Share

Chapter 7

Author: Fitri
last update Last Updated: 2021-09-19 11:04:06

"Buruan bangun, betah amat di sana mas" kata Keyra sambil menyodorkan tangannya.

"Lu yang gak mau bantuin gue" kata Viki sambil menerima uluran dari Keyra.

"Lu yang gak tau diri, bangun sendiri kek. Lemah amat jadi cowok" kata Keyra dengan nada tak suka.

"Ini pertama kalinya gue ketemu sama elu kan? Tapi kenapa elu nyolot banget sama gue" kata Viki dengan nada tak suka.

"Karena elu nyusahin" kata Keyra dan mulai berjalan ke arah teras rumah orang sambil membopong tubuh berat Viki.

"Gue juga gak mau nyusahin" kata Viki dengan malas.

Dengan perlahan Keyra meletakkan Viki di lantai teras.

"Kenapa bisa jatuh?" tanya Keyra dengan datar sambil menatap ke arah Viki dengan malas.

"Mana gue tau, nasib mungkin" kata Viki dengan acuh.

"Buka jaket lu" kata Keyra dengan datar sambil mengambil tissue basah dari kantong bajunya.

Dengan perlahan Viki membuka jaketnya. Keyra yang melihat itu dengan enggan membantu Viki. Setelah jaket Viki terlepas dengan telaten Keyra membersihkan luka lecet yang ada di tubuh Viki. 

"Pelan-pelan woy!" kata Viki dengan nada suara sedikit keras.

"Udah paling pelan elah, tahan dikit. Cowok kok lembek" kata Keyra dengan malas dan masih lanjut mengobati luka di tubuh Viki.

"Lama-lama sikap lu mirip sama orang yang gue kenal" kata Viki dengan tiba-tiba dan berhasil membuat pergerakan tangan Keyra berhenti.

"Siapa?" tanya Keyra sambil menatap Viki dengan raut wajah datar.

"Orang yang dulu paling gue gak suka, setiap kali gue lihat dia kayak ada rasa jijik tersendiri dan sekarang gue ngerasa kesel sendiri sama diri gue" kata Viki dan menghindari kontak mata dengan Keyra.

"Lah? Kenapa lu jijik sama diri lu sendiri?" tanya Keyra dengan tangan yang kembali membersihkan luka di tubuh Viki.

"Karena gue terlalu bodoh, gampang percaya sama omongan orang. Kalau aja gue bisa, gue mau minta maaf sama dia dan jadi temennya" kata Viki dengan sedih.

"Ya tinggal minta maafkan? Gitu aja di buat susah" kata Keyra dengan santai.

"Sayangnya dia udah meninggal sebelum gue minta maaf, semoga aja dia mau maafin kesalahan gue" kata Viki dengan tatapan penuh sesal.

"Kayaknya dia belum maafin elu" kata Keyra dengan santai.

'Sampai sekarang gue masih kesel sama elu ogeb' batin Keyra dengan kesal.

"Tau dari mana elu, gak usah sok tau lu" kata Viki dengan nada suara kesal.

"Yah, gue cuma nebak aja sih" kata Keyra dengan tenang.

"Udah selesai" kata Keyra dan bangkit dari duduknya.

"Lain kali hati-hati" kata Keyra dan ingin berjalan meninggalkan Viki sendirian.

"Mau ke mana lu?" tanya Viki dan berusaha bangun dari duduknya.

"Cari kerja" kata Keyra dengan lesu.

"Cari kerja?" gumang Viki dengan nada bertanya.

"Gue pergi dulu, bye" kata Keyra dan berjalan menjauh dari Viki.

"Kalau lu butuh kerja gue bisa bantu. Angep aja sebagai ucapan terimakasih gue" kata Viki dengan senyum manisnya.

"Yakin lu? Tapi gue kuliah" kata Keyra dengan nada cukup pelan.

"Itu bisa di atur. Besok lu ke alamat ini" kata Viki sambil menyerahkan kertas kepada Keyra.

"Beneran nih?" tanya Keyra dengan nada tak percaya.

"Hm, setelah pulang kuliah lu ke alamat itu. Bye" kata Viki dan berjalan menuju ke motornya berada.

Sepeninggalan Viki, Keyra sangat senang karena akhirnya dia mendapat pekerjaan.

"Senengnya, mungkin gue bisa maafin elu" kata Keyra dengan senyum bahagia.

"Kayaknya udah banyak berubah setelah kejadian itu" gumangnya sambil menatap langit sore.

"Entahlah, bukan urusan gue juga" kata Keyra dan berjalan kembali meninggalkan tempatnya berdiri.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • A different soul 2   Chapter 177 (Tamat)

    Beberapa hari setelah hari di mana Keyra pergi ke makan Arka. Belakangan hari ini kondisinya mulai membaik walau perlahan. Tapi itu semua sudah membuat keluarganya bahagia, Bima juga sering menjenguk Keyra walau di sela-sela kesibukannya dengan perusahaan. Saat ini Keyra sedang sendirian di dalam ruang inapnya. Tadi ada Satria bersama Rangga tapi mereka izin pulang saat Satria menerima telepon. Dengan senyum manis Keyra menyuruh mereka pulang. Mereka punya kesibukan masing-masing dan Keyra tak bisa menahan mereka di sini, Keyra tahu itu. Keyra berbaring di atas berangka dengan mata yang mencoba memejamkan matanya. Di saat dia ingin berselancar ke alak mimpinya saat itu pula suara pintu terbuka membuatnya kembali ke dunia nyata. “Lu tidur kak?” tanya orang itu sambil menatap ke sosok Keyra yang menutup matanya. “Enggak gue cuma tutup mata” ucap Keyra berbohong dan dengan pelan dia membuka matanya. “Gue kira kehadiran gue nganggu elu kak” ucapny

