Share

Teman Rial

Dirga keluar dari dalam kamar mandi dengan handuk terlilit dilehernya, ia menatap cermin didepannya sebari mengingat kejadian semalam diapartemen Indah

Yah Indah marah terhadapnya, bahkan berapa kalipun Dirga mencoba menjelaskan Indah tak perduli jadilah Dirga pulang dalam keadaan yang semakin kacau

Tokk... Tokkk... 

Suara ketukan kamar membuat Dirga beralih menatap kearah pintu

"Siapa?" tanya Dirga

"Saya den, aden dipanggil sama nyonya." sahut bi Irah dari luar kamar Dirga 

"Ouh iya bi, bilangin tunggu bentar." sahut Dirga lagi

Dirga lantas dengan cepat berpakaian dan bersiap-siap karena pagi ini ia ada kelas pagi. 

Setelah siap Dirga menuruni anak tangga dan mendekat kearah meja makan dimana bundanya Arum tengah duduk sebari menyesap tehnya. Jangan lupakan tab ditangan kirinya,

"Morning bund-" ucap Dirga mencium pipi kiri dan kanan Arum

"Morning sayang," balas Arum "Kamu udah siap aja? Berangkat pagi?" tanyanya

Dirga yang meraih roti didepannya hanya mengangguk lalu meneguk susu yang disiapkan bi Irah padanya

"Makasih bi-" ucap Dirga tersenyum

"Dirga, bunda mau ngomong sesuatu sama kamu." ucap Arum kini meletakakkan tabnya

"Apa bund?" tanya Dirga dengan mulut yang penuh roti

"Kamu punya pacar?" tanya Arum lantas membuat Dirga menghentikan makannya

"Yah bunda cuman mau tau aja, karena akhir-akhir ini bunda liat kamu semakin boros. Dan bunda tau kamu gak akan mungkin menghabiskan uang kamu sendirian, kalaupun sama temen kamu bunda yakin gak akan sebanyak itu." ucap Arum masih dengan menatap Dirga

Dirga tak menjawab atau bahkan menggeleng, ia diam saja. Yah ia memang boros akhir-akhir ini karena harus memenuhi apa yang diinginkan oleh Indah

"Ga, kamu dengar bunda kan?"

Dirga menatap kearah Arum lalu melanjutkan makannya "Dengar kok bund,"

Arum menghela napasnya lalu menggenggam tangan Dirga

"Bunda gak ngelarang kamu buat pacaran, malahan bunda senang kalau kamu punya pacar. Tapi bunda mau kamu bertanggung jawab, dengan gak menghamburkan uang apalagi kalau gak terlalu penting. Kamu paham kan maksud bunda?" tanya Arum lagi

Dirga mengangguk pelan kearah Arum "Iyah bund, Dirga ngerti."

Ditengah obrolan Arum dan Dirga, Wanda kakak perempuan Dirga datang dengan rambut yang masih dicepol ikut duduk dimeja makan bersama dengan keduanya

"Morning bund," ucapnya mengecup pipi kanan dan kiri Arum sama seperti apa yang dilakukan Dirga

"Morning Ga," ucapnya lagi dimana hanya diangguki oleh Dirga

"Morning sayang, lo kamu gak kerja?" tanya Arum terhadap putri sulungnya itu

"Enggak, hari ini aku ada seminar jadinya masuk siang."

"Ouh. Yaudah kalau gitu bunda ke kantor duluan. Dirga kamu hati-hati jangan ngebut-ngebut bawa mobilnya."

Dirga lantas berdiri kembali mencium tangan dan pipi Arum di ikuti Wanda. 

