Share

Bab 4

Author: Kak Fonnia
last update Last Updated: 2024-05-30 16:25:30

Bab 4

"Nda, tolong cepat ke rumah sakit. Ikshan terus saja berontak dan memanggil kamu," ujar dokter Ibnu dari seberang sana.

"Baik, Dok. Saya akan segera ke sana," jawab Adinda. Adinda keluar dari kamarnya dan mengunci pintu kamar. Dengan langkah panjang Adinda melangkah keluar.

Adinda berjalan ke arah jalan raya mencari taksi untuk mengantarnya ke rumah sakit jiwa.

Ponsel Adinda terus saja berdering ada panggilan masuk dari dokter Ibnu. Adinda mengabaikan panggilan itu karena perasaannya saat ini tidak tenang dan pikirannya sudah jauh melayang tentang putranya tercinta.

[Kamu ada di mana? Bisa lebih cepat] pesan masuk dari dokter Ibnu.

[Saya masih dalam perjalanan.] Adinda akhirnya membalas pesan dokter Ibnu. Karena sudah tiga hari dokter Ibnu merawat Ikshan di rumah sakit membuat Adinda akrab dengan dokter berjenis kelamin laki-laki itu.

Setibanya di rumah sakit, Adinda bergegas keluar dari mobil dan membayar ongkos taksi pada pak sopir. Sesudah itu Adinda berlari kecil masuk ke dalam rumah sakit dan dia pun akhirnya sampai di ruangan rawat putranya.

Di dalam ruangan itu terlihat ada dua orang perawat dan juga dokter Ibnu yang tengah memegang kaki dan tangan Ikshan.

"Ikshan harus diikat, dia terus saja berontak," kata Dokter Ibnu.

"Lakukan yang terbaik, Dok. Yang tidak melukainya," ucap Adinda. Dia pasrahkan semuanya pada dokter dan juga perawat untuk kesembuhan putranya tercinta.

Dua orang perawat pun langsung mengikat kedua tangan dan kaki Ikshan. Adinda mendekati putranya dan menyeka air mata yang terus merembes membasahi putranya itu. .

"Mama, jangan ikat kaki dan tangan Ikshan. Mama, Ikshan takut. Papa jahat, Ma." Ikshan terus saja berteriak dan mengatakan jikalau papanya jahat padanya.

Adinda meneteskan air matanya mendengar teriakan Ikshan yang terdengar pilu.

"Mama, Ikshan takut! Mama, lepasin Ikshan, jangan ikat Ikshan, Ma!" teriak Ikshan lagi.

"Iya, sayang. Mama akan lepasin ikatannya, tapi Ikshan janji sama Mama. Ikshan tidak boleh berontak, ya?" Adinda tidak tega melihat tangan dan kaki putranya diikat. Dengan penuh hormat Adinda meminta pada perawat untuk melepaskan ikatan tali pada tangan dan kaki Ikshan.

Setelah terlepas dengan cekatan bocah gila itu langsung memeluk erat Ibunya dan bertubi-tubi mendaratkan kecupan.

Dengan isak tangis, Adinda memeluk erat buah cintanya itu dengan rasa sakit yang mendalam. Hati Adinda sangat sakit melihat sang buah cinta jadi gila karena ulah lelaki yang darahnya mengalir darah tubuh putranya itu.

'Mereka jahat sama kamu, sayang. Mereka jahat sudah buat kamu seperti ini.' Adinda bergumam dalam hati.

'Ya Tuhan Yang Maha Esa berilah kesembuhan untuk putraku tercinta. Jika hamba berbuat dosa yang membuat-Mu murka, hamba mohon kirimkan saja karma itu untuk hamba, jangan Engkau kirimkan pada putraku.' Adinda berucap lirih dan air matanya tak henti-hentinya mengalir membasahi wajahnya.

Dengan deraian air mata Adinda terus saja memeluk Ikshan dan tangannya mengusap lembut punggung sang putra.

Mendapatkan perlakuan manis dan lembut dari sang Ibu membuat hati dan perasaan Ikshan tenang. Bocah 11 tahun itu tertidur pulas dalam pelukan san Ibu.

