Flash back On"Kalau aku mengaku telah mengambil ATMmu apa kamu mau pulang ke rumah dan memperbaiki pernikahan kita?" tanya mas Arya."Belum tahu, Mas, emang kamu yang ambil ta?" pancingku."Iya aku yang ambil, aku fikir uang yang ada dimanfaatkan dulu, kalau habis kan bisa cari lagi." Jawabnya pelan.Aku geram sekali dengan ucapannya. Seenaknya saja dia mengambil ATM ku dan menghabiskan isinya tanpa izin dariku. Apalagi menggunakannya untuk senang-senang dengan temannya."Entahlah, aku mau istikhoroh dulu, kita lanjut ngobrol besok-besok, dan mungkin lebih baik aku lebaran di rumah orang tuaku dulu. Assalamualaikum." Putusku sepihak.Aku kembali serius dengan bisnis dadakan snack takjil. Sampai tak terasa lebaran kurang dua hari.Saat asyik menyiapkan aneka bahan gorengan terakhir untuk takjil besok, aku mendengar ponselku berbunyi."Assalamualaikum, Dea, ini mbak Nira," sapa suara seberang."Waalaikumsalam mbak Nira, ada apa ya? " tanyaku to the point."Gak lebaran di sini ta dek, d
Flash back OnSatria mulai menerangkan dan aku menyimak dengan sungguh-sungguh. "Bercerai itu hal yang boleh dalam Islam, tapi dibenci Allah, emang mau ta, kita hidup sekali tapi dibenci oleh Allah?" tanya Satria padaku."Karena itu seharusnya dalam menikah, kenali betul watak pasangan kita, apa dia kikir, apa dia boros, apa pemalas, apa kasar, sehingga kita tidak menyesal dan bercerai di kemudian hari. Tidak terburu-buru dan grusa-grusu saat memilih pasangan. " Sambungnya lagi.Wajahku memerah. Aku tersindir."Bercerai yang diperbolehkan menurut agama Islam adalah Fasakh dan khulu'.Fasakh adalah batalnya akad atau lepasnya ikatan pernikahan antara suami istri yang disebabkan terjadinya cacat atau kecacatan pada akad itu sendiri, atau disebabkan hal-hal yang datang kemudian yang menyebabkan akad tidak dapat dilanjutkan, contoh setelah menikah, ternyata diketahui bahwa pasangannya tersebut, saudara kandung, saudara seayah, atau seibu, atau saudara sepersusuan, kemudian bisa juga karen
Flash Back On"Menurut saya, selaku bapak dari Dea lanjut atau tidaknya pernikahannya dengan Arya, kita dengarkan langsung Dea saja." Jawab bapakku.Semua mata mengarah padaku. Wajahku memerah. Aku memperbaiki posisi duduk yang terasa miring sebelum bersuara. Sekilas aku melirik mas Arya yang memandang tajam padaku. Dengan perlahan dan menundukkan kepala aku menjawab, "Ehm..., sebenarnya saya ingin pernikahan ini tidak diteruskan, karena prinsip saya dan mas Arya berbeda dalam hal keuangan, mas Arya terlalu boros, tidak bisa menabung, dan tidak mau membantu pekerjaan rumah tangga, mas Arya juga beberapa kali meminta uang pada saya." Aku menelan ludah. Tenggorokanku terasa kering."Permisi sebentar, saya ingin memberi masukan," terdengar suara mbak Nira."Menurut saya, pernikahan Dea dan Arya yang masih sebentar membuat mereka kaget dan belum bisa beradaptasi dengan kondisi baru mereka. Kalau masalah nafkah, suami saya, mas Erick insyallah bisa membawa Arya masuk dalam perusahaan pe
Flash back OnAku baru teringat saat sebulan puasa penuh kemarin sampai saat ini, aku belum haid.'Ya Allah, apa aku hamil,' batinku.Aku lantas menyiramkan air ke dalam kloset, dan berkumur serta cuci muka, kemudian membuka pintu kamar mandi. Tampak wajah ibu penuh kecemasan."Ada apa, Nduk?" tanya ibu. Telapak tangan kanannya mendarat di keningku."Tidak apa-apa, Bu, hanya Dea ingat kalau sebulan puasa kemarin sampai saat ini Dea belum haid. " Jawabku. " Jangan-jangan kamu hamil, nduk, " seru ibuku.Tangannya menarikku dari depan kamar mandi dan membimbingku untuk duduk di kasur."Apa malam ini beli test pack ya, tapi apa sudah ada apotik buka saat lebaran hari ketiga?" tanya ibu antusias.Aku menggeleng perlahan. "Dea juga tidak tahu Bu apotik ada yang sudah buka apa belum, jangan khawatir, besok pagi Dea coba cari apotik terdekat. Semoga saja sudah ada yang buka." Jawabku." Wah, kalau kamu beneran hamil, Alhamdulillah banget, ibu mau punya cucu lagi." Kata ibu.Aku tersenyum. Da
