Cynthia berusaha keras mendapatkan uang banyak dalam waktu singkat, menjual semua barang rampasan dari Kinara sementara berusaha mengamankan semua barangnya. Tapi setelah dijual ternyata tidak mencapai satu milyar.Cynthia menjadi kesal dan melaporkannya ke Adit. "Sebenarnya apa sih yang dilakukan Kinara? jangan-jangan dia salah menggunakan uang selama ini!""Kamu jual kemana?" tanya Adit."Ke tempat yang worth it lah, mereka bilang sebagian besar gaun atau baju harian sudah dirombak sehingga menurunkan nilai jual. Beberapa baju juga ternyata tidak bermerk dan harganya tidak mencapai satu juta."Adit teringat dengan ucapan Kinara yang belajar menjahit dan memasak untuk menyenangkan dirinya bahkan mengurangi biaya pengeluaran tidak perlu.Adit masuk ke dalam kamar Cynthia dan mengeluarkan semua barang-barang bermerk dan terlihat mahal. "Jual ini semua!""KAMU GILA, MAS! INI AKU BELI SENDIRI!"Adit menatap tajam Cynthia. "Ulangi, coba ulangi lagi!""Aku-" Cynthia tidak berani melanjutkan
Ana melihat suaminya, Anton. Baru masuk ke rumah malam-malam. "Mas, dari mana saja? tadi aku telepon ke kantor jam sembilan malam, katanya kamu sudah pulang."Anton melirik kesal Ana. "Ngapain kamu telepon kantor?""Aku kan hanya ingin bilang kalau-""Apa kamu tidak becus mengurus anak?""Apa?""Aku dikomplain karena kamu menyuruh anak kita menyerang anak Kinara lewat anak mereka, kamu tahu apa akibatnya? suami mereka kehilangan proyek dan proyekku di sabotase mereka."Ana menatap tidak mengerti Anton. "Apa hubungan proyek kamu dengan anak yatim piatu itu?""Itulah yang ingin aku tanyakan, kenapa dia bisa membuat orang-orang kehilangan proyek? pinjamanku di bank juga tidak disetujui, padahal aku pemakai setia mereka."Ana menghela napas kasar. "Jangan apa-apa disangkut pautkan ke Kinara, itu hanya kebetulan saja.""JIKA ITU KEBETULAN, KENAPA MEREKA SEMUA MENYEBUT NAMA SATU WANITA DAN MENYABOTASE PROYEK AKU? KAMU TAHU NGGAK AKU KEHILANGAN UANG BERAPA BANYAK?!"Ana terkejut, selama ini
Bagaimana cara kalian menyikapi jika seiring berjalannya waktu, hubungan yang selalu diinginkan dengan menginjak orang lain ternyata salah? apakah akan kalian tinggalkan atau pertahankan?Ibu Adelio memilih berdamai dengan masa lalu, konsentrasi mengurus cucu yang terbaring lemah di rumah sakit. Kinara memutuskan pergi menjauh dan membalas dendam apa yang mereka perbuat pada ketiga anaknya tanpa harus menunggu Tuhan bekerja.Maya dan Ana mati-matian berusaha mempertahankan rumah tangga mereka.Ana menjerit histeris ketika suaminya lebih memilih pergi dari rumah membawa baju, dihalangi beberapa satpam.Ana mengamuk ke para satpam itu.Para satpam yang hanya berjumlah tiga orang sendiri tidak berdaya, mereka hanya ingin menjaga keamanan tapi juga tidak bisa ikut campur masalah rumah tangga orang lain."GARA-GARA KALIAN SUAMI AKU KABUR!" teriak Ana sambil memukul satpam tersebut.Para tetangga menatap muak kelakuan Ana yang sombong dan bertingkah seperti selebritis tapi kenyataannya han
Ibu Adelio berdiri di depan foto kedua orang tuanya, mengingat masa lalu yang bahagia disaat tidak ada namanya cinta untuk pria lain.Meskipun ibunya meninggal terlebih dahulu, sang ayah merawatnya dengan baik bahkan melimpahkan kasih sayang yang cukup."Dulu, sebenarnya aku tidak mencintai ayah Adelio. Aku hanya tidak ingin ayahku khawatir karena usianya yang tidak lama lagi."Mama Kinara dan Donny berdiri di belakang ibu Adelio, mereka berdua tumbuh bersama karena ayahnya rekanan bisnis. Ayah dari ibu Adelio pemilik sekolah, ayah dari Donny adalah pemilik rumah sakit dan ayah dari mama Kinara adalah pemilik kantor akuntan publik yang saat ini sudah diambil alih kakak laki-lakinya. Awalnya kedua ayah mereka adalah klien mama Kinara yang lama-lama menjadi sahabat."Aku- aku tidak tahu apakah kondisi Ed karena karma dari aku?""Jangan seperti itu." Mama Kinara menepuk punggung ibu Adelio. "Jangan menyalahkan diri sendiri, dokter sudah bilang kondisinya masih stabil.""Tenangkan dirimu,
