Share

Mr.Ada

Penulis: Weena Young
last update Terakhir Diperbarui: 2021-06-06 10:45:14

Sesampainya di pintu, ia di sambut oleh pelayan rumah megah tersebut, wanita tua itu mempersilahkannya menunggu di ruang tamu.

  

  “ Non, tunggu disini dulu ya, soalnya tuan besar datang, jadi mereka sedang rapat.” Ujar sang pelayan itu meminta Vania untuk sabar, karena Tuan Besarnya sedang datang dan mereka tengah berkumpul di ruang kerja beserta beberapa orang, 

  

  Vania tersenyum dan mengangguk, ia dengan sabar menunggu, walau jauh di lubuk hatinya resah dan gelisah.

  

  

  Jantungnya berpacu sangat cepat, karena ia sebenarnya hanya sekali datang kesini, Keringat dingin mengalir deras membasahi tubuhnya, bak pelari 10 Kilometer,

  

  Ternyata, ruangan ber Ac tidak mampu menghalangi keringat nya tuk keluar membakar kalori di tubuhnya.

  

  15 Menit berlalu, dan akhirnya salah seorang memanggilnya menuju ke ruangan kerja dimana Boss mereka berada.

  

  

  Seorang pria yang di duga boss mereka, saat ini tengah duduk membelakangi meja seraya memainkan Pulpen di jarinya dengan lihai bak permainan sulap.

  

   Terlihat ia memejamkan mata dan mendengus kesal, karena kedatangan tamu yang tidak di undang dan mengganggu mereka yang tengah mengatur strategi, dalam memajukan bisnis.

  

  

  Vania memasuki ruangan dengan gemetar, setelah Vania memasuki ruangan, sang boss mengibaskan tangannya keatas menandakan yang tidak berkepentingan untuk keluar ruangan kantor, seolah sudah mengetahui maksud sang boss, mereka berjalan keluar, meninggalkan ruangan, hanya tersisa sang Boss dan 1 orang lainnya, dia lah yang Vania kenal, ya pria ini adalah donaturnya.

  

  Donatur alias sang pemberi pinjaman yang waktu itu memberinya pinjaman,dan menyelamatkannya bak dewa.

  

  

  Dengan wajah menunduk dan gemetar karena ketakutan, walau kawatir akan gagal menguasai hatinya, tapi sekali lagi demi sang buah hati, ia memberanikan diri menyapa pria - pria yang ada di ruangan itu.

  

  " Selamat malam tuan...maaf mengganggu tuan, Ssa...sa...ya maaaa...”

  

  PLAAAAAK.!!

  

  

  Belum sempat Vania melanjutkan kalimatnya, pria yang telah memberinya pinjaman itu menamparnya dengan keras seraya berkata

  

  

  "Siapa yang menyuruhmu, sehingga kau dengan gagah berani mendatangi rumah ini? Kau tau perjanjian kita di awal? tidak akan pernah datang ke tempat ini, kecuali kau mau melunasi hutang itu.! Atau jangan - jangan kau datang untuk melunasi hutangmu..” 

  

  Darah segar mengalir dari bibir Vania yang telah dengan sengaja ia olesi lipstick hasil dandanya agar terlihat fresh.

  

  " Maaf tuan, ampuni sayaaa tuaan..saya mohon....beri saya waktu melunasinya, sampai saya dapat mengover kreditkan rumah saya..."

  

  Vania memohon sambil berlutut di hadapan dua pria itu.

  

  Tapi ternyata, berlututnya Vania, tak lantas membuatnya mendapat perlakuan baik, ia justru mendapat bonus tendsngan tepat di perutnya, dari sang pria yang menamparnya tadi.

  

  

  Vania meringis, menahan sakit yang saat ini ia rasakan, tak hanya hatinya tapi tubuhnya sakit akibat tendangan pria itu.

  

  " Siapa kau prempuan jalaaanggg..! Beraninya kau melakukan negoisasi denganku? mau ku kuliti anakmu sekarang juga, Hahh.!! “

  

  

  

  Hardik pria berbadan tinggi besar itu tanpa ampun.

  

  Vania yang tersungkur ke lantai, akibat tendangan pria itu, perlahan bangun dan beranjak, dengan air mata yang mengalir di pipinya.

