ホーム / Romansa / AKIBAT ORANG KETIGA / KAMANIA KECELAKAAN

共有

KAMANIA KECELAKAAN

作者: Alya Snitzky
last update 最終更新日: 2021-11-19 13:57:51

    Atun tampak resah, ia baru saja akan menjemput Kamania di sekolah saat Endang dan Hesti pulang.

"Kau belanja ke pasar sekalian jemput Kamania. Beli sayuran dan juga buah-buahan untuk Non Hesti," kata Endang.

"Bu, saya jemput neng Nia dulu, ya," kata Atun.

"Aduuuh, saya kan nggak lama nulis catatan belanja, Tun. Kamu sekalian jalan juga ke pasar. Nia juga kan dijaga gurunya, kalau kerja sekalian dong!" bentak Endang dengan kesal.

     Atun pun hanya bisa mengangguk pasrah. Ia tidak berani melawan majikannya itu. Hanya saja dalam hati ia merasa sangat cemas karena sudah terlambat menjemput Kamania.

    Sekolah Kamania sebenarnya tidak terlalu jauh dari komplek rumah mereka. Hanya saja harus menyeberang jalan raya. Jadi, tidak mungkin jika Kamania berjalan pulang seorang diri.

     Sementara itu, di sekolah Kamania sedang duduk menunggu di gerbang, gurunya sudah kembali mengajar anak yang masuk siang. Sementara teman- temannya sudah dijemput semua.

Kamania mulai bosan, ia merasa haus dan lapar, tapi bekalnya sudah ia habiskan tadi. Botol minumnya pun sudah kosong.

"Aduh, bik Atun mana sih, kok lama banget jemput aku," gumam Kamania sambil menoleh ke kanan dan ke kiri.

"Apa aku pulang sendiri aja ya? Tinggal nyebrang jalan aja, aku udah laper banget," gumamnya lagi.

    Tanpa ada yang melihat, Kamania pun berjalan ke arah jalan raya. Rasa lapar dan haus yang dirasakan gadis kecil itu membuatnya tidak mempedulikan pesan bik Atun. Gadis itu pun langsung menyebrang jalan, dan tanpa disadari sebuah mobil dengan kecepatan tinggi mendekat. Saat pengemudinya melihat Kamania, ia sudah terlambat untuknya menginjak rem dan ... brak!

    Tak ayal lagi tubuh mungil Kamania pun terpental, bau amis darah tercium. Orang- orang pun mulai berdatangan. Tepat pada saat itu bik Atun pun datang. Ia langsung menjerit histeris melihat majikan kecilnya terkapar berlumuran darah.

"Cepat telepon ambulance," ujar seorang ibu yang ada di sana.

   Salah seorang ibu yang ikut berkerumun pun dengan cepat menelepon ambulance sementara bik Atun menangis histeris di samping tubuh Kamania.

Sementara itu Endang yang merasa jika Atun terlalu lama pergi berjalan mondar mandir sambil mengomel di dapur.

"Aduh, Atun ini ke mana sih, disuruh belanja sama jemput Kamania aja sampai lama begini!" Endang terlihat kesal saat Atun dan Kamania belum juga sampai ke rumah.

“Mungkin masih di pasar, Bu,” sahut Hesti.

“Pasar kan nggak jauh, masa iya sampai lama begini!”

     Hesti hanya mengangkat bahu, ibu mertuanya itu memang tidak sabaran. Namun, tiba-tiba saja terdengar suara orang yang berteriak memanggil nama ibu mertuanya dari depan. Hesti dan Endang pun segera ke depan dan membuka pintu.

“Loh, Bu Erte, ada apa?” tanya Endang saat melihat bu RT di depan pintun rumahnya.

“Bu Endang, neng Nia ... bik Atun ....”

“Ada apa, Bu? Kenapa dengan pembantu dan cucu saya?”

Bu RT menarik napas dan mengembuskannya perlahan sebelum ia meneruskan ucapannya.

“Neng Nia kecelakaan, tabrak lari. Tadi, sudah dibawa ambulance ke rumah sakit. Kebetulan saya dan suami tadi melihat kejadiannya. Suami saya ikut mengantar dan menemani bik Atun.”

“Ya Allah! Ke rumah sakit mana?”

“Bromeous, Bu.”

    Endang memegang dadanya yang tiba-tiba terasa sesak. Lalu ia menoleh ke arah Hesti, “Cepat telepon suamimu supaya dia dan bapak pulang, kita pakai taksi online ke rumah sakit,” katanya.

    Sesampainya di Rumah Sakit, mereka melihat bik Atun ditemani oleh Pak RT sedang duduk sambil menangis tersedu-sedu.

“Maafin bibik, Neng ... harusnya tadi bibik tunggu neng Nia aja di sekolah,” ujar bik Atun disela isak tangisnya. Dan saat ia melihat Endang, wanita berusia 40 tahun itu langsung bersujud di kaki Endang.

“Maafkan saya, Bu. Sa-saya terlambat menjemput neng Nia ... jangan pecat saya, Bu,” kata Atun ketakutan.

