Share

65. Menginap

Penulis: Rumi Cr
last update Terakhir Diperbarui: 2025-11-21 23:53:59

Kanaya masih merasa seperti terbangun dalam suasana yang asing. Seperti ketika pertama kali membuka mata di rumah sakit setelah mengalami kecelakaan, lalu kembali ke kamar di rumah orang tuanya, kemudian menempati kamar di rumah Satria, dan sekarang berada di kamar tamu milik keluarga Yudhistira.

Mereka memutuskan untuk menginap semalam karena ini memang kali pertama dua keluarga lengkap berkumpul, dan mereka enggan membuat Saka kehilangan momen kebersamaan itu terlalu cepat. Kanaya tahu betapa sang anak juga masih begitu merindukan Satria. Ayah dan anak itu butuh interaksi lebih, selain pelukan selama tidur siang kemarin.

Saat mengobrol bersama Ghea, Kanaya sempat mengingat momentum liburan keluarga Pradipandya dan Hadisoewirjo pada tahun-tahun awal pernikahan dulu.

“Kita selalu menikmati liburan keluarga, Nay ... soalnya pada momen-momen itu sama sekali enggak ada bahasan kerjaan kecuali benar-benar urgent banget sampai harus meeting dulu,” cerita Ghea. “Formasinya tuh selalu Mama b
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • AMALIA, Kesetiaanku Diragukan   75. Ending

    Saka memperhatikan gambar-gambar bayi di sekitar ruangan, juga ibu-ibu hamil yang tampak berlalu-lalang. Hal itu membuatnya penasaran hingga ia bertanya pada sang ayah yang memangkunya. “Papa, kenapa ada gambar adik bayi banyak? Ibu-ibu hamilnya juga?” “Karena ini namanya bagian obgyn, tempat khusus dokter memeriksa ibu-ibu hamil,” jawab Satria, lalu tersenyum ketika melihat anaknya mengerjapkan mata—jelas mulai tersadar. Kanaya kemudian meraih tangan Saka, menempelkan telapak hangat itu ke perutnya. “Tadinya Papa dan Mama mau memberi tahu pas ulang tahun Saka yang ke-7. Tapi Saka selama ini jadi anak baik, enggak banyak nangis walaupun Papa sering kerja lama, sudah begitu pintar belajarnya … jadi hadiahnya Mama dan Papa kasih lebih cepat.” Satria tersenyum, lalu menunduk untuk berbisik, “Ini hadiahnya hebat banget, lho.” Saka menyimak, kemudian memperhatikan tangannya yang menempel di perut sang ib

  • AMALIA, Kesetiaanku Diragukan   74. Jangan Menguji

    "Mama ngapain?” tanya Kanaya setelah mandi dan mendapati bundanya antusias di depan lemari, mengeluarkan setelan pakaian formal. “Fran keluarkan mobilnya kakek. Satria mau pakai dan katanya sudah izin untuk antar kamu periksa.” Kanaya mengerjap. “Serius? Kakek izinkan?” “Iya. Semalam dia minta izin waktu mereka nonton bareng. Mbak Heni jam sebelas masih bangun, lalu keluarkan almond panggang sama bikinin teh hangat ... paginya bersih, enggak ada sisa di bak cuci.” Bu Syaiba mendekat. “Satria juga sudah kasih resume e-jurnal ke Kakek. Lima lembar dan semuanya tulisan tangan. Lumayan bisa dibaca, enggak berantakan.” “Masak sih, Mas Satria bisa begitu?” Kanaya sulit percaya. Bu Syaiba terkekeh. “Ya, nyatanya dia bisa melakukan itu, Nay ... Suamimu, menantu lelaki satu-satunya Bunda, papanya Sangsaka.” Kanaya berusaha tidak terlalu tersenyum. Ini jelas kemajuan. “Terus Mama kenapa keluarkan baju formal?” “Kamu enggak mau tampil cantik lagi?” “Mau ... tapi jangan yang fo