Walaupun dalam posisi tertidur lelap, selembar foto sang Ibu tidak terlepas dari genggamannya. Foto itu terus dia dekap di dadanya.

Dokter memberikan kode pada Adinda meminta wanita itu untuk menidurkan Ikshan di tempat tidur.

"Biarkan aku memeluknya sebentar, dia rindu dan butuh pelukan hangat dariku." Adinda masih ingin memeluk putranya dan membiarkan putranya tidur dalam dekapannya.

Dokter Ibnu memberikan kesempatan Adinda untuk memeluk Ikshan, lalu dia juga membiarkan Adinda bersama Ikshan di dalam ruangan rawat.

*

*

*

"Ke mana, Adinda? Kenapa dia belum pulang juga?" tanya Lina.

"Biarkan saja, Bu. Palingan dia sedang mencari keberadaan putranya yang gila itu." Roy tidak peduli dengan Adinda yang tak kunjung pulang, padahal jam sudah menunjukan angka 9 malam.

"Roy, kamu harus bisa memanfaatkan dirinya itu. Kamu harus bisa mengambil kembali hatinya, Ibu tidak mau hidup miskin dan terlantar di luar sana." Lina mulai cemas karena bisa saja sewaktu-waktu Adinda tahu kebusukan mereka dan mengusir mereka dari rumah megah itu.

"Iya, Bang. Kamu harus bisa mempertahankan Adinda dan secepatnya kamu ambil sertifikat rumah ini dan ubah jadi milik kita." Mira ikut berbicara dan meminta Roy untuk mengambil sertifikat rumah tersebut dan mengubah nama kepemilikan jadi milik mereka.

"Betul, Mas. Kamu harus mengambil sertifikat rumah ini dan ubah menjadi nama kamu." Ita juga ikut berbicara dan membenarkan perkataan Mira.

Roy tidak menjawab, dia diam sembari memikirkan cara untuk mengambil alih rumah itu jadi hak miliknya.

"Kenapa kita baru kepikiran sekarang? Kenapa tidak kita lakukan sejak dulu sebelum Adinda kembali dari luar negeri?" ucap Lina.

"Iya, Bu. Kita tidak kepikiran dulu?" ujar Roy.

"Halah, kamu si tidak berguna. Kamu selalu saja ngeyel kalau dibilang sama Ibu." Lina mempersalahkan Roy.

"Iya, Mas. Ini salah kamu!" Ita juga ikut mempersalahkan Roy.

"Cukup! Kenapa kalian mempersalahkan aku?! Kalian pikir aku tidak pusing mikirin ini dan itu? Kalian kalau tidak bisa berbuat apa-apa silakan kalian pergi dari sini!" cecar Roy memarahi keluarganya. Saat ini Roy sangat pusing dan juga takut karena dia diancam akan dilaporkan ke kantor polisi. adinda lah yang mengancamnya.

"Kamu usir Ibu? Dasar anak durhaka!" Lina mengatai Roy anak durhaka.

"Cukup, Bu. Cukup memarahi Roy dan mempersalahkan Roy. Saat ini posisi kita semua terancam, Adinda akan melaporkan kita semua ke pihak polisi."

"Kita bisa di penjarakan karena sudah melakukan penyiksaan pada Ikshan dan membuat bocah itu gila. Adinda sudah tahu kebusukan kita, Bu."

Mendengar perkataan Roy, membuat mata Lina, Mira, Ita dan Ridho membulat sempurna. Mereka sangat syok.

Lina yang terserang penyakit jantung pun langsung duduk di sofa dengan menekan dadanya kuat.

Mira dan Ridho saling menatap, karena mereka lah yang paling parah menyiksa Ikshan dengan melakukan pele*ah4n pada keponakan mereka. Tidak hanya Mira dan Ridho, tetapi Roy juga melakukan hal itu pada putranya. Sungguh tak bermoral ketiga manusia itu.

"Sekarang kita cari cara untuk bisa melenyapkan Adinda. Karena hanya dengan cara itu kita bisa bebas dari ancamannya," ujar Roy.

Mereka semua diam dengan pikiran mereka masing-masing. Mereka memikirkan cara untuk menyingkirkan Adinda.

