Share

Bab 11

Di sebuah ruangan dengan pencahayaan yang lumayan terlihat 2 gadis berpiyama kebesaran di tubuh mereka. Salah satu gadis dengan berpiyama karakter stitch sedang merapikan alat sholat yang telah selesai digunakannya. Sedangkan gadis dengan berpiyama doraemon sedang merapikan tempat tidur dan memastikan isi tas dirinya dan milik temannya.

Felicia yang tak lain adalah gadis dengan berpiyama doraemon kebesaran bersiap ingin kembali tidur setelah merapikan buku dan tempat tidur. Dia baru saja ingin menutup mata beberapa menit lagi sebelum bersiap untuk sekolah. 

"Woy ayo jogging, Fel." ucap Ashima sembari mengguncang tubuh Felicia agar tidak jadi tidur kembali. 

"Mager." ujar Felicia dengan suara agak serak dan kembali memunggungi Ashima. 

"Ayo sekalian cari sarapan." ucap Ashima dengan menguncang tubuh Felicia. 

Felicia segera menghadap Ashima lalu bergegas menuju kamar mandi untuk mencuci muka dan berganti baju. 

"Ok otw 5 menit lagi." teriak Felicia dari kamar mandi. 

Setelah 15 menit Felicia berganti baju menjadi hoodie dengan celana olahraga dia menyusul Ashima di ruang tamu. 

Ashima langsung meletakkan kembali HP-nya begitu melihat Felicia sudah bersiap ingin menuju rak sepatu. 

"Ayo buru pakai sepatu." ucap Felicia sambil menalikan sepatu olahraga berwarna biru kesukaannya. 

"Perasaan loe tadi bilang mager deh." tanya Ashima yang berada di samping Felicia ingin mengambil sepatunya juga. 

"Udah kagak." balas Felicia singkat, padat, jelas, dan ringkas. 

Mereka menuju ke lapangan komplek untuk jogging selama 30 menit lalu mencari sarapan. 

"Loe mau apa, Fel?" tanya Ashima sambil mengusap bulir-bulir keringat di dahinya. 

"Gue lagi pengen bubur ayam tanpa diaduk sama nasi kuning." ucap Felicia karena sedang ingin makan salah satu makanan favoritnya. 

"Bubur ayam diaduk apa kagak tergantung konsumen ya, Fel." tanya Ashima sambil mengoreksi ucapan Felicia. 

"Tanpa kuah sama kaldu maksud gue." jelas Felicia sambil membayangkan makanan favoritnya. 

"Loe yakin kuat nampung dua makanan?" tanya Ashima, karena tumben sekali temannya makan porsi banyak biasanya saja setengah porsi bisa kenyang. 

"Hm, kagak yang nasi kuning buat makan kita berdua nanti siang aja." jelas Felicia apa yang dia maksud. 

"Bungkus?" tanya Ashima lagi karena tak yakin temannya kemasukan apakah hingga temannya membungkus makanan dari pagi untuk nanti siang. 

"Kagak tapi karungin." jelas Felicia terlalu gemas dengan pertanyaan beruntunan dari Ashima. 

"Oh ok entar gue bilang mamangnya buat karungin aja." ucap Ashima setengah tidak connect karena lapar dan memikirkan nasib hari ke-5 ujian semester hari ini. 

Felicia telah merasa lelah jogging dan suara cacing yang mulai melakukan konser disco dalam perutnya, 

"Yang waras yang ngalah." ucap Felicia sambil mengatur nafas. 

"Gue berarti?" tanya Ashima sambil membenarkan tali sepatu yang lepas. 

"Yes." ucap Felicia tanpa babibu serta singkat, padat, jelas, dan jelas lalu meninggalkan Ashima terlebih dahulu karena beberapa jam telah menunjukkan pukul 05:30 am yang artinya dia harus segera sebelum terlambat. 

