Share

BAB V

Jemy mendengar suara gagak di sekitarnya. Ia tersadar berada di suatu tempat. Ingatannya kembali pada kejadian tadi malam.

"Vivian?!" Ia berteriak histeris. Menyadari gadis itu telah diculik oleh para pembunuh bayaran.

"Oh tidak! Apa yang harus aku lakukan?"

Jemy berdiri dari tempatnya berbaring. Ia menahan tubuhnya yang masih lemah. Jemy sadar ia tertidur setidaknya selama sepuluh jam. Waktu yang sangat lama baginya. Mata elangnya melirik sekitar. Masih tidak ada tanda-tanda manusia di reruntuhan itu.

"Kemana mereka membawanya?" desisnya marah. Ia tak terima tuan puterinya dibawa oleh orang- orang jahat itu. "Aku harus membawanya kembali sebelum mereka memberikannya pada pasukan Gouwok."

Jemy berjalan terseok-seok. Ia tahu kemana langkahnya membawa dirinya. Istana Moon Kingdom.

"Hey lihat, gadis itu cantik sekali! Apa kita boleh mencicipinya sedikit?" tanya pria yang berbadan besar.

"Jangan Brat, Tuan Louis akan marah jika tahu tawanannya kau sentuh," jawab pria bersyal merah.

"Kau sok suci Peik. Aku tahu kau memiliki pikiran yang sama denganku. Sejak semalam kau tak henti-hentinya menatap gadis itu dengan lapar." Pria yang bernama Brat mencemooh temannya, Peik.

"Hentikan omong kosong kalian! Kita harus secepatnya membawa wanita ini pada Tuan Louis. Dia sudah menunggu lama." Pemimpin mereka yang menyerang Jemy saat itu kini angkat bicara.

Para pembunuh bayaran itu berjalan di tengah padang pasir yang tandus. Mereka berada di perbatasan Moon Kingdom dengan Themesis. Setidaknya butuh waktu dua hari untuk sampai ke tujuan, Corlet, sebuah kota di luar perjanjian lima kerajaan.

***

Ruang Rapat Istana kini ribut karena salah satu kota terpenting di Kerajaan Ombela diserang pasukan Gouwok.

"Yang Mulia Raja, kami harap kita menambah pasukan untuk menjaga perbatasan Ombela. Ini sudah kedua kalinya mereka mencoba mengganggu ketentraman kerajaan kami."

Salah satu utusan dari kerajaan Ombela angkat bicara. Tujuan diadakannya rapat ini untuk membahas masalah penyerbuan Kaum Gouwok yang semakin tidak terprediksi.

"Aku akan membantu kalian dengan mengirim dua ribu pasukan arteleriku, tapi aku tidak bisa memberikan pasukan berkuda dan juga ahli pedang. Mereka akan menjaga perbatasan, ikut berperang merebut pecahan kerajaan Zambela di Ghorbo. Dunia semakin menghawatirkan. Dan lagi, kenapa sampai sekarang belum ada yang berhasil membawa Pearl Girl ke istanaku?" Raja Dimitri menatap seluruh yang hadir di sana.

"Maaf Yang Mulia, kami sedang mencarinya. Mereka berpindah dari satu tempat ke tempat lain, sehingga sulit menemukannya," jawab salah seorang dari mereka. Kembali suara-suara gaduh terdengar.

"DIMITRI... !"

Seluruh yang hadir di sana terdiam saat mendengar raja mereka disebut dengan lantang tanpa ada panggilan hormat di depannya. Mereka mendongak ke arah pintu masuk yang terbanting keras. Seorang pria berompi masuk dengan langkah percaya diri dan gagah berani sedangkan sepasukan Moon Kingdom mengejarnya dari belakang. Ia tak gentar mendapat tatapan mematikan dari seluruh yang ada di ruangan itu. Termasuk sang raja yang merasa terhina namanya disebut. Beberapa pengawal menghampirinya, dan mencoba menangkapnya, tapi mereka jatuh hanya karena satu pukulan yang pria itu lontarkan ke arah mereka. Suasana berubah tegang. Semua ksatria bersiap dengan pedangnya, berjaga dengan serangan pria itu pada raja mereka.

"Apa maumu?" Raja Dimitri berdiri menghampiri pria itu. Ia menatapnya tak suka. "Berani- beraninya kau memanggilku tanpa ada sedikit pun rasa hormatmu!" bentak sang raja. Ia ingin membunuh orang yang ada di depannya.

"Aku tak takut padamu." Tawa pria itu pecah seketika.

"Katakan siapa kau?!" tanya Raja Dimitri gusar saat mendapati orang yang di hadapannya tertawa mengejek padanya.

"Jemy, dari Kerajaan Starais."

Hening. Semua orang menatap tak percaya padanya.

"Aku ingin membuat perhitungan denganmu dan juga pengikutmu!" teriaknya.

Raja Dimitri menatapnya heran. Semua orang menahan napas dengan kejadian yang tiba-tiba ini.