"Aku tahu caranya," ucap Ridho buka suara setelah diam beberapa menit.

Lina, Mira, Ita dan Roy melihat ke arah Ridho dan siap untuk mendengar cara dari pria itu untuk melenyapkan Adinda.

"Aku akan mendatangi kamar Adinda dan aku ... Aku akan membunuhnya saat dia tertidur lelap," ucap Ridho.

Tanpa mereka sadari Adinda mendengar semua pembicaraan mereka.

'Kalian yang akan bunuh,' gumam Adinda.

Bersambung ...

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • ANAKKU GILA SAAT AKU JADI TKW   bab 45

    “Apa-apaan kamu, Sari!” pekik Ikshan. Dia berusaha mendekati Sari dan memegang kedua tangan dokter wanita itu. “Sekali lagi kamu nyakitin aku, tidak segan-segan aku laporkan kamu ke kantor polisi!” ucap Ikshan. Dia berhasil membawa Sari keluar dari ruangannya. Mendengar suara Ikshan dan Sari yang bertengkar di dalam ruangan beberapa perawat langsung berlari ke arah kedua dokter. Lusi selaku perawat di rumah sakit itu ia langsung melerai keduanya. “Kamu tidak pernah balas perasaan aku, kamu jahat Ikshan!” ujar Sari dengan suara lantang. “Kamu lebih memilih wanita gila itu, kamu dan dia sama-sama gila!” Sari terus saja berteriak dan memukul dada bidang Ikshan. Ikshan tidak peduli dengan perkataan dokter Sari, dia meminta pada salah satu perawat untuk mengobati luka yang dilempari oleh Sari. Lusi berteriak memanggil satpam meminta satpam untuk mengamankan Ikshan dan Sari.Setelah satpam mengamankan Sari, Lusi menemui Ikshan dan dia mengambil alih dari perawat lain untuk mengobati

  • ANAKKU GILA SAAT AKU JADI TKW   bab 44

    Setelah kejadian Robby yang masuk ke dalam halaman rumah Jannah dan mencoba untuk meneror dan menghabisi Jannah, Ikshan terus saja menjaga wanita itu dan bawa Jannah ikut bersamanya. Apa lagi ada kejanggalan saat Jannah yang dipindahkan ke rumah sakit lain, membuat Ikhsan bertekat untuk bawa Jannah dan dia akan mencari tahu orang yang sudah menyuntik obat keras ada tubuh Jannah hingga wanita itu berteriak dan berontak seperti orang gila. Kedatangan Robby ke rumah Jannah sudah diketahui oleh kedua orang tua Jannah dan juga Ikshan. Mereka sudah mengeceknya lewat CCTV. Walaupun Robby memakai topeng, tetapi kedua orang tua Jannah mengenalinya. Kedua orang tua Jannah juga akan melaporkan kejadian itu pada pihak kepolisian dan sekarang pihak polisi tengah menyelidiki.Saat ini, Ikshan dan Jannah baru saja sampai di kediaman Ikshan. Ikhsan sendiri yang ada piket pagi pun harus berangkat kerja, dia langsung bersiap diri untuk berangkat ke rumah sakit. “Kamu di rumah saja,” kata Ikshan pada

  • ANAKKU GILA SAAT AKU JADI TKW   Bab 43

    Ikshan menginap di kediaman Jannah. Mereka juga sudah bawa Jannah keluar dari rumah sakit. Hanya selama ini kondisi Jannah memburuk karena ada orang jahat yang menyuntikkan obat ke dalam tubuh Jannah, sehingga wanita itu berontak dan teriak seperti orang gila. Saat ini kondisi Yura sudah kembali normal dan sebenarnya wanita itu sudah sembuh sejak di rumah sakit tempat Ikshan bekerja, tetapi karena disuntik dengan obat keras yang membuat Jannah berontak dan teriak-teriak seperti orang gila yang membuatnya terus dirawat di rumah sakit. “Apa bisa Jannah ikut bersama saya?” Ikshan meminta izin untuk bawa Jannah ikut bersamanya. Dia ingin menyelidiki lebih lanjut mengenai orang yang menyuntik otak ke dalam tubuh Jannah. “Boleh, dok. Tapi, apakah tidak merepotkan dokter?” Kedua orang mengizinkan Jannah ikut bersama dokter Ikshan, tetapi mereka takut merepotkan laki-laki itu. “Tidak ada yang merepotkan, justru saya senang. Karena nantinya Jannah bisa nemenin adik saya di rumah.” Ikshan