  

  Ia memang berusaha untuk kuat, tapi ia adalah seorang wanita yang akan jatuh mentalnya ketika mendapat perlakuan kasar dari pria, teringat akan perlakuan kasar dari mantan suaminya.

  

  " Saya mohon, kasihani saya tuan, anak saya tidak berdosa dan tidak terlibat dengan perjanjian antara saya dan tuan, Kalau tuan mau, tuan boleh mengambil ginjal saya satu, tapi jangan sakiti anak saya tuan, dia masih kecil, tidak tahu apa - apa, saya mohonnnn....."

  

  Isak tangis Vania semakin menjadi, karena ia takut puterinya akan celaka akibat kekurangannya sebagai orang tua, dan Pria itu hendak menjambak rambut Vania, tetapi terhenti karena suara tepukan tangan sosok pria dari balik Kursi yang membelakangi mereka.

  

  

  Pria itu perlahan memutar kursinya lalu menghadap ke arah Vania yang sudah berurai air mata dengan darah yang masih mengalir di bibirnya.

  

  " Ini, wanita titipan itu dam?? " 

  

  

  Ujar pria tampan itu kepada lelaki tinggi besar yang sudah memindahkan posisi tangannya dari rambut vania ke sikap tegap bak prajurit.

  

  " Iya boss, seperti yang saya bilang kemarin detailnya Boss..!!! "

  

  Sang boss menatap Vania lalu tertawa terkekeh - kekeh lalu memberi isyarat ke anak buahnya untuk meninggalkan ruang kerjanya.

  

   

  Adam sang anak buah pun mengikuti perintah sang boss,  sembari menunduk hormat lalu meninggalkan ruangan itu.

  

  " Saya beri kamu pilihan, mau mati berdua sekarang bersama anakmu, atau lunasi hutangmu dalam waktu 24 Jam dari sekarang, karena kau telah berani mengganggu waktu rapatku?? "

  

  

  

  Suara pria itu berbeda dengan wajahnya, wajahnya terlihat sangat tampan dan ramah, tetapi siapa sangka suaranya dingin sedingin musim salju di gunung es.

  

  Vania tersentak mendengar suara dingin nan menyeramkan itu, tubuhnya semakin lemas, ia tak punya cukup nyali untuk mengajak pria di hadapannya nego.

  

  Entah mengapa, tubuhnya seketika seperti tak memiliki tenaga sedikitpun, mendengar kata demi kata yang terdengar pelan tapi sangat menakutkan.

  

  Siapa yang tidak akan takut, jika nyawa puterinya menjadi jaminan.

  

  " Jangan diam saja, kamu pikir kata kata saya hanya lelucon???" 

  

  

  Ujar pria yang sudah berdiri di hadapannya dan mengangkat tubuh vania untuk berdiri sejajar dengannya.

  

  

  Lalu ia mengangkat dagu Vania, dan memperhatikan darah segar yang mengalir di sudut bibir wanita itu, dengan senyum miring.

  

  Vania yang memahami situasi mengerikan itu tak berani sedikitpun menatap  sang pria di hadapannya, dengan suara bergetar ia menjawab

  

  " Tiii...tidak Tuan..sssa..ya tii... "

  

  

  Belum selesai ia mengucapkan kalimatnya, bibirnya telah di bungkam dengan bibir pria di hadapannya itu, dan pria itu memelukknya erat ,dengan seringai di wajahnya, tanpa basa - basi pria itu membuka baju yang telah di kenakan Vania dengan kasar lalu meremas payudaranya dengan sangat brutal, Vania meronta - ronta sekuat tenaga, ia lupa bahwa nyawa puterinya berada di tangan pria ini, ia dengan sekuat tenaga mendorong pria itu lalu meludah tepat kewajah pria tampan yang mencoba melakukan pelecehan sexual terhadapnya.

  

  

  " Maaf tuan, seperti yang tuan janjikan, saya memilih pilihan kedua, saya akan bayar lunas hutang saya dalam waktu 24 jam, jadi tunggu saja kehadiran saya dalam waktu 24 jam dari sekarang...” 

  

  Ujar Vania sembari menghempaskan tangan pria yang terlihat menahan amarah dengan wajah yang merah padam, sembari mengelap air ludah yang mengenai wajah tampannya.

