Pagi harinya Keyra sudah bersiap dengan pakaian milliknya. Saat ini jam menunjukan pukul 9 pagi dan kegiatan belajar mengajar masih belum di mulai. Dia masih mempunyai waktu satu hari sebelum kegiatan belajar mengajar.
"Ayo semangat cari uang" kata Keyra dengan nada semangat dan berjalan keluar kamar.
Dengan langkah semangat Keyra berjalan ke arah pintu keluar asrama.
"Bahagianya diriku, akhirnya dapet kerja di Jakarta" kata Keyra dengan senyum bahagia dan kaki yang masih berjalan dengan langkah lebar.
Beberapa menit kemudian langkahnya terhenti di halte dekat asrama. Dengan tenang Keyra duduk di kursi dan menunggu kendaraan umum datang. Tak berselang lama bus yang Keyra tunggu datang dan berhenti di depan halte. Dengan langkah sedikit terburu, Keyra berjalan memasuki bus. Saat Keyra memasuki bus ternyata sudah tak ada tempat yang tersisa untuknya. Dengan pasrah Keyra berdiri di dalam bus hingga sampai di tujuan.
Beberapa menit telah berlalu dan sebentar lagi Keyra sampai. Setelah dia turun dari bus, dengan langkah kecil dia berjalan menuju alamat yang ada di dalam kartu kecil tadi. Tak lama akhirnya dia sampai di tempat tujuan, dengan heran Keyra menatap kesekelilingnya guna mencari seseorang.
"Oy, gue di sini!" kata seseorang dengan nada cuku keras. Saat Keyra mencari asal suara ternyata itu suara milik Viki. Dengan langkah pelang Keyra berjalan ke arah tempat Viki berada.
"Gue kira lu bakal ke sini nanti sore" kata Viki dengan nada santai.
"Kuliah gue belum mulai, jadi bisa ke sini lebih cepet" kata Keyra dengan nada suara malas.
"Bagus kalau gitu. Ikut gue" kata Viki sambil menarik tangan Keyra. Dengan pasrah Keyra mengikuti langkah Viki. Tak lama kemuadian mereka sampai di salah satu cafe yang ada di daerah itu.
"Hari ini gue mau ngenalin elu sama temen gue. Berhubung gue gak sendiri bangun cafe ini jadi gue butuh persetujuan dia buat lu kerja di sini" jelas Viki dengan nada suara tenang sambil membuka pintu cafe dan memberi akses untuk Keyra masuk. Dengan tenang Keyra memasuki cafe dan menatap ke sekeliling.
"Ini cafe baru di bangun, sekitar dua mingguan tapi tenang aja kita ada uang buat gaji lu" kata Viki dengan tenang sambil menatap ke arah Keyra.
"Terus temen lu mana?" tanya Keyra dengan raut wajah bingung saat tak melihat siapa pun di cafe itu. Hanya ada beberapa pelanggan.
"Dia ada di dapur kalau gak salah" kata Viki dengan tenang. Mendengar perkataan Viki barusan, Keyra hanya membalas dengan anggukan kepala kecil.
"Namanya Bara, sikapnya agak dingin dan omonganya sedikit nyelekit. Kalau dia bicara gak baik sama elu jangan di bawa ke hati" kata Viki memperingati.
Keyra yang mendengar nama yang di sebutkan oleh Viki ada rasa sedikit terkejut yang hinggap di hatinya.
'Seharusnya gue tau akan ada kemungkina gue ketemu sama mereka di Jakarta, tapi kenapa gue masih belum terbiasa?' batin Keyra dengan lesu dan sedih.
"Woy! Ngapain diem aja di situ? Ayo buruan!" kata Viki dengan nada suara tak santai.
"Ck, kalau gue gak butuh elu, udah gue sleding tuh kepala" gumang Keyra dengan nada suara lirih. Dengan langkah malas Keyra mulai menyusul langkah Viki menuju ke tempat Bara berada.
"Bar, nih gue bawa cewek yang gue ceritain kemarin. Namanya Keyra" kata Viki memperkenalkan Keyra kepada Bara.
Bara yang mendengar perkataan viki barusan hanya menatap ke arah Keyra dengan pandangan menilai dan merendahkan.
"Cih, badan kecil kayak gini emang hisa kerja?" kata Bara dengan nada suara remeh.
Keyra yang mendengar itu menatap ke arah Bara dengan tatapan mata tak percaya dan permusuhan.
"Jangan nilai dari penampilan, kecil-kecil kayak gini tapi bisa bermanfaat" kata Viki membela Keyra.
