"Buruan bangun, betah amat di sana mas" kata Keyra sambil menyodorkan tangannya.
"Lu yang gak mau bantuin gue" kata Viki sambil menerima uluran dari Keyra.
"Lu yang gak tau diri, bangun sendiri kek. Lemah amat jadi cowok" kata Keyra dengan nada tak suka.
"Ini pertama kalinya gue ketemu sama elu kan? Tapi kenapa elu nyolot banget sama gue" kata Viki dengan nada tak suka.
"Karena elu nyusahin" kata Keyra dan mulai berjalan ke arah teras rumah orang sambil membopong tubuh berat Viki.
"Gue juga gak mau nyusahin" kata Viki dengan malas.
Dengan perlahan Keyra meletakkan Viki di lantai teras.
"Kenapa bisa jatuh?" tanya Keyra dengan datar sambil menatap ke arah Viki dengan malas.
"Mana gue tau, nasib mungkin" kata Viki dengan acuh.
"Buka jaket lu" kata Keyra dengan datar sambil mengambil tissue basah dari kantong bajunya.
Dengan perlahan Viki membuka jaketnya. Keyra yang melihat itu dengan enggan membantu Viki. Setelah jaket Viki terlepas dengan telaten Keyra membersihkan luka lecet yang ada di tubuh Viki.
"Pelan-pelan woy!" kata Viki dengan nada suara sedikit keras.
"Udah paling pelan elah, tahan dikit. Cowok kok lembek" kata Keyra dengan malas dan masih lanjut mengobati luka di tubuh Viki.
"Lama-lama sikap lu mirip sama orang yang gue kenal" kata Viki dengan tiba-tiba dan berhasil membuat pergerakan tangan Keyra berhenti.
"Siapa?" tanya Keyra sambil menatap Viki dengan raut wajah datar.
"Orang yang dulu paling gue gak suka, setiap kali gue lihat dia kayak ada rasa jijik tersendiri dan sekarang gue ngerasa kesel sendiri sama diri gue" kata Viki dan menghindari kontak mata dengan Keyra.
"Lah? Kenapa lu jijik sama diri lu sendiri?" tanya Keyra dengan tangan yang kembali membersihkan luka di tubuh Viki.
"Karena gue terlalu bodoh, gampang percaya sama omongan orang. Kalau aja gue bisa, gue mau minta maaf sama dia dan jadi temennya" kata Viki dengan sedih.
"Ya tinggal minta maafkan? Gitu aja di buat susah" kata Keyra dengan santai.
"Sayangnya dia udah meninggal sebelum gue minta maaf, semoga aja dia mau maafin kesalahan gue" kata Viki dengan tatapan penuh sesal.
"Kayaknya dia belum maafin elu" kata Keyra dengan santai.
'Sampai sekarang gue masih kesel sama elu ogeb' batin Keyra dengan kesal.
"Tau dari mana elu, gak usah sok tau lu" kata Viki dengan nada suara kesal.
"Yah, gue cuma nebak aja sih" kata Keyra dengan tenang.
"Udah selesai" kata Keyra dan bangkit dari duduknya.
"Lain kali hati-hati" kata Keyra dan ingin berjalan meninggalkan Viki sendirian.
"Mau ke mana lu?" tanya Viki dan berusaha bangun dari duduknya.
"Cari kerja" kata Keyra dengan lesu.
"Cari kerja?" gumang Viki dengan nada bertanya.
"Gue pergi dulu, bye" kata Keyra dan berjalan menjauh dari Viki.
"Kalau lu butuh kerja gue bisa bantu. Angep aja sebagai ucapan terimakasih gue" kata Viki dengan senyum manisnya.
"Yakin lu? Tapi gue kuliah" kata Keyra dengan nada cukup pelan.
"Itu bisa di atur. Besok lu ke alamat ini" kata Viki sambil menyerahkan kertas kepada Keyra.
"Beneran nih?" tanya Keyra dengan nada tak percaya.
"Hm, setelah pulang kuliah lu ke alamat itu. Bye" kata Viki dan berjalan menuju ke motornya berada.
Sepeninggalan Viki, Keyra sangat senang karena akhirnya dia mendapat pekerjaan.
"Senengnya, mungkin gue bisa maafin elu" kata Keyra dengan senyum bahagia.
"Kayaknya udah banyak berubah setelah kejadian itu" gumangnya sambil menatap langit sore.