  

  Vania tak lagi menghiraukan bagaimana nasibnya, jika tak mendapat uang untuk membayar hutang dalam waktu 24 jam, yang ia inginkan saat ini adalah berlari sekencang - kencangnya, keluar dari ruangan yang menakutkan itu, Ia tak memperdulikan baju yang sudah tak berkancing,

  

  Ketika pintu terbuka, sang penjaga hendak menangkap Vania, tetapi sang boss melarangnya, dengan memberi isyarat, agar membiatkan Vania pergi, mereka hanya mengangguk patuh atas perintah bossnya.

  

  Vania sembari memegangi bajunya dengan sekuat tenaga, ia menangis berlari keluar gerbang menuju jalan raya dan terus berlari sampai, tak terasa bahwa sepatunya sudah lepas satu dari kakinya, ia  berlari sambil menangis dan tanpa menghiraukan bahwa kakinya yang telah berdarah.

  

  Setelah lelah berlari, ia berhenti di sebuah Halte yang kosong malm itu.

  

  Vania duduk dan menangis tersedu sedu seraya memperbaiki Baju dan rambutnya yang acak acakan.

  

  " Yaa TUHAN..!

  KENAPA BERAT SEKALI UJIANMU..! Tidak sudikah engkau memberiku sedikit saja cahayamu, berilah aku keajaiban, berilah aku jalan keluar atas permasalahanku, jangan sampai anakku menjadi korban atas kekejaman dunia...” 

  

  Jerit Vania dalam hatinya, mulutnya terkatup rapat, tapi air matanya semakin  deras saja mengalir membasahi pipi mulusnya.

  

  hatinya sakit seperti tertusuk jutaan duri tajam dan beracun, sakit dan sesak, ia mengingat akan perlakuan pria tadi yang dengan brutal hendak memperkosanya, ia merasa dirinya hina, ia merasa dirinya kotor, Ia menyesali kebodohannya mendatangi rumah itu, berharap akan ada solusi berharap mereka mau menerima ginjalnya.

  

  Sungguh ia sangat menyesali hingga tanpa sadar ia telah menangis meraung di halte di malam nan gelap dan dingin itu, bagaimana mungkin seorang mafia mau memberikan kelonggaran, tapi yang ia sesalkan mengapa tiba - tiba mafia itu menagih hutangnya, tak seperti cerita yang ia dengar bahwa mafia ini termasuk yang paling baik diantara yang lain, dengan bunga yang lumayan rendah dan persyaratan mudah tanpa membutuhkan agunan seperti di perbankan.

  

  Siapa sangka semua berantakan seperti ini.

  

  Disaat ia sedang menghiba, tiba - tiba ada Sebuah mobil mewah berhenti di halte tempatnya berhenti.

  

  Menyadari ada yang datang, Vania menghentikan tangisnya, lalu ia mengelap air matanya dengan cepat, ia tak ingin orang lain melihat air matanya.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • ANTARA AKU, KAU DAN 5 MILIAR - COMPLETE   Happy Family- End

    *** Seminggu setelah kejadian pertemuan Vania dan nyonya Iriana di Mall. Tampak Verrel menemani Vania duduk menikmati suasana pagi melakukan olahraga yoga di samping kolam renang dekat taman bunga Anggrek mereka. Vania tampak melipat matras yoga nya, dan berjalan menghampiri Verrel yang tengah duduk memperhatikan perut buncitnya. Dengan manja Vania mengelendot duduk di sisi Verrel. “ Makasih sayang, sudah menemaniku olahraga, kamu mau kerja di kantor atau di ranjang? “ Vania mengerlingkan sebelah matanya. Sontak tawa Verrel mengisi area yang sepi itu. “ Mumpung anak-anak sedang private…” Bisik Vania lagi, merebahkan kepalanya dengan manja di dada bidang pria yang telah menyempurnakan hidupnya. “ Apapun yang kau

