Share

Bab 22

Makassar, aku terlalu menaruh banyak harapan besar, akan sebuah masa depan berbinar, setelah lupa telah menanam bibit kesalahan fatal. Kukira telah entas dari semua derita, ternyata aku baru saja memulainya. Baru.

***

"Katakan apa yang sebenarnya terjadi Nin?"

Aku menggeleng alot. Meremas rok dalam ketakutan saat desis amarah Mama dibarengi dengan gegat tak biasa oleh kedua giginya.

"Jangan bohong Nin..." Dari nadanya, aku tahu Mama mencoba bersabar.

Mendengarnya aku justru terisak. Menunduk pilu dalam ketakutan.

Hancur duniaku, masa depanku. Aku tahu.

"Mana mungkin ini terjadi kalau kamu rutin mengonsumsi obat itu? Katakan!" Mama berusaha mendesakku dengan emosi tertahan di tenggorokan. "Kapan? Kapan kalian melakukan dosa itu lagi?"

Air mataku semakin deras mengucur. Sesekali saja tanganku mampu menepis airnya. Selebihnya air iru tumpah bak air bah.

"Jujurlah Nin, semua akan lebih mudah."

Kali ini Papa

Aulia Lapan Bilan

Tenkiu yg udah kasih rate sama komentar ya sayang... Trm kasih...

| 1
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Zeni Rahmawati
...............
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status