  • A different soul 2   Chapter 176

    Ami hanya diam membisu, bingung ingin membalas seperti apa. Dia merasa kasihan kepada sosok Keyra di depannya.“Mi gue mau ke Arka” ucap Keyra dengan raut wajah tak berdaya.“Gue-“ ucap Ami terpotong oleh suara pintu terbuka.“Mau ke Arka? Mau gue anter?” tanya seseorang yang berada di abang pintu.“Boleh?” tanya Keyra dengan senyum bahagia.“Hm” balasnya dengan senyum kecil. Hatinya terasa teriris melihat kondisi Keyra saat ini.“Tapi Kak” ucap Ami dengan raut wajah tak terima.“Keyra jadi tanggung jawab gue. Kalian pernah mikir gak? Kalau sikap kalian kayak gini bukannya buat Keyra sembuh malah buat Keyra tambah sakit. Lu gak lihat kondisi Keyra yang semakin buruk dari waktu ke waktu?” kata Dika dengan raut wajah datar.“Oke, tapi gue ikut” ujar Ami dengan raut wajah datar.“Hm” balas Dika dan berjalan ke arah Ke

  • A different soul 2   Chapter 175

    Sudah hampir dua minggu Keyra di rawat dan sudah beberapa kali dia menanyakan keadaan Arka dan kondisinya. Kebanyakan orang langsung bungkam dan memasang raut wajah yang cukup mencurigakan.Dia mencoba menepis semua prasangka-prasangka buruk yang mungkin terjadi kepada Arka. Keyra selalu menanamkan kalimat ‘Dia pasti baik dan sedang dalam masa pemulihan’ dalam benaknya saat mengingat sosok Arka.Saat ini Keyra sedang sendirian, dia berniat jalan-jalan di sekitar rumah sakit. Tapi langkahnya terhenti saat dia mendengar suara seseorang yang dia kenal.“Gimana sekarang?”“Kita jujur aja, kasihan gue lihatnya”“Tapi gimana kalau kondisi Keyra memburuk setelah denger keadaan Arka sekarang?”“Itu udah konsekuensinya, kalau kita nutupin ini lebih lama. Gue gak yakin kalau Keyra bakal sehat-sehat aja. Lu lihat sendiri ‘kan? Gimana dia tiap harinya? Setiap hari dia ngelamun mikirin Arka&rdqu

  • A different soul 2   Chapter 174

    Sudah 4 hari setelah hari pemakaman Arka dan kondisi Keyra semakin hari semakin baik. Bahkan ada saatnya Keyra merespons jika ada seseorang mengajaknya berbicara terutama Mama dan abangnya.Hari ini cuaca cukup mendung, membuat seorang yang tidur di sofa semakin nyaman melanjutkan tidurnya. Bima masih terlelap di atas sofa dengan nyamannya.Di atas berangka ada sosok yang cantik sedang terlelap dengan tenang. Mata yang tadinya tertutup mulai terbuka dan berusaha menyesuaikan cahaya yang masuk ke retina matanya.Beberapa kali Keyra mengerjapkan matanya dan penciuman pertamanya menangkap bau obat-obatan.Dengan perlahan Keyra menatap ke sekelilingnya dan mendapati sosok Bima yang sedang tertidur di atas sofa. Beberapa saat dia menatap sosok Bima hingga tangannya memegang tenggorokan karena merasa kering.Dengan perlahan Keyra mengambil gelas di sampingnya dan menghabiskannya tanpa sisa.Setelah minum Keyra menerawang kejadian yang menimpanya b

  • A different soul 2   Chapter 173

    “Arka!!” teriak sang istri menyebut nama anak pertamanya, anak laki-lakinya dan penerus perusahaannya.Di tempat yang tak jauh dari mereka terlihat keluarga Keyra yang berdiri mematung dan menatap ke arah berangka tadi dengan sorot mata kosong. Pikiran mereka tiba-tiba ngeblang seperti tanah yang tandus.“Mas” panggil Mama Keyra sambil menatap ke arah jasad Arka dengan tubuh sedikit bergetar.“Tenang sayang” ucap sang suami sambil membawa sosok istrinya ke dalam dekapannya.“Dia meninggal Mas” ucap sang istri dengan nada suara bergetar.Sang suami hanya diam sambil mengusap lembut sosok istrinya yang rapuh.“Bima, kamu jaga adikmu di dalam” ucap Papanya dengan nada suara tak terbantah.“Baik Pah” balas Bima dan mulai berjalan ke dalam ruang inap adiknya.Saat dia berada di pintu dapat dia lihat sosok rapuh adiknya berada di atas berangka. Dengan perla

  • A different soul 2   Chapter 172

    Di kantin rumah sakit.“Pah, perasaan Mama gak enak” ucap Mama Arka dengan raut wajah khawatir.“Kenapa Mah?” tanya sang suami dengan raut wajah cemas saat melihat sang istri memegang dadanya dengan raut wajah khawatir.“Mama keinget Arka Pah” ucap sang istri sambil menatap ke arah suaminya dengan raut wajah khawatir dan tanpa sadar air matanya mulai menetes.“Loh? Kok nangis?” tanya sang suami dengan raut wajah cemas.“Mama mau ke Arka Pah” ucap Mama Arka dan mulai bangkit dari duduknya berlari keluar dari kantin.“Mama” panggil Papa Arka sambil menatap sosok istrinya dan tak lama dia mulai bangkit mengejar langkah kaki sang istri.“Ayo Mah” ucap Papa Keyra sambil memegang tangan istrinya. Dengan perlahan dia menuntun tubuh ringkih sang istri. Semenjak kecelakaan Mama Keyra kondisinya semakin menurun jika ingat kondisi putrinya saat ini.Mama A

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status