  • ANTARA AKU, KAU DAN 5 MILIAR - COMPLETE   Meet Up Ny. Iriana

    Dua Tahun kemudian… Pagi itu terlihat Verrel tengah bermain bersama putra pertamanya yang masih berumur 1 tahun 6 bulan di sebuah taman di rumah mereka, terlihat disana dilengkapi fasilitas bermain. " Reeceee...sudah bermainnya, Daddy harus bekerja nak.." Ujar Vania yang mendekat kearah ayah dan anak yang tengah bermain dengan sangat seru " lihat lah Daddy mu Reecce baju nya sudah basah semua..." Lanjut Vania mengulurkan kedua tangannya kepada sang putra Reece Bibby Gondokusumo. Tapi sang putra yang memilih mengabaikannya dan melanjutkan bermain kuda-kudaan bersama sang ayah, membuat Vania mendengus kesal karena merasa di abaikan oleh anak dan ayah yang tengah asyik bermain. Sedangkan Verrel tersenyum menggoda Vania karen

  • ANTARA AKU, KAU DAN 5 MILIAR - COMPLETE   Monica Ardiananda

    " Dok.., coba deh rasakan sentuhan angin malam ini terasa damai bangettt. Keluarin tangan dokter Dendi abis tu pejam kan mata lalu tarik nafas dalem-dalem dan rasakan sensasinya…” Lanjut Monica seraya membuka kaca mobil di dekat Dendi. Dendi yang semula terlihat enggan mencoba apa yang di sarankan Monica akhirnya dengan ragu-ragu dia mengeluarkan tangannya dan mengikuti saran Monica dengan mengeluarkan tangannya menerpa angin malam. Dendi perlahan tersenyum walau itu belum terlihat jelas di balik wajah frustasinya namun hal itu cukup melegakan bagi Monica yang sedikit kawatir jika dokter berprestasi seperti Dendi mengakhir hidupnya secara tragis hanya karena permasalahan kecil yang di hadapinya. Walau Monica juga tak bisa menjengkali permasalahan Dendi karena setiap orang memiliki caranya sendiri dalam menyelesaikan masalahnya sehingga Monica memilih menghormati Dendi d

  • ANTARA AKU, KAU DAN 5 MILIAR - COMPLETE   Putus asa

    Sementara itu disisi lain, di tempat yang berbeda. Setelah keluar dari rumah Verrel dan Vania, tampak Dendi seperti kehilangan arah saat itu. Malam semakin larut tapi Dendi terus mengendarai mobilnya, dia hanya berhenti ketika di SPBU untuk pengisian bahan bakar mobilnya, setelah itu dia akan kembali menginjakkan gas mengitari kota Jakarta tanpa arah dan tujuan. Saat ini dia hanya tak ingin keluar dari mobil itu, seolah dunianya telah runtuh sehingga dia memilih berada di dalam mobil dan terus mengendarai mobil sport miliknya. Dendi bahkan masih tak mempercayai tindakannya di hadapan Verrel, pria yang telah merebut seluruh hati Vania. Entah apa yang telah terjadi mengapa dia keluar dari rumah itu dengan tanpa wanita yang dia cintai. Dia meneteskan air mata meski tanpa suara tangis. Hatinya pilu menyadari betapa dirinya telah menyia-nyiakan cinta dan kesempatan yang ada dengan memilih ber

  • ANTARA AKU, KAU DAN 5 MILIAR - COMPLETE   Dating

    “ Yuk sayang, keburu Jessica pergi karena terlalu lama menunggumu…” Bisik Verrel kepada sang istri yang merengut sembari mencubit perutnya. Verrel hanya tersenyum simpul melihat kejahilan sang istri. Lalu mereka bangkit dari ranjang dan berjalan menaiki lift yang menghubungkan dari lantai kamarnya menuju lantai dasar. Verrel berjalan menuju ruang kerjanya, sedangkan sang istri menemui Jessica yang terlihat tengah mengobrol dengan malu-malu bersama Arjun. Terlihat Arjun tersentak dan salah tingkah melihat kehadiran Nyonya rumah itu, lalu Arjun berpamitan dan berjalan menuju ruang kerja, dimana bossnya pasti telah menunggunya disana. Waktu beranjak dengan cepat, hingga tanpa sadar hari telah senja, Verrel meminta Arjun mengantar Jessica pulang. Dan Verrel menitip pesan p

  • ANTARA AKU, KAU DAN 5 MILIAR - COMPLETE   Oke. Aku menyerah!