"Tubuh gue emang kecil tapi tenaga gue bisa di uji coba" kata Keyra dengan yakin.
"Uji coba kayak gimana? Mindahin cafe ini ke pusat kota bisa?" tanya Bara dengan nada santai.
"Gue emang gak bisa mindahin cafe ini ke pusat kota tapi gue bisa mindahin lu dari alam dunia ke alam akhirat" kata Keyra dengan kesal.
"Gue emang gak bisa mindahin cafe ini ke pusat kota tapi gue bisa mindahin lu dari alam dunia ke alam akhirat" kata Keyra dengan kesal."Emang lu bisa?" tanya Bara dengan senyum remeh."Mau gue buktiin?" kata Keyra sambil menatap kesal ke arah Bara."Udah elah, malah berantem" kata Viki dengan nada suara malas."Dia yang mulai duluan" kata Keyra dengan kesal dan mengalihkan pandangannya dari Bara."Gue gak butuh karyawan yang baperan" kata Bara dengan datar dan berjalan meninggalkan Viki dan Keyra dengan raut wajah cengoh."Lah ngambek kek perawan" kata Keyra dengan nada suara cukup keras dan berhasil membuat Bara menghentikan langkahnya."Bilang apa lu tadi?" kata Bara dengan raut wajah datar."Ngambekan kek perawan kurang asupan" kata Keyra dengan tenang dan menatap ke arah Bara dengan tatapan menantang.Bara yang di tatap seperti itu hanya berdiam diri di tempat sambil menatap ke arah Keyra dengan sorot mata yang suli
Keyra melakukan pekerjaannya dengan senyum senang dan bahagia. Di dalam kesibukannya tiba-tiba dering ponselnya berbunyi menandakan ada panggilan masuk.“Bang Dimas?” gumang Keyra saat melihat nama sang penelefon. Setelah itu dengan gerakan tenang Keyra mengangkat panggilan tadi.‘Halo dek’ kata Dimas dengan nada judes.“Iya, ada apa bang?” tanya Keyra dengan polosnya.‘Ada apa lu bilang? Bagus ya, baru juga sehari di sana udah lupa sama yang di rumah!’ kata Dimas dengan kesal.“Hehe, maap atuh bang, nama juga lupa” kata Keyra dengan sambil mengaruk kepalanya yang tak gatal.‘Mana ada lupa sampek satu hari hah?!’ kata Dimas dengan nada tak santai.“Gini loh bang, dari kemarin Keyra sibuk beres-beres sama cari kerja. Sampai lupa ngabarin” kata Keyra mencoba menjelaskan kepada Dimas.‘Nyusahin gue lu. Lu tau gak, dari kemarin ibu neror gue b
Dengan kesal Keyra duduk di bangku samping Bara dan Devan. Ada rasa canggung saat dia duduk di situ, rasanya ingin cepat-cepat pergi dari sana. Mencoba untuk mencari kesibukan Keyra mulai fokus ke ponselnya.“Udah makan?” tanya Bara sambil menatap ke arah Keyra.“Udah” balas Keyra dengan bingung.“Ya udah” kata Bara dan kembali fokus ke teman-temannya.“Oh iya, lu belum tau kita siapa ya?” kata Fito dengan senyum manisnya.‘Udah tau gue’ batin Keyra dengan malas.“Nama gue Fito yang ada di samping kiri lu Devan dan yang sampingnya Devan itu David” kata Fito mulai memperkenalkan diri mereka.“Halo gue Keyra” balas Keyra dengan senyum canggung.“Umur lu berapa?” tanya Fito mulai mencairkan suasana.“Kalau gak salah 20 tahun” kata Keyra dengan tak yakin.“Gue kira 18 tahun” balas Viki dengan nada ta
Di depan cafe Keyra mulai bisa mengambil nafas lega, seperti tahanan yang baru terbebas dari penjara. Devan yang melihat gerak gerik Keyra dari belakang sedikit mengerutkan dahinya.‘Gue masih gak paham sama situasi sekarang. Apa yang gue lewati setelah kembali ke tubuh gue? Kenapa banyak yang berubah?’ batin Keyra dengan heran.“Lu kenapa?” tanya Devan dengan heran.“Emang gue kenapa?” tanya Keyra balik.“Gerak gerik lu kayak tahanan baru keluar dari penjara” kata Devan dengan datar.“Ah, mungkin gue lega karena bisa pulang” kata Keyra dengan tenang.“Oh” balas Devan dan ingin berjalan meninggalkan Keyra sendiri tapi terhenti karena panggilan seseorang.“Devan” panggil Keyra dengan ragu.“Apa?” balas Devan dengan datar.“Emm, gue mau tanya sama elu” kata Keyra sambil menatap ke arah Devan.“Apa?&rdquo
