Share

48. PoV ; Ramlah (Hancur)

"Kamu yang memulai. Dengar, Mas! Sejak dulu aku selalu bicara padamu untuk tidak terlalu menaruh harap begitu besar. Lihatlah sekarang! Kenapa kamu yang bersikap dingin? Kenapa kamu yang marah? Di sini aku sebagai korban. Aku yang kesakitan!" hardikku menggebu, dengan mengacungkan telunjuk di depan wajahnya, memuntahkan kemarahan yang kupendam.

Rasanya saat ini bukan lagi waktu yang tepat untuk bersabar, bersikap baik dan sopan pada lelaki yang disebut suami.

"Ramlah, jaga mulutmu! Turunkan tanganmu itu. Jangan pernah berani menunjuk pada suami!" sergah Mas Bahri marah.

Tapi tak membuatku gentar.

"Sekarang lihat aku, Mas! Aku yang menderita, aku yang kesakitan. Tapi mana perhatian yang kamu tunjukkan? Kamu bahkan tidak peduli dan bersikap dingin. Masih pantaskah aku bersabar?" Aku mulai melemahkan suara, untuk kembali menarik perhatiannya.

Tangis yang kutahan mulai jebol. Bahkan mataku mulai terasa berat karena beberapa kali menangis.

Benar saja.

Wajah Mas Bahri yang merah padam mu
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status