Share

Pantai

PoV. Author

Setelah acara makan pagi yang diiringi dengan suasana tak nyaman. Max berniat untuk pergi ke kantornya, Jay masih setia mengikutinya selayaknya seorang asisten. Sesekali Jas membenagi tatanan pakaian yang dikenakan Max. Keduanya berjalan menuju pintu keluar dan mendapati beberapa pelayan yang sedang menata tanaman, seluruhnya terlihat memberi hormat padanya selain Rubbi yang justru malah berdiri memunggunginya dan perpura-pura tidak mengetahui kebradaannya.

"Nona Rubbi." Panggil Jay.

Gadis itu menoleh lalu menatap kearah keduanya, "Iya, ada apa?" Tanyanya dengan nada ketus.

"Aku dan tuan Max akan berangkat kekantor...," 

"Ya sana kalian pergi, lama-lama melihat kalian makanan yang ku makan rasanya mau keluar lagi," ujar Rubbi dengan sinis memotong ucapan Jay.

Max masih menatap Rubbi dengan datar, sedangkan Jay menunggu saat-saat Max akan memarahi gadis itu di depan para pelayan lain. Namun Max justru pergi begitu saja memasuki mobil nya tanpa mengucapkan apapun dan itu sukses membuat Jay mendengus tak suka.

Rubbi menatap laju mobil itu dengan sebal, sebagian pelayan tersenyum menatap tingkah istri majikannya itu. Mereka merasa Mansion itu terlihat lebih normal saat Rubbi masuk di dalamnya.

"Nona, apa anda tidak berniat berjalan-jalan mengunjungi tempat wisata?" Ujar salah seorang pelayan bernama Mely.

Ucapan gadis muda itu sukses menerbitkan sebuah senyum dibibir Rubbi.

"Ide yang sangat briliand, baiklah aku akan bersiap-siap dan tolong jangan lapor pada Max jika aku pergi keluar," ucap Rubbi seraya berlari memasuki mansion dengan ceria.

***

Disinilah Rubbi berada. Pantai Malibu yang terkenal dengan keindahan pemandangannya. Dengan mengenakan kemeja oversize dan hot pant berwarna putih ia berjalan dipinggir pantai yang indah itu tanpa alas kaki.

Dari kejauhan beberapa pria dengan jas hitam berdiri mengawasinya, mereka adalah bodyguard yang diutus oleh Max untuk mengawalnya. Pada awalnya Rubbi merasa keberatan karena menurunya itu sangat berlebihan namun ia malas berdebat denga. max dan memilih mengikuti keinginan pria arogan itu.

Hari ini pantai Malibu sedang sepi pengunjung dikarenakan hari kerja. Rubbi beberapa kali menghembuskan napasnya bosan, bukan seperti ini yang di inginkan nya. 

"Untuk apa aku berlibur kalau terus diikuti seperti itu," ujarnya sambil melirik kearah para bodyguard itu berada.

"Sepertinya anda orang penting Nona," ujar seorang pemuda yang baru saja selesai berselancar.

"Bukan seperti yang kamu pikirkan, kamu seorang peselancar?" Jawab Rubbi lalu bertanya dengan sedikit antusias.

"Ya, kau mau mencoba..,"

"Yak!! Tentu," Ucap Rubbi memotong omongan pria itu.

Pria itu terkekeh mendengar keantusiasan Rubbi, berbeda dengan Rubbi yang terlihat sangat senang pasalnya ini akan menjadi pengalaman pertamanya. Dengan riang Rubbi berlari kearah mobil nya dan memberikan nya pada salah seorang bodyguard yang sedang menunggunya.

"Nona apa anda mengenal orang itu?" Tanya Oskar yang merupakan kepal keamanan mansion Max.

"Hmm iya aku kenal, kau tenang saja." Ucap Rubbi sebelum masuk kedalam mobil dan keluar lagi mengenakan bikini berwarna kuning miliknya yang sengaja ia bawa.

Oskar segera mengambil ponselnya dan mulai mengambil foto dan mengirim kannya pada Max.

***

Perhatian Max teralihkan dari Jay yang masih memaparkan materi diatas podium. Ia melihat pesan masuk didalam ponsel nya. Wajah datarnya perlahan mengerutkan dahinya, rahangnya mengeras terlihat sebal sengan sesuatu yang diterimanya. Belum cukup sampai disitu, beberapa pesan terus masuk dan semakin membuatnya marah saat ia melihat bikini kuning yang melekat indah di tubuh Rubbi.

Rapat yang seharusnya memuaskan karena kenaikan perndapatn menjadi super mengesalkan karena tidak kunjung selesai. 

