Share

Bab 6

Bus yang di naiki Xaviera berjalan pelan membelah jalanan malam yang sedikit macet. Hujan datang tiba-tiba ketika langit mulai gelap.

Tetesan air hujan semakin deras dengan suara gemuruh yang bergetar. Begitu juga kilatan cahaya terang benderang yang datang sesekali.

Xaviera mengeratkan cardigan tipisnya agar angin tidak terlalu masuk untuk menembus tulang-tulangnya. Pandangan kota dengan gemerlap lampu terlihat remang-remang di balik kaca mobil yang sedikit berembun.

Mengingat kejadian tadi membuatnya tertawa kecil. Jika dibayangkan lagi, sikapnya tadi sedikit ceroboh. Jiwa simpatinya terlampau tinggi tanpa memperdulikan bahwa jika ia tidak berhati-hati maka dirinya dan juga bayi itu berada dalam bahaya.

Pikirannya kemudian teralihkan kepada laki-laki tampan yang baru saja ia temui tadi.

Ketampanan yang ia pancar menjadi daya tarik sendiri. Tampan dengan usia yang matang, dan dari sorot matanya terlihat bahwa ia bukanlah sembarangan orang.

Auranya benar-benar terlihat mahal. Guratan kedewasaan terlukis di wajahnya.

Xaviera akui bahwa ia sangat menginginkannya. Tetapi, dari tatapannya sudah di pastikan bahwa dirinya bukan tipe idaman laki-laki itu.

Xaviera kembali mengacak rambutnya kesal.

Bagaimana bisa dia ceroboh dan jatuh cinta hanya dari pandangan pertama?

Terlebih lagi dia sepertinya seorang laki-laki yang sudah beristri. Apakah ini normal?

Selama dua puluh tahun ia hidup, ia tidak pernah merasakan yang namanya jatuh cinta terlebih dahulu. Banyak yang mencoba mendekatinya saat di bangku SMA, tetapi para lelaki itu seperti hantu yang datang tiba-tiba dan pergi dengan tiba-tiba pula.

Siklus percintaannya selama ini adalah dekat-baper-di ghosting atau kenal-tak dekat-tak jadian-cinta bertepuk sebelah tangan pula.

Oleh karena itu, sejak masuk kuliah ia berprinsip bahwa ia tidak akan lagi bermain-main dengan cinta karena itu melelahkan.

Tetapi apa yang barusan ia rasakan?

Ah sudahlah, lagian ia tidak akan pernah bertemu dengan laki-laki itu. Itu hanya perasaan kagum, jangan berharap lebih.

Gumamnya pelan. Kali ini ia mencoba meyakinkan hatinya bahwa itu bukanlah bagian dari sebuah perasaan.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status