Share

BAB 22

Mas Bara memasuki kamar dengan pelan. Ia terlihat kesusahan saat membuka pintu. Tangan kirinya di tekuk di depan dada lalu duduk di kasur dengan wajah meringis.

“Gimana rasanya enak 'kan?” wajahku kesal melirik Mas Bara. Hatiku benar-benar hancur dengan tingkah Mas Bara hari ini.

“Kamu jangan ngomong kaya begitu dong, Bel. Aku lagi sakit gini kamu malah kaya gitu,” gerutu Mas Bara.

“Kamu nggak tau perasaan aku gimana, Heh?” tanyaku dengan mata berkaca-kaca.

“Oke, aku minta maaf udah ninggalin kamu di restoran,” kata Mas Bara dengan santainya.

“Gampang banget kamu bilang maaf ya, Mas?” aku berdiri membelakangi Mas Bara.

“Kamu udah ninggalin aku gitu aja di restoran dan kamu malah pergi sama Arum. Sementara aku tungguin kamu lama banget. Akhirnya kamu dapet karma 'kan Mas? Kamu kecelakaan sama Arum. Kenapa engga sekalian aja kamu meninggal saat kecelakaan itu,” ucapku dengan keras menatap Mas Bara.

“Kamu gila ya? Omongan kamu tuh udah kaya orang gila tau nggak?”
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status