    “ Atau bung Dendi menginginkan video ini berada di tangan polisi? Saya bisa menyerahkannya sekarang juga, dan kasus ini bisa di persidangkan, saya sengaja tidak membawa kasus ini ke ranah hukum kenapa? Karena saya percaya hukuman yang saya berikan akan membuat mereka berfikir ribuan kali untuk menyentuh milik saya, saya harus melindungi apa yang menjadi milik saya hingga nafas terakhir saya…” Verrrl melirik Dendi yang memasang wajah tegang. “ Andai bung Dendi malam itu tidak dapat mengurangi kesalahan bung Dendi, dengan memberikan pertolongan Vania, mungkin seluruh peluru pistol ini sudah bersarang di dada bung Dendi dan menembus ke jantung, hingga membuat bung Dendi dan pasangan bung Dendi merasakan sakitnya sekarat di tempat saya mengeksekusi orang, mengapa saya menganggap kesalahan ini juga milik bung Dendi? Karena pemicu semua penderitaan Vania sumbernya adalah bung Dendi! Andai bun

  • ANTARA AKU, KAU DAN 5 MILIAR - COMPLETE   Rekaman cctv

    Hatinya bertanya-tanya. Siapa gerangan yang berani membocorkan rahasia ibuku? Adakah orangku berhianat lagi setelah sekian lama hanya demi uang? Oke, baiklah aku harus sedikit bersabar agar mengetahui titik terang, sejauh mana pria bodoh di hadapanku ini mengetahui tentang rahasia sisi gelapku? Jika dia tahu lebih banyak, hal itu bisa di pastikan informasi yang di dapat dari orang salam, sebaiknya aku harus lebih bersabar, agar tidak mengecewakan istriku, karena janji kami harus mendapat restu orang-orang yang kami kenal, demi kebahagiaan kehidupan pernikahan kami, tapi aku harus menyelesaikan semuanya hari ini, terlebih pria bodoh ini sudab berani membawa ibuku ke dalam permasalahan kami, hmm. Sepertinya dia kehabisan akal dan berusaha keras memancing amarahku dan mempertontonkan pada istriku bahwa aku seperti yang dia klaim. Tidak bisa di biarkan! Melihat Verrel terdiam, Dendi merasa di

  • ANTARA AKU, KAU DAN 5 MILIAR - COMPLETE   Dendi vs Verrel who win?

    Seminggu berlalu setelah Vania mengembalikan koper berisi uang 5 Miliar milik Dendi yang pernah dia ambil untuk membayar hutangnya kepada Verrel. Pagi itu Verrel mengajak Vania untuk check up ke dokter kandungan, kali ini Verrel berpindah rumah sakit ibu dan anak agar terhindar dari sang mantan yang mungkin menyimpan dendam terhadapnya sehingga dia sengaja menghindarinya. Mereka menuruni lift di rumah itu lalu menuju mobil yang telah bersiap di depan pintu rumah megah milik Verrel. Mereka menaiki mobil dimana Arjun telah berdiri disana menyambut mereka. Setelah pintu tertutup, Arjun memasuki mobil di bangku depan samping sopir seperti biasa, kemudian sang sopir melajukan mobilnya menuju pintu gerbang rumah itu. Begitu pintu gerbang terbuka otomatis, sang sopir tiba-tiba menghentikan mobilnya dan menoleh kearah Arjun yang kemudian membu

  • ANTARA AKU, KAU DAN 5 MILIAR - COMPLETE   Dendy home

    Pagi itu langit begitu cerah dan cuaca begitu sejuk, angin terasa damai menghembus di antara wajah kedua insan yang telah terikat dalam tali perkawinan. Vania dan Verrel menikmati sorenya di taman anggrek sembari menikmati sarapan pagi bersama. Seminggu berlalu setelah Vania menemui Aaron di kantornya. Dan pagi ini jadwal Vania adalah ke sebuah bank dimana Vania menyimpan uang milik Dendi yang pernah dia pinjam dahulu. Vania sengaja menyimpan di Bank, berharap nantinya akan mengembalikan dengan utuh seperti pertama kali Dendi memberikan padanya, dengan menjual rumahnya, namun apa hendak di kata, banyak kejadian hingga membuatnya tak sempat berfokus pada penjualan rumah, dan kini terpaksa mengembalikan uang tersebut menggunakan uang milik Verrel suami. Sejak awal dirinya tak ingin membebani Verrel, tapi ses

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status