    Endang tak menjawab, ia terdiam dan terduduk lemas. Seharusnya tadi ia membiarkan Atun menjemput Kamania terlebih dahulu baru menyuruhnya ke pasar. Wanita itu merasa sangat bersalah kepada Kamania.

    Tak lama kemudian Amar dan Gilang datang. Wajah mereka tampak panik, tepat saat keduanya datang dokter yang menangani Kamania keluar dari ruangan.

“Bagaimana kondisi anak saya?” tanya Gilang.

“Pasien harus segera dioperasi dan dia juga kehilangan banyak darah. Apa di antara keluarga ada yang golongan darahnya sama dengan pasien?”

“Saya papanya, Dok. Silakan ambil darah saya,” kata Gilang dengan cepat.

“Baiklah, kalau begitu silakan ikut saya.”

    Sementara itu, di tempat lain Fahira baru saja memecahkan gelas dan perasaannya mendadak tidak enak.

“Kamu kenapa, Fa?” tanya Inayah.

“Nggak tau, Ceu. Tiba-tiba saya kok ingat Kamania. Perasaan saya tiba-tiba nggak enak,” jawab Fahira lirih.

“Pulang saja, Fa. Dari pada kamu kerja tapi pikiranmu ke mana-mana,” kata Inayah sambil menepuk bahu Fahira dengan lembut.

“Tidak apa-apa, Ceu?”

“Tidak, pulanglah. Kalau ada apa-apa kamu hubungi ceceu, ya.”

    Fahira pun mengangguk dan segera meraih tasnya. Setelah mengucapkan terima kasih, ia pun segera pulang. Konveksi tempat Fahira bekerja tidak jauh dari rumah kontrakannya, sehingga ia cukup berjalan kaki.

Namun betapa terkejut ia saat melihat Amar tampak berjalan dari arah berlawanan.

“Loh, Bapak mau ke mana?” tanya Fahira.

“Baru saja bapak mau ke tempat kerjamu. Ponselmu tidak aktif?”

“Tadi, kebetulan baterenya habis, Pak. Bapak sama Nia? Bukannya ini hari selasa, Nia mana?” tanya Fahira sambil mencari keberadaan anaknya.

Amar menepuk bahu Fahira perlahan, “Anakmu kecelakaan, Fa. Itu sebabnya bapak datang kemari.”

この本を無料で読み続ける
コードをスキャンしてアプリをダウンロード
コメント (3)
goodnovel comment avatar
Sarti Patimuan
Gilang ayah macam apa yang mengabaikan anaknya yang masih kecil
goodnovel comment avatar
Atik Srip
gilang ma ibunya gak waras...ibu tirinya jg gk pernah urusin anakmu gilang.........
goodnovel comment avatar
Yung
itu maka nya jangan pisahkan ibu dan anak
すべてのコメントを表示

最新チャプター

  • AKIBAT ORANG KETIGA    EKSTRA PART

    EKSTRA PART : AKHIR YANG BAHAGIA Siang itu rumah Kamania di penuhi banyak orang. Semua keluarganya berkumpul, tak ketinggalan juga Arini dan Barata. Tentu saja, mereka berkumpul untuk menghadiri acara akikah putra dan putri Kamania dan Ivan. Ya, mereka mendapatkan anak kembar. Tidak lama setelah menikah. Kamania langsung hamil karena memang mereka tidak menunda untuk memiliki keturunan. Ivan memberi nama Vania Larasati dan Kendra Sadewa. Semua menyambut gembira lahirnya bayi kembar itu. Fahira berulangkali meneteskan air matanya bahagia."Jadinya nggak berebut ya kalau langsung dua begini,"kata Arini sambil menggendong Vania. Fahira yang sedang menggendong Kendra hanya tertawa kecil. "Kita sudah tua ya, Mbak. Sudah punya cucu," sahut Fahira yang disambut dengan tawa semuanya. "Oya, aku ada kabar gembira, Fahira," kata Hesti."Apa? Kabar apa ni? Si kembar?"tanya Fah

  • AKIBAT ORANG KETIGA    AKHIR KISAH

    "Saya nikahkan dan kawinkan engkau dengan putri kandung saya Kamania Khairani Wijaya binti Gilang Wijaya dengan mas kawin seperangkat alat salat dan emas senilai 25 gram dan uang tunai sebesar delapan puluh juta delapan ratus delapan puluh delapan ribu rupiah di bayar tunai.""Saya terima nikah dan kawinnya ananda Kamania Khairani Wijaya dengan mas kawin tersebut di atas tunai.""Bagaimana para saksi, sah?""Saah.....!!!" Kamania tersenyum dan mencium punggung tangan Ivan sebagai tanda baktinya. Lalu Ivan memasangkan cincin di jari manis Kamania. Setelah itu mereka pun sungkem kepada kedua orang tua masing-masing. Gilang sendiri yang menikahkan Kamania sebagai ayah kandung. Tidak butuh waktu yang lama untuk mereka menikah. Sebulan setelah Kamania kembali ke Indonesia, Ivan melamarnya dengan penuh kebanggaan. Dan, Kamania pun menerima dengan restu kedua orang

