ANOTHER TOXIC STORY

ANOTHER TOXIC STORY

last updateLast Updated : 2025-04-04
By:  Wonder IcyOngoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Not enough ratings
7Chapters
13views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Setelah mengetahui kalau dirinya hanya diperalat dan diselingkuhi oleh kekasih yang sudah bersama selama sembilan tahun, Eca pergi ke kelab malam untuk melebur kesedihannya hingga tak sadar telah menghabiskan malam bersama seorang pemuda. Setelah malam itu, Eca kembali mendapatkan masalah karena harus bertanggungjawab karena ternyata pria itu adalah anggota dewan di Kota nya yang sangat populer karena juga merupakan putra tunggal dari Gubernur.

View More

Chapter 1

Malam yang Berantakan

Isak tangis Eca tak tertahan saat ia sedang berada di taksi online. Ia masih ingat dengan jelas saat jantungnya berdebar kencang ketika ia melihat dengan mata kepalanya sendiri kekasihnya sedang berselingkuh dengan pelayan Cafe miliknya, di ruang kerja.

Saat itu, Eca bergegas menuju Cafe yang merupakan hasil dari kerja sama ia dan kekasihnya, Felix, untuk mengambil dompet yang tertinggal di ruang kerja sang kekasih saat istirahat siang dari kantor tempatnya kerja. 

Eca sudah menelepon Felix, namun tidak ada jawaban. Dia hanya berfikir mungkin kekasihnya itu sedang sibuk atau istirahat karena Cafe cukup ramai hari itu.

Beberapa karyawan menyapa Eca ramah, semuanya berada di meja kasir.

"Mba Eca ada keperluan apa?" tanya kasir, yang bernama Nita.

Eca terhenti sejenak, merasa aneh karena tidak biasanya dia ditanyai seperti itu di Cafe miliknya sendiri. 

"Pak Felix ada di dalam, 'kan?" ujar Eca diiringi senyumnya.

"Sepertinya Pak Felix sedang istirahat, Mba. Ruangannya dikunci," imbuh Nita.

Eca hanya senyum, sama sekali tidak menghiraukan kalimat Nita karena dia membutuhkan dompetnya segera.

Namun diluar dugaan Eca, rupanya kekasihnya sedang beristirahat dengan melakukan hal yang membuat Eca kehilangan akal sehat. Eca mendapati Felix sedang bermain-main dengan Rena, di atas meja di ruang kerjanya.

Samar Eca mendengar namanya disebut sebagai 'partner bisnis' terbaik.

Eca berteriak nyaring hingga terdengar hingga bagian depan, membuat sebagian pengunjung terkejut.

Kekacauan yang tak tertahan membuat Eca menampar kekasihnya dan mencengkeram leher karyawannya hingga wanita itu mendelik hampir kehabisan napasnya.

Tidak ada yang berani melerai, karyawan lain hanya memastikan kalau kegaduhan itu tidak mengganggu kenyamanan pelanggan dengan menyalakan lagu yang sedang hits.

Bukan memberikan penjelasan yang menenangkan, Felix justru memarahi Eca karena dianggap melanggar privasinya. Felix juga marah karena Eca hampir membunuh wanita yang sedang bersamanya.

Kalimat kotor terlontar dari mulut Eca berkali-kali. Hingga dia pergi setelah kembali menampar Felix dengan sisa kekuatannya.

Seluruh tubuh Eca gemetar, napasnya naik turun, mendadak dia merasa sakit dan memutuskan untuk tidak kembali ke kantor.

***

Taksi online berhenti tepat di depan kelab kecil di sudut kota. Sebelum memutuskan untuk turun dan masuk, Eca menarik napas panjang lalu menyeka sisa air mata yang masih membasahi sudut matanya.

"Terimakasih, Pak." Dia turun dari mobil.

Pertama kali baginya pergi ke tempat ini, hanya mendengar dari beberapa teman, Eca sama sekali tidak pernah membayangkan dia akan melenyapkan amarah dan kesedihannya di tempat yang dipenuhi kebisingan.

"Privasi anj!ng! Sembilan tahun bersama, dia bilang privasi?" gerutu Eca yang telah dihadapkan dengan gelas berisi alkohol.

Eca kembali marah karena baru pekan lalu ia berbicara dengan Felix dan meminta untuk dinikahi karena mereka sudah bersama selama sembilan tahun dan sudah memiliki usaha bersama. Felix adalah satu-satunya orang kepercayaan Eca selama lima tahun terakhir karena dia sudah menjadi yatim piatu sejak kecil, dan ditinggal menikah kakaknya lima tahun lalu yang mengaruskan mereka hidup berjauhan karena sang kakak mengikuti suaminya tinggal di luar pulau.

