Home / Romansa / ANOTHER TOXIC STORY / Bersapa dengan Trauma

Share

Bersapa dengan Trauma

Author: Wonder Icy
last update Last Updated: 2025-06-01 20:30:34

Masih dalam perjalanan dari kedai es krim menuju rumah. Adra sudah menerima panggilan telepon beberapa kali dari rekannya. Membahas banyak hal, Eca mendengar tentang pekerjaan besok, juga ada sedikit membahas mengenai keuangan yang Ecapun tidak tahu detilnya.

“Oh di rumah? Iya bentar lagi sampai, Om.” Adra menutup teleponnya lalu memberitahu Eca kalau Omnya sedang menunggu di rumah karena ada keperluan.

Eca mengangguk sebagai responnya.

Setibanya di rumah, Eca dikagetkan dengan keberadaan sebuah mobil hitam yang sangat familiar untuknya. Mobil yang sering berada di halaman kantornya, juga halaman rumahnya, dulu.

Jantung Eca berdegup kencangm ia mulai merasakan kebas di ujung jemarinya.

Sial. Dia masih tidak ingin bertemu dengan pemilik mobil itu. Tapi ... “Omnya Adra?” gumamnya lirih, kebingungan.

Adra menoleh pada istrinya yang kembali diam. “Kayaknya aku mau mengobrol lama di ruang depan, kalau kamu mau duluan bisa lewat pintu belakang saja.”

“Ehh? Kamu enggak perlu aku temani?” tan
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • ANOTHER TOXIC STORY   Istri yang Ngeyel

    Eca merasa kedinginan dengan tubuh yang justru terasa panas. Dia merintih lirih tanpa sadar.Waktu sudah menunjukkan dini hari, cuaca juga mulai gerimis setelah mendung sejak sore.Adra yang terlelap di sofa, samar mendengar suara rintihan Eca.Segera saja ia bangun dan mengambil sapu tangan untuk mengompres Eca. Dia juga membangunkan perempuan itu untuk menyuruhnya meminum obat.“Minumlah ini,” ujarnya dengan lembut. Seketika dia lupa kalau sebelumnya dia masih marah.Eca masih belum membuka matanya, Adra menepuk pelan pipi Eca.“Kenapa panas banget,” gumam Adra kebingungan. Dia berusaha agar istrinya itu dapat meminum obat. Dia terus membangunkannya, sambil menyuapi obat dan menyuruhnya untuk minum.“Telan, lalu minum.” Adra memberikan arahan dengan sangat lembut.Eca masih terpejam, dia mengikuti arahan Adra dengan setengah sadar.Cukup manjur obat pereda demam itu, Eca akhirnya dapat kembali terlelap dengan peluh yang membasahi dahinya.Tanpa ada keluhan sedikitpun, Adra merawat

  • ANOTHER TOXIC STORY   Perlu Penjelasan

    Klek!Eca keluar dari toilet. Masih dengan ekspresinya yang menahan nyeri dan keram paada perut bagian bawah. Tanpa berbasa-basi, Eca mencari koyo dan kembali menempelkannya pada bagian perut. Ia juga langsung menuju tempat tidur untuk merebahkan tubuh.“Kamu sakit?” tanya Adra. “Kamu baik-baik saja?” tambahnya.“Aku tidur sebentar, ya. Ternyata haid hari pertama, makanya aku lemas sekali.” Eca menarik selimut.“Apa? Haid?” Adra menjadi lebih shock. “Tunggu tunggu ! Kamu haid?” Adra berpindah posisi, kini ia berdiri di depan Eca dan menatapnya.Eca kembali duduk dan membalas tatapan Adra. Ia lalu mengangguk dengan lemas. Dia dapat merasakan ujung jemarinya dingin dan gemetar.“Kok bisa? Kamu keguguran?” tanya Adra, emosinya mulai berantakan.“Hah? Keguguran apa? Aku haid. HAID!” Eca menjelaskan dengan sisa tenaganya.Adra mengerutkan dahi, memiringkan sedikit kepalanya. “Kamu enggak hamil?” ada kecewa di raut wajahnya.Hah. Eca menarik napas panjang, dia lalu bersandar agar tubuhnya