  • AMALIA, Kesetiaanku Diragukan   73. Tidak Terlalu Buruk

    YAYA’S TEAM> GHEA “Gimana, ? Berhasil?” >DAFFA “Enggak ada foto pamer. Berarti gagal.” “Ckckckk, sudah diduga emang.”> GHEA “Siapa tahu lupa ngasih kabar karena keburu asyik ☺.” >DAFFA “Asyik dicuekin maksudnya? Wkwkwk!” >GHEA “Jangan jahat gitu! Kita, kan sudah janji bantuin Kaka.”>DAFFA “Ya kita bantu, tapi Yaya ini mentalnya belum sanggup. Enggak bisa strategi tarik-ulur, dia maunya langsung ikat-ikat merapat.”>GHEA “Ikat-ikat? Ih, bikin kangen. Udah lama kita enggak ☺.”>DAFFA “Yuk, Bby ☺.” “Cari kata aman dulu.”>DAFFA (Sticker acak)>Satria Mandala “KAMU MAU KU IKAT LEHERNYA BEGITU PULANG YA, FA!!!”>Satria Mandala “KAMPRET!!!” Satria mengirimkan lebih banyak emoji jari tengah ke chat pribadi Daffa, diikuti puluhan voice note makian yang tidak layak dengar. Daffa membalas satu menit kemudian. >DAFFA “Udah jelas gagal kamu ya. Ckckck.” Sialan! Satria memaki dalam hati, lalu beralih ke kontak Kanaya. Tadi ia menitipkan ponsel istrinya ke Mbak Heni dan me

  • AMALIA, Kesetiaanku Diragukan   72. Kamar Tamu

    "Ya ampun, pulas banget itu,” sapa Bu Syaiba saat Satria turun dari mobil dengan menggendong Saka.Jam segini, memang jam tidur siangnya Saka. Ditambah efek rindu karena sepuluh hari terpisah, Saka bahkan tidak mau duduk sendiri, ia langsung memeluk erat bahu kemeja Satria. “Belum lima menit jalan udah tidur,” jelas Kanaya sambil keluar mobil. “Yang ini udah minta makan lagi.” Ia mengelus perutnya. Bu Syaiba tertawa kecil dan memeluk Satria. “Sehat, Satria?” “Iya, Ma.” “Ayo masuk. Mama baru selesai goreng Chicken Kiev.” Satria masuk dan menoleh ke ruang tamu yang sepi. “Kakek sama Fran enggak di rumah, Ma?” “Kakek terapi lanjutan ditemani Fran. Malam pulang," jawab Bu Syaiba. “Eh, Saka mau dicoba dibaringkan dulu?” tanya Bu Syaiba. “Dia pegangan Ma. Tidurnya,” jawab Kanaya. “Kalau dilepas, rewel.” “Satria belum makan, Nay.” Satria tersenyum. “Kanaya bisa suapin aku, Ma.” “Idih. Orang anaknya dipangku bisa. Tangannya ada dua, juga!” balas Kanaya, matanya melirik tajam

  • AMALIA, Kesetiaanku Diragukan   71. Trik

    “Semua baik-baik saja, Ma … aku pamit langsung tengok mereka,” ujar Satria memberi tahu. Bu Laras kembali memeluknya. “Apa pun yang terjadi, kamu masih punya Mama, Ya ....” “Iya,” jawab Satria sambil membalas pelukan itu beberapa detik. Ghea ikut-ikutan memeluk, membuat Satria tertawa ketika Daffa sudah benar-benar dekat. “Kamu mau ikut peluk juga, Fa?” tawarnya. “Aku normal, cukup peluk adik kamu aja. Sini, Bby,” kata Daffa sambil merentang tangan, dan Ghea benar-benar langsung berpindah memeluknya. “Pamer terus!” Ghea terkekeh, menggeleng sembari bernyanyi, “Jangan iri … jangan iri … jangan iri dengki.” Satria memaki dalam hati. Sialan! Namun ia memutuskan fokus. Waktunya tidak banyak karena ia harus segera ke rumah keluarga Santosa. “Ck! Cepetan, Fa! Mana kopernya?” “Ish, santai napa ... sebenarnya enak barengan kita naik pesawatnya, berangkat sore, kan syahdu. Siapa tahu, langsung bisa ajak Kanaya ke rumah kalian untuk bermalam," canda Daffa, meski ia tetap mendek

  • AMALIA, Kesetiaanku Diragukan   70. Konsultasi

    Kanaya menyipitkan mata karena foto terbaru yang dikirim suaminya lewat email. Ada Fran berdiri di belakang Kakeknya, keduanya tersenyum di samping tong pembakaran yang jelas dipenuhi abu. >satriamandala Selamat pagi dari kami. Gantian PAP dong. Kangen muka bangun tidurnya istriku :) “Dih,” sebut Kanaya. “Kenapa, Bu?” tanya Fran. Kakek Rahmat yang sedang mengaduk susu untuk Saka ikut melirik. “Papanya Saka kirim foto,” kata Kanaya sambil menunjukkan layar tablet. “Oh, masih pagi juga,” ucap Fran tersenyum. “‘PAP’ itu apa, Nak?” tanya Kakek Rahmat setelah membaca sekilas. “Post a picture, kirim foto,” jawab Fran sambil mencondongkan tubuh ke layar cucu majikannya. “Ciyeee… ‘kangen muka bangun tidur istriku’.” “Cheesy banget, kan?” ucap Kanaya sa

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status