  • ANAKKU GILA SAAT AKU JADI TKW   Bab 42

    ANAKKU GILA S2 Semua masalah tentang Arunika sudah diurus oleh Ikshan. Laki-laki tampan itu rela ambil cuti demi mengurus masalah adik sepupunya. Selama satu bulan Ikshan cuti dia mengurus semuanya, tidak hanya mengurus masalah Arunika, tetapi Ikshan juga mengurus keberangkatan kedua orang tuanya ke tanah suci. Setalah semua urusannya selesai, Ikshan kembali masuk kerja seperti biasanya. Dokter tampan itu sangat bersemangat setelah cuti satu bulan penuh. Dia melangkah kakinya ke arah ruangannya, dia meletakkan tasnya diatas meja. sesudah itu dia kembali meninggalkan ruangan kerjanya. Dia melangkah ke ruangan rawat Jannah. Tentunya dia sangat merindukan pasiennya yang satu itu. Sesampai di ruang yang ditempati oleh Jannah, ruang itu sudah ditempati pasien lain.Ikshan menghentikan langkahnya dengan penuh kebingungannya, dan saat itu juga dia bertanya pada perawat yang tengah menangani pasien di dalam ruangan itu. “Sus? Pasien yang ada di ruangan ini pindah kemana?” tanya Ikshan. “

  • ANAKKU GILA SAAT AKU JADI TKW   Bab 41

    ANAKKU GILA S2 Semua masalah tentang Arunika sudah diurus oleh Ikshan. Laki-laki tampan itu rela ambil cuti demi mengurus masalah adik sepupunya. Selama satu bulan Ikshan cuti dia mengurus semuanya, tidak hanya mengurus masalah Arunika, tetapi Ikshan juga mengurus keberangkatan kedua orang tuanya ke tanah suci. Setalah semua urusannya selesai, Ikshan kembali masuk kerja seperti biasanya. Dokter tampan itu sangat bersemangat setelah cuti satu bulan penuh. Dia melangkah kakinya ke arah ruangannya, dia letakkan tasnya di atas meja. sesudah itu dia kembali meninggalkan ruangan kerjanya. Dia melangkah ke ruangan rawat Jannah. Tentunya dia sangat merindukan pasiennya yang satu itu. Sesampai di ruang yang di tempati oleh Jannah, ruang itu sudah ditempati pasien lain.Ikshan menghentikan langkahnya dengan penuh kebingungannya, dan saat itu juga dia bertanya pada perawat yang tengah menangani pasien di dalam ruangan itu. “Sus? Pasien yang ada di ruangan ini pindah ke mana?” tanya Ikshan. “

  • ANAKKU GILA SAAT AKU JADI TKW   Bab 40

    ANAKKU GILA S2 12Ibnu baru saja pulang dari kantor polisi, dia tidak bisa berbuat apa-apa untuk bisa menolong Arunika dari kasus tersebut. Karena orang yang melaporkan Arunika ke pihak polisi memiliki bukti yang sangat kuat. Bukti berupa video dan juga foto saat Arunika saat membunuh korban. “Ayah tidak bisa membantu Arunika, semua bukti yang diserahkan ke kantor polisi sudah sangat jelas kalau dialah pelaku yang bunuh korban.” Ibnu berucap lirih dengan raut wajah sendu. “Jika barang bukti sudah membuktikan Arunika adalah pelaku, Ikhsan rasa kita tidak perlu mencari pembelaan apapun. Itu adalah kesalahannya dan dia harus terima hukuman yang setimpal dengan perbuatannya.” Ikshan meminta kedua orang tuanya untuk tidak perlu mencari pembelaan untuk memperingankan hukuman pada sepupunya. “Tapi bagaimana kalau keluarga korban meminta hukuman mati?” Ibnu masih memikirkan Arunika, dan dia juga merasa kasihan pada gadis yang dia besarkan dengan kasih sayang. Ya, walaupun Arunika sering m

