Share

Chapter 8

Pagi harinya Keyra sudah bersiap dengan pakaian milliknya. Saat ini jam menunjukan pukul 9 pagi dan kegiatan belajar mengajar masih belum di mulai. Dia masih mempunyai waktu satu hari sebelum kegiatan belajar mengajar.

"Ayo semangat cari uang" kata Keyra dengan nada semangat dan berjalan keluar kamar.

Dengan langkah semangat Keyra berjalan ke arah pintu keluar asrama.

"Bahagianya diriku, akhirnya dapet kerja di Jakarta" kata Keyra dengan senyum bahagia dan kaki yang masih berjalan dengan langkah lebar.

Beberapa menit kemudian langkahnya terhenti di halte dekat asrama. Dengan tenang Keyra duduk di kursi dan menunggu kendaraan umum datang. Tak berselang lama bus yang Keyra tunggu datang dan berhenti di depan halte. Dengan langkah sedikit terburu, Keyra berjalan memasuki bus. Saat Keyra memasuki bus ternyata sudah tak ada tempat yang tersisa untuknya. Dengan pasrah Keyra berdiri di dalam bus hingga sampai di tujuan. 

Beberapa menit telah berlalu dan sebentar lagi Keyra sampai. Setelah dia turun dari bus, dengan langkah kecil dia berjalan menuju alamat yang ada di dalam kartu kecil tadi. Tak lama akhirnya dia sampai di tempat tujuan, dengan heran Keyra menatap kesekelilingnya guna mencari seseorang.

"Oy, gue di sini!" kata seseorang dengan nada cuku keras. Saat Keyra mencari asal suara ternyata itu suara milik Viki. Dengan langkah pelang Keyra berjalan ke arah tempat Viki berada.

"Gue kira lu bakal ke sini nanti sore" kata Viki dengan nada santai.

"Kuliah gue belum mulai, jadi bisa ke sini lebih cepet" kata Keyra dengan nada suara malas.

"Bagus kalau gitu. Ikut gue" kata Viki sambil menarik tangan Keyra. Dengan pasrah Keyra mengikuti langkah Viki. Tak lama kemuadian mereka sampai di salah satu cafe yang ada di daerah itu.

"Hari ini gue mau ngenalin elu sama temen gue. Berhubung gue gak sendiri bangun cafe ini jadi gue butuh persetujuan dia buat lu kerja di sini" jelas Viki dengan nada suara tenang sambil membuka pintu cafe dan memberi akses untuk Keyra masuk. Dengan tenang Keyra memasuki cafe dan menatap ke sekeliling.

"Ini cafe baru di bangun, sekitar dua mingguan tapi tenang aja kita ada uang buat gaji lu" kata Viki dengan tenang sambil menatap ke arah Keyra.

"Terus temen lu mana?" tanya Keyra dengan raut wajah bingung saat tak melihat siapa pun di cafe itu. Hanya ada beberapa pelanggan.

"Dia ada di dapur kalau gak salah" kata Viki dengan tenang. Mendengar perkataan Viki barusan, Keyra hanya membalas dengan anggukan kepala kecil.

"Namanya Bara, sikapnya agak dingin dan omonganya sedikit nyelekit. Kalau dia bicara gak baik sama elu jangan di bawa ke hati" kata Viki memperingati.

Keyra yang mendengar nama yang di sebutkan oleh Viki ada rasa sedikit terkejut yang hinggap di hatinya.

'Seharusnya gue tau akan ada kemungkina gue ketemu sama mereka di Jakarta, tapi kenapa gue masih belum terbiasa?' batin Keyra dengan lesu dan sedih.

"Woy! Ngapain diem aja di situ? Ayo buruan!" kata Viki dengan nada suara tak santai.

"Ck, kalau gue gak butuh elu, udah gue sleding tuh kepala" gumang Keyra dengan nada suara lirih. Dengan langkah malas Keyra mulai menyusul langkah Viki menuju ke tempat Bara berada.

"Bar, nih gue bawa cewek yang gue ceritain kemarin. Namanya Keyra" kata Viki memperkenalkan Keyra kepada Bara.

Bara yang mendengar perkataan viki barusan hanya menatap ke arah Keyra dengan pandangan menilai dan merendahkan.

"Cih, badan kecil kayak gini emang hisa kerja?" kata Bara dengan nada suara remeh. 

Keyra yang mendengar itu menatap ke arah Bara dengan tatapan mata tak percaya dan permusuhan.

"Jangan nilai dari penampilan, kecil-kecil kayak gini tapi bisa bermanfaat" kata Viki membela Keyra.

"Tubuh gue emang kecil tapi tenaga gue bisa di uji coba" kata Keyra dengan yakin.

"Uji coba kayak gimana? Mindahin cafe ini ke pusat kota bisa?" tanya Bara dengan nada santai.

"Gue emang gak bisa mindahin cafe ini ke pusat kota tapi gue bisa mindahin lu dari alam dunia ke alam akhirat" kata Keyra dengan kesal.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status