"Take care bund-" seru Wanda lagi

Suara mobil Arum dihalaman yang perlahan menghilang membuat Wanda lantas menatap kearah Dirga yang masih mengunyah rotinya pelan

"Ga, kakak boleh nanya?" tanya Wanda membuat Dirga lantas menaikkan alisnya heran

"Kamu beli tas cewek buat siapa?" tanya Wanda membuat Dirga terdiam menatapnya

Melihat sikap Dirga yang tiba-tiba diam membuat Wanda melirik kesembarang arah

"Kakak tau kalau kakak gak berhak nanya gini, tapi kemarin kakak gak sengaja nemu struk belanjaan ditempat sampah kamar kamu." lirih Wanda berucap

"Kakak masuk kamar aku?" tanya Dirga 

"Iyah, kemarin kakak masuk kamar kamu soalnya mau minta tolong bantuin kakak mindahin lemari. Tapi kamunya gak ada," jawab Wanda menyesap jusnya

"Ouh,"

"Kakak gak mau ikut campur tapi kakak cuman mau ngasih saran sama kamu. Tolong yah jangan sampai karena perempuan kamu jadi begok, lagian kalau dia sayang sama kamu dia gak bakalan tuh minta barang-barang mewah ke kamu." tambah Wanda

"Iyah kak." jawab Dirga singkat

"Kenalin sama kakak-"

"Hah-"

Ucapan Wanda lantas membuat Dirga terperanjak kaget. Untuk pertama kalinya Wanda ingin bertemu dengan pacarnya. Padahal selama ini ia tau bahwa Wanda tak pernah perduli dengan urusannya

***

"Ini lucu deh, pesen yang ini aja." ujar Lisa pada Rial

Rial dan Lisa kini tengah melihat online shop mencari kacamata selam untuk dipakai Rial berlibur bersama dengan teman-temannya 

"Lo serius dong Liss, ini mah kacamata bocah. Mana ada tanduknya lagi apaan, yakali emang aku bahy shark apa" sahut Rial menirukan gerakan bayi hiu dengan tangannya 

Lisa terkekeh melihat ekspresi wajah Rial yang kesal disampingnya

"Ih tapi bagus tau. Itu tanduknya kek hiu gemoy-gemoy gimana gitu."

"Ah enggak-enggak. Enak aja, gue mau cari yang simple tapi keliatan berkelas gitu kalau gue yang pakek biar cewek-cewek pada pangling ngeliat gue."

"Ihiii pedee." cibir Lisa

"Emang, eh asal lo tau yah cewek mana yang gak tertarik sama gue. Mana coba sini biar gue godain,"

Farah datang dengan membawa 2 kaleng minuman ditangan kirinya, sementara tangan kanannya memegang cofee yang baru saja ia beli dari cofeeshop depan kampus

Farah menabok kepala Rial sehingga membuatnya meringis kesakitan

"Addoohhh-" pekik Rial mengusap kepalanya "Sakit anjir." 

"Ouh maaf gak liat-" seru Farah memeletkan lidahnya pada Rial

"Nih Lis, Al." ucapnya sebari memberikan 2 kaleng minuman yang dibelinya tadi

"Thankyou Far..." sahut Lisa

"Eh tapi Lis, serius yah di kampus ini yang gak ke goda sama rayuan gue itu tinggal kalian berdua doang." ujar Rial dengan bangga

"Heleh emang siapa mau ketipu sama buaya kek ello. Idih ngeri gue," 

Farah menggelengkan kepalanya amit-amit kepada Rial.

"Wah lo gak tau aja pesona seorang Arial Savian Altheza. Bisa keguncang nih kampus,"

"Hoeeekkk kantong plastik mana Liss cepetan." seru Farah menutup mulutnya

Sementara ketiganya asik tertawa, dering hp Rial membuat ia lantas sedikit menjauh memisah dari Farah dan Lisa

"Halo Ga. Ada apa, whats why brother?" tanya Rial setelah menggeser tombol hijau di hpnya

Dirga yang baru saja memasuki fakultas kampusnya berjalan pelan hendak menuju kelas

"Nggak usah sok ngengres, lo dimana?"

"Hahaha selow ae broku, gue lagi ada di taman dekat patung kuda. Kenape?" 

Dirga menghentikan langkahnya menatap keluar jendela "Lo ngapain disitu?"