"Apa kita harus merayakan keberhasilan kita tuan?" Tanya seorang Manejer.

"Kalian bisa merayakan nya tanpa aku, kurasa aku butuh istirahat, sediri hari ini," ucap Max yang membuat Jay terdiam paham.

Seluruh direksi membungkuk hormat saat Max berdiri lalu pergi keluar dari ruangan itu dengan Jay di belakangnya.

"Max, apa kau butuh aku temani?" Tanya Jay dengan tersenyum.

"Tidak Jay, kau bisa melanjutkan pekerjaan mu." Balas Max yang membuat Jay merasa curiga. Jay menatap Max yang terlihat terburu-buru saat keluar dari dalam lift menuju lobbi kantor.

Tanpa berucap apapun Max masuk kedalam mobilnya tanpa seorang supir. Pria itu menginjak pedal gas nya dengan kencang sampai menimbulkan bunyi berdecit. 

Pria itu melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi menelusuri jalanan sepi dipinggir sebuah pantai, sampai tibalah mobil mewah itu ditujuannya. Beberapa bodyguard sudah menunggu dan membungkuk hormat saat dirinya turun dari dalam mobil.

"Dimana dia?" Tanya Max sambil meneliti keadaan di sekelilingnya.

"Disana Tuan, sedang belajar berselancar," tunjuk seorang wanita yang diperintahkan nya untuk menjadi asisten pribadi Rubbi.

Max terdiam menatap pemandangan itu, sebuah smirk terlihat di sudut bibirnya. Dengan cepat ia membuka jaz dan kemeja yang di pakainya lalu membuka celananya dan menyisahkan celana celvin klein hitamnya membuat sebagian bodyguard memalingkan wajahnya.

"Rapihkan ini semua," ujarnya sebelum melangkah bak model kearah tempat peminjaman papan selancar.

Pria itu mengambil papan selancar berwarna putih dan membawanya menuju tepi pantai, matanya melirik Rubbi yang masih belum menyadari keberadaanya. Namun tak lama pandangan gadis itu mengarah padanya dan sukses membuat Rubbi membolakan matanya.

"Max!!" Serunya.

Max terus berjalan dan mulai menaiki papan selancarnya mengacuhkan panggilan Rubbi yang sudah menepi. Pria itu berselancar seprti atlet profesional karena memang sejak berkuliah ia memiliki hobi berselancar.

Rubbi yang melihat keahlian Max dalam berselancar secara spontan menggigit bibirnya gemas, bagaimana tidak. Tubuh seksi dengan sebuah tato di punggungnya membuat Rubbi benar-benar ingin memiliki pria itu.

Namun bahunya segera merosot turun saat ia sadar pria ini tidak sesempurna bayanganya. Rubbi menjambak rambutnya frustasi membayangkan hal itu.

"Apa yang kau lakukan? Menjambak rambutmu seperti orang bodoh?" Rubbi terkejut saat Max sudah berdiri di hadapanya.

"Tidak. Aku hanya ingin bertanya," Rubbi mentap wajah Max yang justru mebuang wajahnya ke arah lain. "Kenapa kamu bisa disini Max?" Tanyanya.

"Jelas kau lihat aku berselancar, apa kau pikir aku kesini untuk melihatmu berselancar dengan pria lain!?" Ujar Max sengan nada sarkas.

"Wahh nada bicaramu sangat bagus, untuk peran antagonis," balas Rubbi lalu pergi.

Rubbi berjalan kearah mobilnya, sedangkan Max mengikutinya dari belakang. Saat Rubbi memasuki mobilnya Max justru ikut masuk kedalam nya.

"Hei Max!? Aku ingin mengganti bajuku, keluarlah." Seru Rubbi.

"Pakailah ini, kita akan ke villa pribadiku di dekat sini," ujar Max memberikan kemeja kantornya yang terlihat sangat besar untuk Rubbi.

Rubbi memilih diam dan memakai kemeja max dengan asal, hal itu tidak luput dari lerhatian Max. Sambil memakai celana kantornya Max melirik kearah paha Rubbi yang masih terlihat.

"Tutupi pahamu itu, bentuknya sangat jelek." Ujar Max menarik kemeja itu menutupi seluruh Paha Rubbi.

"Benarkah? Jelak atau kau mulai bernapsu pada ku dan melupakan kekasihmu itu?" Ucap Rubbi yang sukses membuat supir yang membawa mereka terbatuk karena canggung.

Max menarik Rubbi mendekat padanya, lalu berbisik sangat dekat di telinga gadis itu.

"Kita bicarakan ini setelah kita sampai, di villa milikku."

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Sasa
mulai seru ne,jan klmaan dunk up'y
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status