Eca meneguk minumannya berkali-kali, tanpa menghiraukan pandangannya yang sudah mulai kabur dan tubuh yang semakin lemah.

Seorang pemuda berpakaian rapi, kemeja putih lengkap dengan jas hitamnya menghampiri Eca yang sudah sangat lemah tergeletak di meja bar.

Pemuda itu berusia sekitar 20-25 tahun, telihat muda namun juga terlihat mapan karena stelan pakaiannya. Dia menyibak poni yang menutup wajah Eca, dipandanginya wajah perempuan yang memerah itu.

Masih dengan gumam amarahnya, namun tak jelas, Eca sesekali memanggil nama Felix namun lirih.

Pemuda itu memesan minum, dia memutuskan untuk menemani wanita itu sambil menghabiskan sebotol minumannya.

"Bro, ini akan beresiko. Kamu lupa pesan ayahmu?" seorang pemuda lain, berambut botak tipis, mencoba menahan tangan pemuda yang menggendong tubuh Eca.

"Kalau sampai ayah tahu, berarti itu info darimu!" tanpa menggubris temannya, ia terus berjalan.

"Adra!" pemuda botak geram. "Jangan membuatku terlibat di masalah keluargamu lagi!" ujarnya nyaring, namun masih kalah nyaring dari musik yang sedang dimainkan.

Adra membawa Eca ke sebuah kamar. Diletakkannya dengan pelan, tanpa membuat wanita berambut ikal se bahu itu bangun.

Lagi-lagi Eca mengoceh dan menangis, namun sangat lirih lalu kembali tertidur.

Adra melepas jas, meminum minuman yang ia bawa, lalu merebahkan tubuh di tempat tidur dengan masih menatap sosok perempuan yang tidak ia kenal itu dengan seksama.

"Bisakah kau membuatku lupa dengan kesedihanku?" ucap Adra sambil kembali menyingkirkan poni di wajah Eca.

Perlahan, Adra mengusap pelan wajah merah Eca. Dia kemudian bangun dan meminum minumannya hingga habis hanya dalam hitungan detik.

Selanjutnya, Adra bahkan tidak mengingat betul apa yang ia lakukan dengan perempuan itu. Dia hanya mengingat senyum tipis perempuan itu saat Adra hendak mengecupnya.

Sialnya. Keduanya terbangun bersamaan ketika ponsel milik Adra terus berdering tanpa henti, sebuah panggilan darurat dari teman-temannya.

Eca dan Adra saling pandang dan mematung untuk beberapa saat.

Eca mengumpat dan menyesali kebodohannya saat ia sadari ia terbangun dalam keadaan berantakan.

Adra acuh, dia mengangkat telepon temannya dan pergi. Namun pemuda itu sempat kembali untuk memberikan beberapa lembar uang kepada Eca.

"Tagih kekurangannya jika kita bertemu lagi," ujarnya ketus seolah tidak terjadi apapun diantara mereka.

Eca semakin kesal, dia mengumpat berkali-kali, namun hal itu tidak akan dapat mengambalikan keadaan.'

Diambilnya uang itu lalu dihitungnya. Walau dia merasa sangat terluka dengan uang itu, namun dia juga membutuhkannya untuk ongkos pulang.

Terselip sebuah kartu nama diantara lembaran uang, Eca membacanya dengan pelan karena pandangannya masih belum sepenuhnya terang.

"Adra Budhitama, Komisi Tiga." 

Eca mengedipkan matanya berkali-kali, memastikan kalau dirinya tidak salah membaca.

"Dewan Perwakilan Masyarakat Kota Lidei? Sial! Apa benar dia orang penting?" Eca menggaruk kepalanya yang sama sekali tidak gatal.

Eca berharap kalau dirinya hanya salah membaca tulisan pada kartu nama itu, dia lalu membuka browser untuk mencari tahu. Dia ingat betul wajah pemuda yang sama persis dengan yang ada di internet. Lagi-lagi Eca mengumpat mengutuki kebodohannya.

"AH dia kurang ajar!"

Kalimat yang selalu dia ucapkan mulai dia keluar dari tempat itu, hingga ia tiba di rumah, bahkan saat ia pergi ke kantor.

"Sial!"

Eca tidak dapat lagi berfikir jernih, namun dia tidak dapat lagi membolos kerja karena ada pekerjaan penting bersama klien hari ini.

Masih dengan pencariannya di internet, Eca mendapati kalau Adra sangat populer dan merupakan anak dari seseorang yang sangat berpengaruh. Dia juga ingat kalau dia bahkan pernah mengidolakan pemuda itu saat pemuda itu masih bocah, karena ketampanan dan prestasinya yang pernah mendapat perak saat PON.

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
7 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status