Share

Bab 5

Setelah pulang dari rumah Utama, kini Aiden sudah kembali ke Rumah sakit. Aiden menggenggam tangan Felly dengan lembut seolah enggan untuk melepaskannya. Apa yang harus ia lakukan saat ini, dirinya kini sedang di landa dilema besar.

Aiden menghela napasnya dengan kasar lalu ia beranjak ke kamar mandi untuk membasuh wajah nya.

Saat Aiden keluar dari kamar mandi, ia sangat terkejut kala mendapatkan tatapan tajam dari seseorang yang kini sedang berkacak pinggang dengan wajah marah nya.

"kenapa kakak gak bilang kalau kakak menikah sama Felly?" tanya Cara dengan raut wajah kesalnya.

"Kakak udah gak anggap Cara adik kakak lagi? Kenapa kakak sembunyiin ini dari Cara? Kenapa kak? Felly juga sahabat Cara hiks hiks, kenapa gak kakak gak ngomong dulu sama Cara? Apa segitu enggak penting nya Cara buat kakak?" tanya Cara sedih. Ia merasa kecewa pada Aiden karena tidak memberitahukan pada dirinya langsung. Cara malah mendapat kabar dari Farrel.

"Sayang, bukan sepertu itu maksud Kakak," kata Aiden.

"Terus apa?" tanya Cara. "Kakak gak anggep Cara lagi kan hiks hiks," imbuh Cara terisak.

"Sayang, jangan marah dulu. Dengerin penjelasan kaka dulu. Kamu tetap princess kakak, jangan kaya gini oke," ujar Aiden akhirnya mengajak Caramel untuk duduk di sofa agar tidak mengganggu Felly yang sedang istirahat.

Aiden menggenggam tangan Cara dengan lembut, lalu ia mulai menjelaskan semuanya pada Aiden.

Meskipun Cara sudah dewasa, menikah dan punya anak, namun Aiden masih menganggap Caramel adalah adik kecil kesayangannya. Sedari kecil memang Aiden lah yang selalu memanjakan Cara maka dari itu Cara merasa kecewa saat mendengar kakak nya menikah namun dari orang lain bukan dari kakak nya sendiri.

Cara mendengarkan penjelasan dari Aiden dengan seksama. Kini akhirnya dia mengerti dan memaafkan Aiden. Namun ia juga sedih karena kakak nya akan pergi  meninggalkan nya.

"Terus Kakak mau bawa Felly kemana? Kakak mau ninggalin Cara lagi?" tanya Caramel dengan mata berkaca kaca kembali.

"Hey, adik kakak kan sudah besar. Sudah jadi istri dan juga ibu, masa mau manja terus sama kakak hem?" kata Aiden sambil memeluk Caramel dan mengusap kepala nya.

"Cara, kamu sudah bahagia, sudah dewasa sudah ada Saka yang akan selalu menemani kamu. Dan juga kamu sudah memiliki baby Ay, jangan cengeng lagi dong. Malu sama baby ay," sambung nya.

"Oh iya, mana baby Ay?" tanya Aiden baru sadar bahwa Caramel hanya sendirian.

"Sama Saka di luar. Cara tadi pengen ngomong serius sama kakak makanya Cara nyuruh Saka gendong baby Ay dulu," ucap Cara sambil mengusap air matanya.

Aiden hanya tersenyum sambil membantu mengusap air mata Caramel, lalu ia mengecup kening Cara dengan lembut. Sebenarnya berat juga untuk Aiden meninggalkan Cara, namun ini juga yang terbaik untuk nya dan Felly. Dirinya sudah dewasa, bahkan adiknya saja sudah memiliki keluarga, wajar bila Aiden juga menginginkan nya.

Dan mungkin, memang ini lah saat yang tepat untuknya membangun rumah tangga.

"Eughh," suara lenguhan dari Felly membuat Aiden dan Cara langsung menoleh ke arah tempat tidur dan menghampiri nya.

"Fell, lo udah bangun," ucap Cara.

"Cara," gumam Felly pelan, lalu matanya kembali berkaca kaca, ia teringat kembali ucapan Cara bahwa ia sangat kecewa padanya.

"Cara maafin gue, jangan benci gue hiks hiks gue nyesel gue minta maaf gue—" ucap Felly beruntun namun terhenti saat Cara langsung memeluk Felly dengan erat, lalu keduanya terisak bersama.