"Pertama yang aku lakukan adalah menyewakan kamar ke agen perjalanan dengan kontrak satu tahun, jika dirasa belum cukup bisa menambah kontrak di tahun selanjutnya. Masalah kamar terisi atau tidak dalam satu tahun sudah menjadi tanggung jawab agen. Kita tidak perlu memikirkan tentang kosongnya kamar.""Kita bisa membuat perjanjian seperti, dalam satu tahun mereka harus bisa memenuhi target dengan fee untuk mereka atau bisa juga kita berikan harga khusus untuk mereka. Jika agen tidak bisa memenuhi target, maka kita akan berlakukan denda seperti pemotongan fee dalam satu tahun atau denda pinalty kerugian."Adelio menjelaskan dengan sabar. "Itu kalau aku yang melakukannya."Kinara mengangguk setuju. "Keduanya sama-sama rugi dan untung, seimbang. Kita juga bisa menutup pembayaran pajak dari sana.""Pemilik hotel harus mempertimbangkan keuangan yang stabil, jangan memikirkan keuntungan dulu jika dirasa masih goyah.""Tapi ada juga kan pemilik hotel yang hanya memikirkan keuntungan dan push
POV EDWARD"Kamu sudah besar, kakak pertama juga. Harusnya kamu bisa mengayomi adik-adik kamu sehingga tidak manja."Itu kata mama."Papa, tidak suka melihat kelakukan kamu yang kekanak-kanakan. Mengalah sama kakak-kakak kamu, mereka hidup di luar sana tidak senyaman kamu."Itu kata papa."Anak kecil, tidak perlu ikut campur urusan orang dewasa. Tugas kalian hanya sekolah dan belajar, kalau di bully ya tinggal bully balik."Itu kata bude Ana."Yang benar saja, masa anak laki menangis. Memalukan!"Itu kata pak de Anton."Edward! jaga adik kamu itu! masa kamu sebagai kakak cuma diam baca tanpa melihat adik kamu sedang rebutan mainan dengan Ari!"Itu kata nenek."Dasar sampah!"Itu kata kakek."Hallo, Edward. Panggil aku mami saja ya. Kalau ada apa-apa bisa panggil mami. Oh ya, kamu jangan terlalu sibuk belajar, sekali-kali bermainlah Ah! Edward!""Ada apa Cynthia?""Tidak apa, aku hanya kedorong sedikit."Papa Adit mendorongku hingga terjatuh ke lantai. "Kamu memang susah diatur!""Aku
Adit ingin gila rasanya melihat laporan rapi Kinara berubah acak-acakan berkat kakak dan ibunya. "Kenapa mereka bisa ikut campur masalah ini? harusnya biarkan saja Kinara bekerja, kalau begini siapa yang mau disalahkan?"Staff keuangan dan manajer operasional diam seribu bahasa, sebenarnya mereka sudah melaporkan hal ini ke Adit dan jawabannya selalu 'biarkan saja kakak dan ibuku, mereka hanya ingin membantu.' Padahal kinerja bu Kinara sangat bagus dan profesional.Benar ya, kalau benci itu selalu menutup mata orang. Mau kinerja bagus seperti apa pun, pasti akan terlihat buruk.Adit pun sebagai kepala keluarga atau pun atasan tidak bisa bertindak tegas dan profesional. Harusnya bisa memisahkan hubungan pribadi dan pekerjaan.Sayang sekali, mereka harus kehilangan orang seperti Kinara.Disaat Adit bingung memecahkan masalah, Kinara dan keluarga kecilnya keluar dari butik mewah dan makan sore bersama di sebuah restoran mewah.Adelio foto kedua tangannya yang terjalin dengan Kinara menggu
Cynthia keluar dari kamar dan melihat Adit sudah duduk menunggu di ruang tengah. Ana dan Maya menyusul dari belakang.Adit mengulurkan tangan dengan wajah malas. "Ayo."Cynthia menatap kosong tangan Adit. "Jadi, apakah semua pengorbananku selama ini salah?"Adit mengangkat kedua alisnya. "Apa?""Dulu, kamu menyuruhku mengalah karena melihat Kinara membantu kedua orang tua kamu yang kesulitan sementara aku tidak bisa apa-apa karena baru di puncak karier dan harus menjaga nama baik, keluargaku sendiri juga sedang bermasalah."Adit menyipitkan kedua mata. "Kamu saat ini sedang membahas masa lalu?""Kamu menjual semua koleksiku."Adit menatap tajam kakak dan ibunya yang suka ikut campur masalah orang lain, Ana dan Maya yang menyadari itu lari ke lantai dua, tidak berani menatap Adit."Aku- aku mau pulang ke rumah." Cynthia berjalan melewati Adit.Adit menarik tangan Cynthia. "Aku sudah berkorban banyak untuk masa depan kita dan kamu sekarang menyalahkan aku?"Cynthia menatap sedih Adit."