"Ketemu temen lama gue. Eh lo kesini aja, sekalian gue kenalin. Mereka pada bening lo kek bihun kali aja lo minat-" bisik Rial melirik kearah Farah dan Lisa

"Ogah,"

"Hahaha canda, yaudah lo kesini aja kan kelas diundur sejam sama Bu Intan," sahut Rial

Dirga hanya menghela napasnya lalu mengiyakan panggilan Rial terhadapnya. 

Setelah menutup telfonnya, Dirga langsung menuju ke tempat dimana Rial berada

"Siapa Al?" tanya Lisa saat Rial kembali duduk didekatnya

"Temen gue mau kesini."

"Lah ngapain temen lo kesini," sahut Farah

"Yah biarin aja kali, sekalian kenalan ama kalian." seru Rial

"Ih enggak-enggak. Paling yah temen lo sifatnya gak jauh beda sama lo. Modelan kek lo hahaha-" kekeh Farah

"Wahh ngadi-ngadi lo, lo ketemu temen gue awas naksir lo yah."

"Hah, mana ada. Temen lo paling kalau gak modelan kek ello yah mungkin nerd ya gak Liss.."

Lisa hanya mengangkat bahunya tak tahu lantas membuat Farah kesal karena Lisa tak memihaknya

"Ihh Lisaa mihak gue ngapa,"

"Yah gue gak tau masalahnya temen Rial itu kek gimana. Kali aja kita ngira dia culun dan ternyata enggak gimana." ujar Lisa

"Halah gak mungkin. Gue yakin 1000% temen dia gak ada yang masuk kategori ganteng banget bahkan menghampiri enggak," tukas Farah yakin

"Wahh si keong. Awas lo kalau sampai beneran naksir entar. Gue cabutin tuh bulu mata lo." seru Rial kembali

"Riall..."

Suara barington yang memanggil nama Rial lantas membuat ketiganya menoleh kearah sumber suara. 

Rial melambaikan tangannya kepada Dirga, dimana Farah dan Lisa tertegun saat melihat sosok yang kini berjalan kearah mereka

"Titisan malaikat mana nih yang jalan kesini," seru Farah tak berkedip 

Rial mendengus "Cih gue bilang juga apa hah-" ucapnya mengusap wajah Farah dengan tangannya

"Gue lama yah-" tanya Dirga saat sampai dihadapan Rial

"Enggak kok, ouh iya ini kenalin teman gue."

Dirga melirik kearah Farah dan Lisa. Ia sedikit terkejut ketika melihat Lisa disebelah Rial.

"Loh Liss," seru Dirga dimana membuat Rial dan Farah saling menatap

"Kalian udah kenal?" tanya Rial

"Iyah, dia yang kemarin nemu rincian tugas gue." jawab Lisa

"Ouhhh jadi si Dirga, haelah gue kira siapa."

"Lo kok gak bilang kalau yang nemu rincian tugaslo cogant-" bisik Farah menyikut lengan Lisa

"Lo gak nanya-" bisik Lisa kembali 

"Eh Dir ini kenalin satu berudu-" ujar Rial memegang kepala Farah

Farah lantas menepis tangan Rial dikepalanya dan kembali tersenyum kepada Dirga didepannya

"Hay, kenalin nama aku Farah."

Dirga membalas senyum kearah Farah kemudian menjabat tangan Farah yang terulur didepannya

"Dirga temen sekelasnya Rial."

"Ehm Dirga kamu taunggak." seru Farah saat melepas jabatan tangannya

Dirga melirik kearah Rial heran "Tau apa?"

"Cita-cita aku dulu itu jadi Model, tapi setelah ngeliat kamu cita-cita aku jadi berubah buat jadi pacar kamu." ucap Farah dimana Rial dengan segera menepuk keningnya

"Adduhh sakit setan-"

Farah menutup mulutnya kaget karena kelepasan didepan Dirga

"Nyebut neng, si Dirga udah punya cewek." ujar Rial menyadarkan Farah 

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status