"Entahlah, bukan urusan gue juga" kata Keyra dan berjalan kembali meninggalkan tempatnya berdiri.
Pagi harinya Keyra sudah bersiap dengan pakaian milliknya. Saat ini jam menunjukan pukul 9 pagi dan kegiatan belajar mengajar masih belum di mulai. Dia masih mempunyai waktu satu hari sebelum kegiatan belajar mengajar."Ayo semangat cari uang" kata Keyra dengan nada semangat dan berjalan keluar kamar.Dengan langkah semangat Keyra berjalan ke arah pintu keluar asrama."Bahagianya diriku, akhirnya dapet kerja di Jakarta" kata Keyra dengan senyum bahagia dan kaki yang masih berjalan dengan langkah lebar.Beberapa menit kemudian langkahnya terhenti di halte dekat asrama. Dengan tenang Keyra duduk di kursi dan menunggu kendaraan umum datang. Tak berselang lama bus yang Keyra tunggu datang dan berhenti di depan halte. Dengan langkah sedikit terburu, Keyra berjalan memasuki bus. Saat Keyra memasuki bus ternyata sudah tak ada tempat yang tersisa untuknya. Dengan pasrah Keyra berdiri di dalam bus hingga sampai di tujuan.Beberapa menit telah berlalu
"Gue emang gak bisa mindahin cafe ini ke pusat kota tapi gue bisa mindahin lu dari alam dunia ke alam akhirat" kata Keyra dengan kesal."Emang lu bisa?" tanya Bara dengan senyum remeh."Mau gue buktiin?" kata Keyra sambil menatap kesal ke arah Bara."Udah elah, malah berantem" kata Viki dengan nada suara malas."Dia yang mulai duluan" kata Keyra dengan kesal dan mengalihkan pandangannya dari Bara."Gue gak butuh karyawan yang baperan" kata Bara dengan datar dan berjalan meninggalkan Viki dan Keyra dengan raut wajah cengoh."Lah ngambek kek perawan" kata Keyra dengan nada suara cukup keras dan berhasil membuat Bara menghentikan langkahnya."Bilang apa lu tadi?" kata Bara dengan raut wajah datar."Ngambekan kek perawan kurang asupan" kata Keyra dengan tenang dan menatap ke arah Bara dengan tatapan menantang.Bara yang di tatap seperti itu hanya berdiam diri di tempat sambil menatap ke arah Keyra dengan sorot mata yang suli
Keyra melakukan pekerjaannya dengan senyum senang dan bahagia. Di dalam kesibukannya tiba-tiba dering ponselnya berbunyi menandakan ada panggilan masuk.“Bang Dimas?” gumang Keyra saat melihat nama sang penelefon. Setelah itu dengan gerakan tenang Keyra mengangkat panggilan tadi.‘Halo dek’ kata Dimas dengan nada judes.“Iya, ada apa bang?” tanya Keyra dengan polosnya.‘Ada apa lu bilang? Bagus ya, baru juga sehari di sana udah lupa sama yang di rumah!’ kata Dimas dengan kesal.“Hehe, maap atuh bang, nama juga lupa” kata Keyra dengan sambil mengaruk kepalanya yang tak gatal.‘Mana ada lupa sampek satu hari hah?!’ kata Dimas dengan nada tak santai.“Gini loh bang, dari kemarin Keyra sibuk beres-beres sama cari kerja. Sampai lupa ngabarin” kata Keyra mencoba menjelaskan kepada Dimas.‘Nyusahin gue lu. Lu tau gak, dari kemarin ibu neror gue b
Dengan kesal Keyra duduk di bangku samping Bara dan Devan. Ada rasa canggung saat dia duduk di situ, rasanya ingin cepat-cepat pergi dari sana. Mencoba untuk mencari kesibukan Keyra mulai fokus ke ponselnya.“Udah makan?” tanya Bara sambil menatap ke arah Keyra.“Udah” balas Keyra dengan bingung.“Ya udah” kata Bara dan kembali fokus ke teman-temannya.“Oh iya, lu belum tau kita siapa ya?” kata Fito dengan senyum manisnya.‘Udah tau gue’ batin Keyra dengan malas.“Nama gue Fito yang ada di samping kiri lu Devan dan yang sampingnya Devan itu David” kata Fito mulai memperkenalkan diri mereka.“Halo gue Keyra” balas Keyra dengan senyum canggung.“Umur lu berapa?” tanya Fito mulai mencairkan suasana.“Kalau gak salah 20 tahun” kata Keyra dengan tak yakin.“Gue kira 18 tahun” balas Viki dengan nada ta