  • ANAKKU GILA SAAT AKU JADI TKW   Bab 39

    ANAKKU GILA SAAT AKU JADI TKWArunika berdiri di depan pintu dengan kedua tangan terlipat di depan dada. Raut wajahnya terlihat sangat kegirangan. Ia tampak sangat senang melihat kedatangan Ivan.Ivan terlihat sangat buru-buru dengan raut wajah cemas. Laki-laki itu menyeret tangan Arunika masuk ke dalam rumah kontrakan wanita itu.Sikap Ivan membuat Arunika bingung dan penuh tanda tanya. Dia melepaskan tangan Ivan hingga tangan laki-laki itu menjauh darinya.“Apa-apaan kamu?!” bentak Arunika setelah berhasil melepaskan tangannya dari cengkeraman Ivan.Ivan menatap nyalang Arunika, begitu pula dengan Arunika yang tak kalah sengit menatap laki-laki di hadapannya.“Mana uang hasil kamu jual adik sepupu aku yang sialan itu?!” Arunika mengulurkan salah satu tangannya, meminta uang dari Ivan.Ivan mengibas tangan wanita itu dan tersenyum sinis. “Apa katamu? Uang? Tidak ada uang!” ucap Ivan sambil mendorong tubuh Arunika menjauh darinya.“Tidak ada uang? Adik sepupumu itu sudah bunuh ketiga

  • ANAKKU GILA SAAT AKU JADI TKW   Bab 38

    Jelita menundukkan kepalanya, membenamkan wajah di antara kedua lututnya. Tubuhnya bergetar hebat saat sebuah tangan menyentuh pundaknya dari belakang.“Kak Ikshan, Ibu, Ayah. Jelita takut,” gumam Jelita dalam hati, disertai isak tangis yang tidak bisa ia bendung lagi.“Jelita?” panggil suara seorang pria.“Jangan sentuh saya! Saya mohon, jangan perkosa saya,” Jelita memohon pada orang itu untuk tidak menyentuhnya, sambil menepis tangan yang ada di punggungnya.“Jangan takut, Jelita,” ucap pria itu, memegang kuat punggung Jelita dan merangkulnya dengan erat. Pria itu adalah Ibnu.Ibnu berhasil melacak keberadaan putrinya dan menemukannya menangis di pinggir jalan dalam keadaan takut.“Ini Ayah, Jelita.”Mendengar perkataan Ibnu, Jelita perlahan membuka matanya dan menoleh ke arah belakang. Ia menangis histeris saat melihat ayahnya memeluknya.“Ayah? Jelita takut.” Jelita semakin menangis.“Ayah, ada laki-laki bajingan yang mau menodai Jelita. Jelita takut, Ayah,” ucap Jelita sambil te

  • ANAKKU GILA SAAT AKU JADI TKW   Bab 37

    “Dia masih perawan. Jadi, saya minta bayarannya lebih mahal dari yang kemarin.” Laki-laki itu tengah bernegosiasi dengan teman-temannya. Laki-laki itu adalah Ivan, dan orang yang dimaksud olehnya adalah Jelita.Ivan menculik gadis itu saat dia tengah menunggu taksi di halte sekolah, dan itu semua atas perintah Arunika. Arunika sengaja melakukan itu agar bisa menggantikan dirinya untuk melayani teman-teman Ivan, dan uang dari teman-teman Ivan dibagi dua dengannya.“Bagaimana? Apa kalian mau?” tanya Ivan.“Berapa yang harus kami bayar?” tanya salah satu temannya Ivan. Laki-laki berperut buncit dan berkulit hitam itu adalah orang yang meniduri Arunika kemarin.“Kalian bertiga cukup membayarnya 10 juta, dan kalian bisa memakainya seharian,” ucap Ivan, menyebutkan nominal yang harus dibayar oleh teman-temannya.Ketiga teman Ivan masih berpikir, mereka saling memandang dan mencoba untuk berdiskusi.Sedangkan di dalam kamar, Jelita tengah berusaha untuk kabur dari laki-laki bejat itu.‘Aku h

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status