanyaan gini. Gak bikin gue luluh juga, secara gue udah sering dan berakhir asing. Jadi, ya biasa saja. Biasa saja. Biasa saja sampai nunggu hari dia menghilang yang entah kapan.

Pesan berisi, "Boleh. Gue juga gak lagi ngapa-ngapain." sudah terkirim dan dibaca. Hingga tak lama kemudian ada sebuah panggilan suara masuk.

"Hanki, seriusan aku gak ganggu?" tanya Padi dari seberang sana.

"Ih enggak kok. Gue juga gak punya kesibukan apa-apa"

"Masa? Bagus dong. Lo jadi punya nih nanti"

"Amin. Gue juga pengen" tegas gue.

"Beneran nih pengen?"

"Iya, pengen banget. Biar gue gak bosen tiap hari dirumah"

"Ta-ta-tapi maksud gue sibuknya karena telfonan sama gue, Han. Hehe" jelas Padi sambil cengengesan.

"Ih itu mah ngisi waktu luang namanya. Hahaha"

"Ya gak apa-apa. Gue seneng, lo juga."

"Ah, lo bisa aja. Emang besok lo gak manggung atau ada acara apa gitu?" tanya gue serius.

"Emang kenapa kalau ada? Lo pasti mau nonton gue ya?"

"Padiiiiiiii, serius dulu kenapa sih?"

"Iya deh. Gue ada kok acara besok jam 3 sore sampe malem. Lo mau temenin?"

"Mau sih, tapi gue lihat besok deh ya, hehe" jawab gue ragu. Karena gue bingung disana harus ngapain. Gak bakat basa-basi dan gak percaya diri. Sekali lagi gue bilangin kalau gue ini jelek. Gak layak buat dilihat pun.

"Yaudah, lo kabarin kalau semisal bisa. Nanti biar gue yang jemput."

Padi meyakinkan sekali buat gue ada disekitar dia. Apa karena di dalam mobil itu gelap ya, dia gak bisa lihat wajah asli gue yang begini? Apa Padi pura-pura suka aja untuk beberapa hari ke depan? Kok gue berburuk sangka sama dia ya? Haha gak bisa, gue gak tahu Padi orang yang seperti apa. Gue gak boleh berpikir seenaknya kayak gini. Padi mungkin baik ke semua orang, termasuk gue.

"Iya. Gue bakal kabarin"

Percakapan setelah itu sangat seru. Membahas musik-musik kesukaan kita berdua, ada juga sedikit membahas kerjaan dia sebagai musisi yang belum mendunia, kadang bercanda masalah apapun yang pernah dilalui. Gue juga berusaha untuk mengemas cerita bad gue perihal asmara menjadi sebuah komedi. Kita berdua sangat menikmati obrolan malam ini.

Haha-hihi-haha-hihi tidak terasa sudah pukul 2 dini hari. Rasa kantuk yang biasa hadir di pertengahan jam 10 dan 11, kini bablas kelewat batas. Mengasyikan memang bercengkerama dengan seseorang yang punya selera humor sama.

"Udah jam 2, Han. Lo harus tidur, karena gue gak mau lo gak jadi nemenin gue ke acara nanti sore" tegas Padi.

"Harusnya gue yang bilang gitu. Lo harus tidur biar besok seger, kalau gue kan bisa tidur di acara lo, hahaha"

"Jangan, Hankiiiiiii. Gue butuh support dari lo"

Gue diem beberapa saat, begitupun dengan Padi. Suasana telfon yang tadinya ramai dan menyenangkan menjadi canggung setelah dia bilang begitu.

"Yaudah, lo tidur. Bye"

Gue menutup panggilan. Gak paham sama situasi kayak gini. Gue mau Padi gak usah bilang begitu, masalahnya ada di gue. Gue memang bukan perempuan yang gampang jatuh hati, tapi tetap saja gue adalah seorang perempuan.

Perempuan itu sangat perasa. Gue gak mau terjebak sendirian lagi.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status