Flash back OnTest pack telah di tangan. Semalam aku sudah googling dan menurut waktu terbaik untuk kehamilan adalah saat bangun tidur di pagi hari karena kadar Hcgnya tertinggi. Tapi kalau memang hamil, dicek kapanpun tetap positif.Bergegas aku mempersiapkan gelas bekas air mineral kemudian masuk ke kamar mandi.Setelah air kencing tertampung di gelas air mineral, aku memasukkan test pack tersebut.Kutunggu dengan hati berdebar. Tidak sampai satu menit tampak garis dua tercetak jelas pada test pack tersebut.Aku tercekat. Antara siap dan tidak menerima kehamilan ini.Kutuang sisa air kencing di gelas air mineral ke kloset dan menyiramnya dengan air bersih. Membilas gelas dan test packnya dengan hati-hati. Kemudian kubuang gelas bekas air mineral ke tempat sampah.Kudekati ibuku sambil mengangsurkan test pack milikku. " Bu, lihat hasilnya, aku hamil." Kataku antara senang dan sedih. Senang karena sebentar lagi aku akan jadi ibu. Sedih karena mas Arya belum mendapat pekerjaan pasti un
Flash back On Usia kandunganku kini memasuki 8 bulan, selama hamil, anak dalam perutku tidak pernah rewel. Aku memeriksakan kehamilan di bidan 3 kali, dan di dokter kandungan 3 kaki juga. Sementara mas Arya sudah diterima kerja di pertambangan batu bara. Walaupun mas Arya lulusan fakultas ilmu informatika di salah satu universitas swasta di kota ini, namun entah mengapa mas Arya lebih memilih berwiraswasta daripada melamar pekerjaan. Untung saja berkat mas Erick, suami mbak Nira, mas Arya bisa dimasukkan ke perusahaan pertambangan bagian operator alat berat sebulan setelah keberangkatan mas Arya ke kalimantan.Selama hamil, aku rajin sekali melakukan jalan-jalan pagi dan senam hamil, kata bidan dan dokter tempat aku memeriksakan kehamilan memang senam hamil berguna untuk melenturkan otot jalan lahir, sehingga memudahkan kepala turun saat proses melahirkan.Senam hamil ini diperuntukkan untuk orang yang hamil normal, tanpa ada kelainan bawaan atau masalah kesehatan yang menyertai.
Flash Back OnSeusai bapak dan ibu tidak terlihat lagi, aku masuk ke dalam rumah."Dea, coba sini dulu, ibu mau bicara," ujar ibu mertuaku sambil menepuk sofa disampingnya pertanda aku diharuskan duduk."Iya Bu, ada apa?" tanyaku singkat sambil menjatuhkan pantat di sofa samping mertua."Kata Arya, kalau di rumahmu nyucinya pake mesin ya?" tanya bu mertua."Iya bu, pakai mesin, memang kenapa bu?" aku semakin penasaran."Di sini kan tidak ada mesin cuci, karena mesin cuci menurut ibu tidak bersih nyucinya, jadi biar kamu gak kerepotan, ibu carikan ART selama kamu tinggal di sini. Gimana?" tanya ibu mertuaku."Oh iya sudah bu, yang tadi nyiapin snack dan minuman itu ARTnya?" tanyaku balik."Iya, namanya Sumi. Mbak Sumi, di sini sudah 2 minggu bantu-bantu ibu terlebih dahulu, 2 minggu lagi, kamu kasih gaji ya?" pinta ibu."Kira-kira berapa standard bayaran ART di daerah sini, Bu?" tanyaku memastikan."Datang jam 8 pagi, pulang sekitar jam 2 siang, bersih-bersih rumah, nyuci, setrika, n
Flash Back OnAku berjalan-jalan di taman depan rumah. Sesekali duduk di gazebo. Memegangi perut yang mengencang. Membacakan ayat-ayat suci Al-Qur'an sambil berdoa semoga diberi kelancaran dalam persalinan.Tak lama kemudian, datang tergopoh-gopoh mertuaku dengan mbak Sumi. Membawa tas berisi bajuku dan baju bayi."Dea, ini tas yang sudah kamu siapkan tadi di atas kasur kamu langsung ibu bawa, tidak ibu cek lagi isinya. Emang kamu yakin tidak ada yang ketinggalan?" tanya ibu mertua."Insyallah tidak Bu, sudah Dea bawa semua ini, kan sudah ada di buku KIA, kalau melahirkan bawa baju ganti ibu, baju bayi, pamp*rs, popok kain, gurita ibu dan bayi, CD dan pembalut, gedong, jarik, peralatan mandi ibu, sisir, dan susu serta botolnya untuk berjaga-jaga kalau ASI belum keluar."Jawabku panjang lebar."Ya sudah kalau gitu, ini ibu juga bawakan ponsel dan dompetmu. Coba kabari Arya kalau kamu sudah akan bersalin." Pinta ibu.Aku menerima ponsel yang diserahkan oleh ibu mertua padaku.Membuka lay