Di depan cafe Keyra mulai bisa mengambil nafas lega, seperti tahanan yang baru terbebas dari penjara. Devan yang melihat gerak gerik Keyra dari belakang sedikit mengerutkan dahinya.‘Gue masih gak paham sama situasi sekarang. Apa yang gue lewati setelah kembali ke tubuh gue? Kenapa banyak yang berubah?’ batin Keyra dengan heran.“Lu kenapa?” tanya Devan dengan heran.“Emang gue kenapa?” tanya Keyra balik.“Gerak gerik lu kayak tahanan baru keluar dari penjara” kata Devan dengan datar.“Ah, mungkin gue lega karena bisa pulang” kata Keyra dengan tenang.“Oh” balas Devan dan ingin berjalan meninggalkan Keyra sendiri tapi terhenti karena panggilan seseorang.“Devan” panggil Keyra dengan ragu.“Apa?” balas Devan dengan datar.“Emm, gue mau tanya sama elu” kata Keyra sambil menatap ke arah Devan.“Apa?&rdquo
Di salah satu lorong universitas A terlihat seorang gadis sedang berjalan dengan raut wajah bahagia.“Akhirnya gue bisa jadi mahasiswi di sini” gumang Keyra dengan nada suara bahagia.“Senangnya hati ini” kata Keyra dengan senyum manisnya.‘Udah lama gak ngerasain suasana kayak gini’ batin Keyra sambil menatap ke sekelilingnya.Dengan langkah pelan Keyra berjalan ke arah aula kampus berada. Di sepanjang lorong aula kampus tak banyak mahasiswa yang berlalu lalang hanya beberapa mahasiswa yang berkepentingan.Saat ini Keyra sedang menikmati suasana kampus sambil mengenang masa-masa sekolahnya dulu.Di lain sisi.Saat ini Arka sedang sibuk menyiapkan semuanya. Sebagai ketua grup pekerjaannya cukup banyak. Dia sudah berada di kampus dari pukul 6 pagi tadi.Dengan langkah santai Arka berjalan ke arah aula kampus sambil membaca laporan yang ada di tangannya. Dia juga tak tahu bagaimana ca
Sudah hampir satu jam semenjak acara penyambutan mahasiswa/i baru di mulai. Di sepanjang acara, Keyra memperhatikan dengan malas dan acuh. Sebenarnya dia sudah cukup malas mendengar pidato dari beberapa orang di depan. Dia berharap acara ini segera berakhir.‘Nih beo satu juga gak bisa diem dari tadi’ batin Keyra yang sudah merasa malas dengan suara bising dari Ami.“Acara selanjutnya penyambutan dari mahasiswa yang mendapatkan nilai terbaik di semester ini, dipersilahkan kepada ananda Arka untuk menaiki podium” kata sang pembawa acara dengan bahagia.“Arka?” gumang Keyra dengan raut wajah sedikit terkejut.‘Gak mungkin orang yang samakan?’ batin Keyra dengan cemas.“Kamu kenal Key?” tanya Ami dengan heran.“Enggak” balas Keyra dengan santai.Arka mulai berjalan menuju podium dengan raut wajah datar dan anehnya itu yang membuat beberapa kaum Hawa berisik.
Keyra masih berdiam diri di tempat karena merasakan sakit di dahinya.“Isshh, sakit jidat gue” gumang Keyra sambil mengelus dahinya.“Lu gak apa-apa?” tanya orang tadi dengan nada sedikit cemas.“Hm, gue gak apa-apa” kata Keyra dengan senyum manisnya.‘Tapi jidat gue yang kenapa-napa’ lanjut Keyra di dalam hatinya dengan perasaan kesal.“Kalau lu baik-baik aja, gue cabut dulu” kata cowok tadi dengan datar dan berlalu pergi begitu saja.“Lah?” kejut Keyra sambil menatap tak percaya ke arah cowok tadi.“Ck! Siapa sih tuh orang?” kata Keyra dan kembali berjalan menyusuri rak-rak perpustakaan.>》CafeSaat ini Keyra sedang membersihkan meja yang ada di Cafe tempatnya bekerja. Keyra melakukan pekerjaannya dengan raut wajah bahagia dan semangat. Saat sibuk membersihkan meja tiba-tiba pintu Cafe terbuka.“Selamat datang di Cafe...