  • AKIBAT ORANG KETIGA    PERJALANAN PANJANG

    _5 Tahun kemudian_ Seperti hari yang telah berlalu dan terlewatkan. Pagi ini Fahira terbangun dengan segar. Dan, seperti biasa dia menyiapkan sarapan untuk Yoga dan Arjuna. Arjuna sekarang sudah kuliah. Ia tidak mau jauh-jauh dari kedua orang tuanya. Sementara, Kamania selepas S2 nya selesai ia bekerja di St Mary's Hospital. Dan, hari ini dia akan pulang ke Indonesia. Sesuai janjinya dulu dengan membawa kebanggaan. Beberapa kali Fahira,Yoga dan Arjuna mengunjungi Kamania di London. Bahkan Gilang dan Tania serta anak-anak mereka pun sempat sekali mengunjungi Kamania di sana. Fahira bangga pada putri pertamanya itu. Dia berhasil mendidik Kamania dengan baik. Sehingga bisa seperti sekarang ini."Pesawatnya jam satu siang kan, Ma?"tanya Arjuna sambil memakan roti bakarnya."Iya, kamu mau ikut?""Iya Ma, aku nggak ada kuliah kok hari ini. Biar nanti aku yang bawa mobil. Kita berangkat jam sebelas aja,

  • AKIBAT ORANG KETIGA    BICARA

    Ivan terkejut Kamania mengajaknya bertemu dan makan malam. Padahal seminggu ini dia selalu menghindar. Ivan sendiri merasa serba salah. Ia tidak tau di mana letak kesalahannya sehingga Kamania menghindarinya selama beberapa hari terakhir. Mereka memilih untuk makan di restoran seafood favorit mereka untuk makan malam kali ini. Kamania sudah menelepon sebelumnya untuk reservasi temoat dan memesan beberapa menu makanan. Sehingga, saat mereka datang tidak akan terlalu lama menunggu. "Ada apa sih, Na? Tumben , kamu ajak dinner berdua kayak gini. Trus udah pesen makanan kesukaan aku juga loh,"kata Ivan sambil menikmati makanan yang sudah tersaji di hadapan mereka. Kamania memesan sate kerang, udang goreng tepung, khailan dan tim ikan bawal favorit Ivan. Kamania memang sengaja mengajak Ivan keluar supaya mereka bisa santai bicara berdua. Dalam suasana yang menyenangkan juga.

  • AKIBAT ORANG KETIGA    KERAGUAN

    Sudah beberapa hari ini Fahira melihat Kamania tidak bersemangat. Ia sering kedapatan sering melamun, entah sedang memikirkan apa. Setiap kali jika ia ditanya hanya geleng kepala dan mengatakan bahwa dia tidak apa-apa. Fahira memutuskan untuk mempercayakan Butik sementara kepada Nela, asisten kepercayaannya. Ia merasa harus meluangkan waktu menemani Kamania. Fahira, tau Kamania saat ini pasti sedang memikirkan sesuatu. Dan, Fahira harus mencari tau. Fahira juga sudah membicarakan perihal Kamania kepada Yoga. Termasuk permintaan Kamania untuk meneruskan S2 nya di London."Aku tidak masalah, kalau memang Kamania mau meneruskan kuliahnya di London. Kan ada mas Surya di sana. Lagi pula, universitas di sana bagus. Kau sendiri kan pernah kuliah di sana. Kamania sendiri menghabiskan beberapa tahun dengan tinggal di sana, kan. Tidak akan perlu waktu yang lama untuk dia menyesuaikan diri. Lagi pula, Kamania anak yang pintar."

  • AKIBAT ORANG KETIGA    AULIA PUTRI RINJANI

    Akhirnya setelah melewati perjalanan panjang selama beberapa bulan, Andrea pun melahirkan seorang bayi perempuan yang lucu. Andrea menjalani proses melahirkan secara Cesar. Dan bayi yang lahir itu sangat menggemaskan. Wajahnya merupakan perpaduan dari wajah Rangga dan Andrea. Mereka sepakat memberinya nama Aulia Putri Rinjani. Entah mengapa, Andrea menyukai nama itu. Yudistira dan Aryatie yang mendengar berita kelahiran Aulia tentu saja language menyambangi ke rumah sakit. Tangis haru mereka pun pecah. Tidak perlu pembuktian melalui tes DNA melihat wajah bayi lucu itupun mereka percaya bahwa memang itu adalah darah daging Rangga. Rangga yang sedang berada di Kanada pun langsung diberi kabar, dan dia langsung menghubungi melalui panggilan video untuk melihat buah hatinya. Tangisnya pun tak terbendung saat melihat bayi lucu dalam gendongan Aryatie."Titip cium dariku,

続きを読む
無料で面白い小説を探して読んでみましょう
GoodNovel アプリで人気小説に無料で!お好きな本をダウンロードして、いつでもどこでも読みましょう!
アプリで無料で本を読む
コードをスキャンしてアプリで読む
DMCA.com Protection Status