“Aku ingin kau melakukan tes DNA antara Jessy dan Adrian McKell.”
Permintaan Earth kali ini membuat Malvis terkejut. “Apakah maksudmu Adrian McKell adalah ayah Jessy?”
“Tes DNA akan memberikan jawaban dari pertanyaanmu. Aku ingin hasilnya dalam waktu dekat ini.”
Ucapan Earth sudah memberikan jawaban bagi Malvis. Jessy selalu memberikan kejutan yang tidak bisa ia prediksi. Dari penyelamat Earth, hingga ke putri Adrian McKell. Entah apa lagi kejutan yang nanti akan terungkap tentang Jessy.
“Baiklah. Aku akan memberikan padamu hasilnya dalam waktu dekat ini.”
“Dan tentang Aurora McKell. Aku ingin artikel tentang wanita itu tetap menjadi nomor satu di media sosial. Satu lagi, cari tahu kebusukan Geralda Cartier, aku ingin wanita itu merasakan kehancuran.”
Lagi-lagi Malvis menjawab dengan kata ‘baiklah’. Akhir-akhir ini ia mendapatkan banyak pekerjaan tambahan. Dan semuanya t
“Kakek, sejak kapan Kakek ada di sini?” Jessy bertanya pada Max yang saat ini berada di restorannya dengan seorang pria yang seumuran dengan Max.“Kakek baru saja tiba, Jess.” Max membalas diakhiri dengan senyuman. “Duduklah.” Max meminta Jessy untuk duduk di sebelahnya.“Ini adalah teman kakek. Namanya Aarav Cayden.” Max memperkenalkan sahabatnya pada Jessy.Sedikit banyak Jessy mengetahui tentang Aarav. Max telah menceritakan beberapa hal padanya. Seperti pria itu adalah seorang mantan atlet catur ketika masih berusia belasan tahun. Lalu berhenti menjadi atlet karena menjadi anggota satuan militer. Max selalu bercerita tentang Aarav dengan wajah bahagia, hubungan keduanya tergambar baik dari mimik wajah Max.“Selamat pagi, Kakek Aarav. Senang berjumpa denganmu.” Jessy menyapa Aarav ramah. Ia kini tersenyum manis.Tak ada reaksi dari Aarav, pria itu hanya menatap wajah Jessy tanpa b
“Sayang, kenapa tidak memberitahuku jika ingin datang?” Caroline bangkit dari tempat duduknya. Ia melepaskan kuas yang ia pegang. Mengelap tangannya yang kotor karena cat.“Apakah aku mengganggumu?” tanya Earth.Caroline tersenyum hangat. Ia memeluk Earth kemudian mencium bibir Earth sekilas.“Tidak. Kehadiranmu tidak pernah menggangguku,” jawabnya lembut.“Aku datang ke sini karena ada sesuatu yang ingin aku bicarakan denganmu,” seru Earth. Wajahnya kini terlihat begitu serius.Caroline mengerutkan keningnya. “Sepertinya itu sangat penting. Duduklah dahulu, aku akan membuatkan minuman untukmu.” Ia kemudian melangkah meninggalkan Earth.Di dapur galeri miliknya, Caroline merasa dadanya tidak enak. Entah apa yang akan dikatakan oleh Earth, tapi ia memiliki firasat buruk sekarang.Mencoba untuk mengenyahkan perasaan tidak enak itu, Caroline membuatkan teh lemon untuk Earth. Kem
Pagi tiba, suhu tubuh Earth sudah normal, tapi wajah pria itu masih terlihat pucat. Jessy telah terjaga lebih dahulu dari Earth yang saat ini masih terlelap.Jessy mencoba untuk bangkit perlahan tanpa membangunkan Earth. Ia akan membuatkan bubur untuk Earth, lalu setelah itu memberikan obat pada Earth lagi.“Sebentar lagi, Jess. Aku masih ingin tidur.” Earth mengeratkan pelukannya pada perut Jessy.“Kau masih belum merasa lebih baik?” tanya Jessy. Ia mengurungkan niatnya untuk pergi ke dapur.“Sudah lebih baik, tapi kepalaku masih terasa sedikit berat.”“Mungkin kau akan terserang flu,” sahut Jessy. “Aku akan menghubungi dokter agar kau segera ditangani.”“Tidak perlu, Jess. Aku hanya butuh istirahat beberapa saat, setelahnya aku akan baik-baik saja.”“Baiklah, kalau begitu istirahatlah.” Jessy menggerakan tangannya memeluk Earth.Dengkuran halu
Pukul 8 malam, Earth tiba di kediaman Max. Ia pikir hanya ada kakeknya di sana, tapi ternyata ada Elordi McKell, ayah mertua Geralda.“Selamat malam, Kakek.” Earth menyapa Max. Ia mengambil tempat duduk tanpa memberikan sapaan pada Elordi yang menatap Earth dengan tatapan tidak senang.“Apa yang sudah kau lakukan pada Geralda dan Aurora?” Elordi segera bertanya. Nada bicaranya tidak bersahabat sama sekali.Pria ini sudah tidak senang karena Earth menolak dijodohkan dengan cucunya, dan sekarang ia semakin tidak senang dengan Earth karena Earth mengusik menantu dan cucunya.“Apakah Anda tidak bertanya pada cucu dan menantu Anda terlebih dahulu sebelum Anda pergi ke sini?” Earth membalas dengan pertanyaan.“Aku tidak tahu apa yang sudah mereka lakukan, tapi jika kau melakukannya karena seorang Jessy, maka tindakanmu tidak bisa aku tolerir,” tekan Elordi. Pria tua itu berpikir bahwa semua yang terja