  • ANOTHER TOXIC STORY   Fakta Yang Terbuka

    Adra memejamkan mata saat masih dalam pesawat, namun otaknya menolak untuk tidur dan membuatnya terus berjaga untuk memastikan kalau Eca baik-baik saja.Sampai tiba di kota Jeju, Adra meminta bantu staf nya untuk membawakan koper milik Eca namun istrinya itu menolak.“Jobdesk mereka hanya untuk mendampingi kegiatan kalian, bukan aku.” Eca berbisik pada Adra yang semula agak memaksa stafnya untuk tetap membawakan koper Eca.“Aku enggak apa-apa, ini enggak berat,” imbuh Eca meyakinkan.Adra hanya diam, tidak merespon Eca namun juga tidak marah pada stafnya.Saat menuju hotel, Eca meminta pada Adra untuk bersinggah ke rumah makan dahulu karena dia merasa lapar. Tetapi Adra bilang kalau mereka harus tiba ke hotel untuk meletakkan semua barang baru setelahnya pergi untuk mencari makan atau hanya untuk sekedar mencari angin.“Aku enggak mau ribet, mending jalan bawa barang sewajarnya.” Adra sama sekali tidak mempedulikan Eca yang mulai cemberut, namun masih menampakkan senyumnya pada staf y

  • ANOTHER TOXIC STORY   Istri Hamil

    Adra segera masuk ke kamar dan mandi. Dia tidak menghiraukan Eca yang sedang menyusun pakaiannya ke dalam koper untuk pergi.Eca juga tidak menanyai apapun, dia hanya menduga kalau suaminya itu sedang lelah dan ingin segera membersihkan diri lalu istirahat.Setelah selesai mandi dan berganti pakaian, Adra keluar dan tidak kembali ke kamar hingga hampir tengah malam.Eca menyadari itu saat ia sudah hendak tidur dan mematikan lampu, namun Adra sama sekali tidak ada kabar. Dia sudah turun untuk memastikan kalau mobil masih ada di garasi, ponselnya juga ditinggal di atas meja dekat dengan ponsel Eca.Eca mencari Bi Ita dan mendapatkan jawaban kalau kemungkinan Adra sedang berada di ruangan yang hanya dirinya saja yang boleh masuk.Seketika Eca ingat dengan isi kontrak pernikahannya yang menyebutkan adanya satu ruangan yang tidak boleh diganggu oleh siapapun.Eca pergi menuju ruangan yang dimaksud oleh Bi Ita, namun tidak berani untuk mengetuk. D

  • ANOTHER TOXIC STORY   Bersapa dengan Trauma

    Masih dalam perjalanan dari kedai es krim menuju rumah. Adra sudah menerima panggilan telepon beberapa kali dari rekannya. Membahas banyak hal, Eca mendengar tentang pekerjaan besok, juga ada sedikit membahas mengenai keuangan yang Ecapun tidak tahu detilnya.“Oh di rumah? Iya bentar lagi sampai, Om.” Adra menutup teleponnya lalu memberitahu Eca kalau Omnya sedang menunggu di rumah karena ada keperluan.Eca mengangguk sebagai responnya.Setibanya di rumah, Eca dikagetkan dengan keberadaan sebuah mobil hitam yang sangat familiar untuknya. Mobil yang sering berada di halaman kantornya, juga halaman rumahnya, dulu.Jantung Eca berdegup kencangm ia mulai merasakan kebas di ujung jemarinya.Sial. Dia masih tidak ingin bertemu dengan pemilik mobil itu. Tapi ... “Omnya Adra?” gumamnya lirih, kebingungan.Adra menoleh pada istrinya yang kembali diam. “Kayaknya aku mau mengobrol lama di ruang depan, kalau kamu mau duluan bisa lewat pintu belakang saja.”“Ehh? Kamu enggak perlu aku temani?” tan

  • ANOTHER TOXIC STORY   Ice Cream Date

    Sejak pulang dari lapangan futsal, Eca banyak diam. Tawa dan senyum ramahnya seketika menghilang saat ia memasuki mobil bersama dengan Adra.Dia merasa lelah, namun juga senang karena kali ini dia melihat bocah ajaib yang dulu ia sukai saat masa remaja dimana Adra menjadi atlet lari jarak pendek untuk Pekan Olahraga Nasional (PON). Larinya kencang, perhitungannya bagus, itu kesimpulan sementara dari Eca yang melihat permainan Adra yang berhasil membawa timnya memenangkan permainan.“Mereka memberikan pertanyaan yang tidak mengenakan hati?” tanya Adra, yang rupanya memperhatikan sikap diam istrinya.Eca menggeleng.“Lalu kenapa?” tanya Adra lagi. Dia menyetir mobil dengan cukup pelan karena jalanan yang mulai macet.“Dua perempuan berseragam pegawai itu, staf di kantormu?” tanya Eca.“Yang minta tandatangan? Iya.”“Ohh,” ucap Eca singkat.“Kenapa? Mereka membuatmu nggak nyaman?”Eca menggeleng. “Terlalu berisik,” ujarnya. “Aku mungkin enggak akan merasa berisik kalau kami sudah kenal s

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status