"Gue udah maafin elo, gue tau itu bukan kemauan lo. Gue harap lo bisa belajar dari kesalahan Fel, lo tetap sahabat terbaik gue," kata Cara.

"Bener?" tanya Felly pelan.

"Iya, kita tetap sahabatan selamanya," jawab Cara.

"Tapi gue bukan lagi sahabat lo Ra, gue juga bukan sepupu lo. Gue kakak ipar lo," ucap Felly seketika membuat Cara tersadar dan langsung menatap ke wajah Felly yang kini terkekeh.

Cara sedikit lega karena sudah bisa melihat wajah Felly tersenyum kembali. Yah, mommy Jenar memang benar, saat ini yang di butuhkan Felly hanya dukungan dan semangat. Ia tidak boleh ikut membenci Felly dan menjauhi Felly. Cukup Javier saja yang menjauhi Felly, jangan sampai dirinya ikut menjauhi nya. Biar bagaimana pun, Felly lah yang selama ini selalu menemaninya dan selalu ada di dekatnya. Bahkan ia dan Felly sudah seprti anak kembar yang selalu bersama kemana pun. 

( Masih ingatkan kalian bagaimana kedekatan Cara dan Felly? Bahkan sepatu dan kaos kaki tas harus sama persis)

"Oh iya gue lupa! Sialan lo ya nikah sama kakak gue gak bilang bilang!' ucap Cara cemberut namun dalam hatinya bahagia.

Caramel bahagia karena kakak nya bisa mendapatkan Felly. Di bandingkan mantan mantan perempuan yang berjejer mendekati Aiden selama ini, tentu Felly lah bibit paling unggul.

"Hehehe dadakan," kata Felly terkekeh.

"Jadi pengantin dadakan dong, udah kaya tahu bulat aja," celetuk Cara lalu keduanya tertawa bersama.

"Enak aja di samain sama tahu bulat! Gope an dong gue," ucap Felly kesal.

"Ya enggak lah, bukan lima ratusan, tapi enam ratus deh," balas cara terkekeh.

"Caraaaa," rengek Felly kesal lalu keduanya kembali berpelukan.

Aiden yang melihat Felly dan Cara kembali bercanda membuat hatinya lega dan ikut bahagia. Setelah ini, tugasnya untuk menjaga Felly sepenuhnya akan ia jalankan. Saat dirinya sudah meninggalkan jakarta maka semua tentang Felly adalah tanggung jawab dan menjadi urusan nya. 

"Kamu makan dulu ya?" tawar Aiden kini ikut duduk di depan Felly.

"Cieee," goda Cara membuat wajah Felly merona. Memang Felly belum mencintai Aiden, ia masih menganggap Aiden sebagai kakak nya namun dia tetap saja wanita yang dimana di godain di sandingkan dengan laki laki tampan tetap saja malu.

"Cara ih," ucap Felly memanyunkan bibir nya.

"Felly bisa makan sendiri Kak," imbuh Felly pada Aiden.

"Gak usah malu, hanya Caramel doang. Anggap saja dia tidak ada," ujar Aiden tetep kekeuh menyuapi Felly makan.

"Setan dong!" celetuk Cara sebal membuat Aiden dan Felly terkekeh.

"Astaga, kakak jahat banget sumpah! Gadis secantik dan sebaik cara di anggap setan!"  ucap Cara cemberut.

"Njirr gadis! Gadis apaan yang udah berojolin pala tuyul," saut Felly menimpuk Cara dengan bantal.

"Fel," Aiden menatap Felly lalu menggelengkan kepalanya, tanda bahwa Felly tak boleh berbicara sekasar itu lagi.

"Hahaha emang enak!" ucap Cara memeletkan lidahnya pada Felly.

"Ya sudahlah, selamat menikmati waktu berdua wahai pengantin baru.  Sang Ratu akan menemui sang raja dan pangeran dulu. Kasian pangeran Ay membutuhkan asi sang ratu, bye bye," imbuh Cara lalu pamit.

"Oh iya lupa,  kakak jagain Felly, dan Felly jagain kakak gue. Meskipun gue tau lo belum mencintai kakak gue, tapi gue pastiin kakak gue bakal jadi suami paling sempurna buat lo,"

"Semoga kalian bahagia," ucap Cara lalu mencium pipi Felly dan Aiden bergantian sebelum akhir nya ia benar benar pergi dari ruang perawatan Felly.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status