“Aku akan mengantarmu ke restoran.” Earth meletakan lap mulutnya kembali ke meja. Ia melihat ke arah Jessy yang baru saja meminum susu hangat.“Restoranku dan kantormu berlainan arah. Aku tidak ingin merepotkanmu,” balas Jessy.“Kau tidak merepotkan sama sekali, Jess. Mulai hari ini kita akan berangkat kerja bersama. Dan aku akan menjemputmu.”“Jika kau memaksa maka baiklah,” seru Jessy disertai dengan senyuman.“Berangkat sekarang?”Jessy menganggukan kepalanya. “Ya, ayo.”Keduanya melangkah bersama, keluar dari kediaman mereka dan masuk ke dalam mobil Earth.“Ke restoran Nyonya Jessy.” Earth bicara pada sopirnya.“Baik, Tuan,” balas sopir Earth.“Jessy, lihat ke sini.” Earth meminta istrinya untuk menghadapnya.Jessy mengikuti mau Earth. Ia sedikit menjadi kaku ketika tangan Earth bergerak ke arah ke
Gaun berwarna biru tua telah membungkus tubuh sempurna Jessy. Gaun tanpa lengan itu memperlihatkan bagian bahu Jessy dengan baik. Di lehernya terdapat sebuah kalung berbentuk sederhana dengan harga luar biasa. Ia mengenakan antingan yang senada dengan bentuk kalungnya.Malam ini Jessy mengenakan riasan bold yang membuatnya terlihat semakin seksi dan elegan.Rambut panjang Jessy dicepol, bagian depannya terlihat rapi. Lehernya yang indah terlihat begitu menggoda.Setelah memperhatikan dirinya di cermin, Jessy meninggalkan kamarnya. Di bawah Earth sudah menunggunya.Kaki Jessy menuruni anak tangga. Ia melangkah dengan anggun, persis seperti yang diajarkan oleh Clara. Ia kini terlihat seperti seorang putri dari negeri dongeng. Cantik, menawan dan elegan.Earth yang baru saja selesai menerima panggilan hendak menjemput Jessy ke kamar, tapi langkahnya terhenti ketika ia melihat Jessy sudah berada di anak tangga terakhir.Mata Earth tidak be
Cerita mengalir dari mulut Anneth, tentang bagaimana ia akhirnya bisa bersama dengan Ellard. Ia dijadikan jaminan oleh ayahnya ketika sang ayah meminjam uang pada Ellard. Anneth tidak tahu bagaimana ayahnya bisa mengenal Ellard, tapi ia yakin Ellard lah yang datang pada ayahnya. Iblis seperti Ellard tahu benar bagaimana cara menjebak seseorang.Ellard jelas tahu bahwa ayahnya tidak akan pernah mungkin bisa mengembalikan uang yang dipinjamnya.Ia pikir dengan ia menyerahkan diri pada Ellard, pria itu akan membebaskan ayahnya, tapi ternyata ia salah. Ayahnya masih tetap berada di penjara dengan alasan bahwa ayahnya telah mencuri kokain milik Ellard dan menjualnya tanpa izin.Anneth hanya menceritakan tentang detail kejadian itu, tapi ia tidak menceritakan bagaimana hari-hari yang ia lalui ketika bersama Ellard. Ia tidak ingin Jessy tahu bahwa ia menerima perlakuan yang sangat tidak menyenangkan. Ellard terkadang memperlakukannya seperti seorang pelacur. Memaksanya
“Apa yang terjadi padamu, Malvis?” Earth menatap datar Malvis yang saat ini terbaring di ranjang rumah sakit. Meski wajahnya terlihat tenang, Earth cukup mengkhawatirkan Malvis.“Aku mengalami kecelakaan saat hendak pergi ke pesta Ellard.” Malvis mengingat kejadian semalam. Saat sebuah mobil besar melaju ke arahnya dengan kecepatan tinggi, beruntung ia hanya menabrak pohon besar di sisi kiri jalan. Ia pikir hari itu akan jadi hari terakhirnya hidup di dunia, tapi syukurlah ia masih diberikan Tuhan kesempatan.Malvis tidak ingin mati dalam keadaan perjaka. Ia takut akan ditertawakan oleh orang-orang yang mengenalnya.“Kenapa kau tidak mengabariku semalam.”“Aku tidak ingin merusak pesta Ellard. Kalian mungkin akan mengkhawatirkanku.”“Bagaimana kecelakaan itu bisa terjadi?”“Aku tidak tahu. Sebuah mobil besar melaju kencang. Jelas sekali jika sopir mobil itu ingin membunuhku. N