Di salah satu lorong universitas A terlihat seorang gadis sedang berjalan dengan raut wajah bahagia.“Akhirnya gue bisa jadi mahasiswi di sini” gumang Keyra dengan nada suara bahagia.“Senangnya hati ini” kata Keyra dengan senyum manisnya.‘Udah lama gak ngerasain suasana kayak gini’ batin Keyra sambil menatap ke sekelilingnya.Dengan langkah pelan Keyra berjalan ke arah aula kampus berada. Di sepanjang lorong aula kampus tak banyak mahasiswa yang berlalu lalang hanya beberapa mahasiswa yang berkepentingan.Saat ini Keyra sedang menikmati suasana kampus sambil mengenang masa-masa sekolahnya dulu.Di lain sisi.Saat ini Arka sedang sibuk menyiapkan semuanya. Sebagai ketua grup pekerjaannya cukup banyak. Dia sudah berada di kampus dari pukul 6 pagi tadi.Dengan langkah santai Arka berjalan ke arah aula kampus sambil membaca laporan yang ada di tangannya. Dia juga tak tahu bagaimana ca
Sudah hampir satu jam semenjak acara penyambutan mahasiswa/i baru di mulai. Di sepanjang acara, Keyra memperhatikan dengan malas dan acuh. Sebenarnya dia sudah cukup malas mendengar pidato dari beberapa orang di depan. Dia berharap acara ini segera berakhir.‘Nih beo satu juga gak bisa diem dari tadi’ batin Keyra yang sudah merasa malas dengan suara bising dari Ami.“Acara selanjutnya penyambutan dari mahasiswa yang mendapatkan nilai terbaik di semester ini, dipersilahkan kepada ananda Arka untuk menaiki podium” kata sang pembawa acara dengan bahagia.“Arka?” gumang Keyra dengan raut wajah sedikit terkejut.‘Gak mungkin orang yang samakan?’ batin Keyra dengan cemas.“Kamu kenal Key?” tanya Ami dengan heran.“Enggak” balas Keyra dengan santai.Arka mulai berjalan menuju podium dengan raut wajah datar dan anehnya itu yang membuat beberapa kaum Hawa berisik.
Keyra masih berdiam diri di tempat karena merasakan sakit di dahinya.“Isshh, sakit jidat gue” gumang Keyra sambil mengelus dahinya.“Lu gak apa-apa?” tanya orang tadi dengan nada sedikit cemas.“Hm, gue gak apa-apa” kata Keyra dengan senyum manisnya.‘Tapi jidat gue yang kenapa-napa’ lanjut Keyra di dalam hatinya dengan perasaan kesal.“Kalau lu baik-baik aja, gue cabut dulu” kata cowok tadi dengan datar dan berlalu pergi begitu saja.“Lah?” kejut Keyra sambil menatap tak percaya ke arah cowok tadi.“Ck! Siapa sih tuh orang?” kata Keyra dan kembali berjalan menyusuri rak-rak perpustakaan.>》CafeSaat ini Keyra sedang membersihkan meja yang ada di Cafe tempatnya bekerja. Keyra melakukan pekerjaannya dengan raut wajah bahagia dan semangat. Saat sibuk membersihkan meja tiba-tiba pintu Cafe terbuka.“Selamat datang di Cafe...
Sudah hampir dua minggu Keyra hidup di Jakarta dan sejauh ini tak ada masalah yang menimpa dirinya. Hari-harinya di habiskan dengan belajar dan bekerja. Hubungannya dengan Bara dan kawan-kawan juga semakin baik tapi ada saja yang tak suka dengan kehadiran Keyra di tengah-tengah mereka, siapa lagi kalau bukan Natasya. Setiap hari pasti ada masanya di mana Natasya buat Keyra kesusahan dan saat itulah Viki datang untuk membantu. Dalam waktu dua minggu juga Keyra sering bertemu dengan Arka tapi hanya sebatas bertatap tidak lebih.Saat ini Keyra sedang sibuk menyalin catatan di kelasnya. Di dalam kelas masih ada beberapa orang dan yang lainnya sudah hilang mencari makan.“Masih lama?” tanya Ami sambil menatap Keyra dengan lesu.“Sebentar lagi, duluan aja kalau udah lapar” kata Keyra tanpa mengalihkan pandangannya dari bukunya.“Nungguin kamu sekalian aja, sebentar lagi kamu selesai” kata Ami dengan nada suara lirih dan kemba