"Apa yang membuatmu semarah ini, sampai- sampai kau datang ke kerajaanku, Tuan Jemy?" katanya menyindir.

Jemy mendengus. Muak dengan sikap sok manis sang raja. "Karena salah satu dari orang-orangmu telah mencuri puteriku!" bentaknya

Sang Raja menatapnya bingung. "Kau datang kemari untuk meminta keadilan padaku karena puterimu yang hilang? Kenapa kau berani sekali menuduhku dan juga orang-orangku?" Raja Dimitri tak terima. Ia mulai marah.

"Aku tidak akan segusar ini jika hanya rakyat biasa yang menjadi korban penculikan. Tapi masalahnya akan berbeda jika itu Pearl Girl," katanya menekankan kata terakhir.

Seketika suasana berubah tegang. Ketakutan menyelimuti semua yang hadir. Perlahan terdengar gumam tak jelas dari para hadirin. Terjadi keributan di ruangan itu.

"Tenang semuanya!" Raja Dimitri mengendalikan situasi. "Ceritakan kronologisnya," tuntutnya.

Jemy menceritakan semuanya, bagaimana mereka melarikan diri dari para pengejar itu tadi malam.

Yang ada di ruangan itu terdiam. Bergelut dengan pikiran masing-masing. Tidak mengira masalah seperti ini mendatangi mereka.

"Kenapa kau berpikir itu orang-orangku?"

Jemy memandang semua yang hadir. "Dia pasti salah satu di antara mereka. Tidak mungkin ada pembunuh bayaran yang memakai atribut istana tanpa campur tangan orang dalam." Jemy mencoba membaca pikiran yang hadir di sana. Tapi nihil. Dia tak menemukan apa-apa.

"Mengapa kau baru mendatangiku sekarang dan tidak memberitahu pada kami bahwa Pearl Girl telah lahir?" Raja Dimitri ingin tahu alasan pria di depannya ini menyembunyikan kebenaran yang begitu besar. Teramat besar bagi kelangsungan umat manusia.

"Aku bahkan masih belum mempercayai kalian. Tujuh belas tahun yang lalu kami berperang sendiri, kalian bersembunyi di balik tembok istana dan menutup mata juga telinga dari jerit tangis frustrasi kaumku!"

Dia mengedarkan pandangan pada yang hadir di sana, menantang mereka untuk membela harga diri yang tadi mereka junjung. Raja Dimitri hanya diam, ia sedikit mengakui kebenaran dari perkataan Jemy.

"Baiklah, siapkan pasukan khusus, dan cari Pearl Girl. Kita harus menemukannya sebelum kaum barbar itu mendahului kita." Raja Dimitri memerintahkan para abdi setianya untuk segera bersiap.

Mereka harus pergi saat itu juga, tak ada waktu untuk bersantai.

"Dan kau, siapa namamu tadi?" tunjuk sang Raja.

Jemy menatapnya datar. "Jemy."

Raja Dimitri mengangguk. "Ikutlah bersama pasukanku. Akan aku cari tahu, siapa dalang di balik pencurian puterimu. Jika dugaanmu tadi benar, maka dia pasti sedang tidak menghadiri rapat kali ini."

Raja Dimitri mengedarkan pandangannya pada orang-orang yang hadir. Ia harus menemukan manusia ular yang mencari keuntungan di bawah aliansinya.

"Tanpa kau suruh, aku tetap akan mengejarnya meskipun sendiri. Tapi aku tidak akan menyerahkan puteriku semudah itu pada kalian, karena tidak ada yang bisa kupercaya untuk menjaganya selain diriku sendiri."

Jemy melewati bahu sang raja. Ia muak dengan omong kosong ini. Tangannya gatal untuk menebas leher bajingan yang berani mencuri puterinya.

"Dan kupastikan dia tidak akan selamat," geramnya. Membuat suasana semakin buram.

Raja Dimitri menatap tubuh Jemy yang menghilang dari balik pintu. Ia memerintahkan prajuritnya mengikuti pria itu. Sang raja tahu bahwa Jemy bisa membaca jalan ke mana sang puteri dibawa. Karena berkali-kali ia melihat mata Jemy seperti berbicara pada sesuatu dan tanpa sadar ksatria itu menggeram entah pada apa yang memasuki pikirannya.

"Panggil Aaron. Perintahkan dia ikut dalam pengejaran ini."

Raja Dimitri memberi perintah pada pengikutnya, Husman. Pria berbadan besar itu berlari mencari pria bernama Aaron setelah mendengar titah sang raja. Raja Dimitri menatap para hadirin yang masih ribut dengan spekulasi dari pencarian ini.

"Jika kalian ingin membantu pria bernama Jemy tadi mencari Sang Legenda, maka inilah kesempatan kalian." Raja Dimitri menatap wajah-wajah di depannya.

"Bawa penjahat itu beserta Pearl Girl dalam waktu dua hari," ucapnya penuh dengan nada memerintah Tiga puluh orang dari barisan yang menghadiri rapat berdiri tegak, memberi hormat pada raja mereka sebelum meninggalkan ruangan besar itu.[]

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status