Setelah sampai ditempat penjual nasi kuning untuk membungkus menu makan siang mereka segera kembali ke gerobak sebelumnya dan memesan bubur ayam. 

Felicia sampai terlebih dahulu dari Ashima saat di gerobak bubur ayam. Dia segera memesan bubur ayam kesukaannya dan merincikan pesanannya kepada penjual bubur ayam, "Bang, bubur ayam extra sambel,bawang goreng, tanpa kuah atau kaldu ya bang."

"Siap non, cuma satu aja yang temannya apa?" tanya penjual bubur ayam. 

"Saya bubur ayam komplit tanpa ribet dan tanpa lama." ucap Ashima lalu menyusul Felicia mencari tempat duduk. 

"Siap non, minumnya apa?" tanya penjual bubur ayam kedua kali agar sekalian dibuatkan minuman. 

"Fel, loe apa?" tanya Ashima yang duduk bersebelahan dengan Felicia dan berada tepat dibelakang penjual agar memudahkan untuk memberikan pesanan mereka. 

"Biasa es jeruk." jawab Felicia sambil memainkan game moy di HP-nya. 

"Masih pagi ya, Fel. Sayang lambung napa woy." ucap Ashima mengingatkan Felicia perihal lambungnya yang agak bermasalah. 

"Ok ok es teh dah." jawab Felicia malas dan masih fokus bermain moy

"Tenggorokan apa kabar, Fel?" tanya Ashima takut apabila Felicia batuk saat sampai rumah. 

"Loe nyinyir mulu kek emak emak pasar tau kagak Shim, ya udah bang teh hangat manis aja 2." ucap Felicia memutuskan untuk minum teh hangat manis. 

Setelah selesai memesan bubur ayam dan nasi kuning bungkus yang telah diberikan mereka segera menikmati bubur ayam. 

"Fel, tadi kamar udah loe rapiin?" tanya Ashima sambil mengaduk bubur ayam pesanannya setelah berdoa terlebih dahulu. 

"Udah." jawab Felicia yang baru saja selesai mengaduk teh miliknya dan Ashima. 

"Fel, buku udah loe masukin?" tanya Ashima sambil mengunyah makanan. 

"Dari tadi malem." balas Felicia yang baru saja selesai berdoa sebelum makan. 

"Fel--- " panggil Ashima sambil meminum sedikit teh hangatnya. 

"Gue mau makan khusyuk tanpa ada suara lebah ok so silent please Ashima not ASI Aurelie." jawab Felicia gemas padahal dirinya ingin menikmati bubur ayam pesanannya. 

Setelah selesai jogging dan sarapan Felicia melihat jam yang bertengger cantik di tangannya. "Sejak kapan telah menunjukkan pukul 5.45 am." monolog Felicia sekaligus bertanya-tanya. 

"Shim, jam berapa?" tanya Felicia mencocokkan apakah jam tangannya rusak. 

"Jam 6 kurang 15 menit, Fel." jawab Ashima mengecek jam melalui HPnya. 

"Berarti 15 menit lagi kita harus udah sampai rumah terus mandi." ucap Felicia karena waktu yang habis. 

"Iya. Nanti langsung buka nasi kuning, letak di kulkas, terus loe mandi atas gue mandi di bawah." jelas Ashima agar dapat mengejar waktu. 

Setelah 10 menit berlari agar segera sampai rumah mereka pun bergegas untuk menyimpan nasi kuning dalam kulkas lalu nanti siang tinggal dipanaskan dan segera menuju ke kamar mandi dan mengambil baju seragam mereka masing-masing. 

Setelah selesai semuanya mereka kembali menengok jam dan terkejut karena telah pukul 06:10. Dengan waktu yang hanya tersisa 20 menit untuk menuju sekolah agar tidak terlambat. 

Disaat perjalanan menuju halte bus ada sebuah mobil yang membunyikan klakson secara terus menerus.

Tin... Tin... Tin... 

Ashima dan Felicia tak menghiraukan suara klakson itu, tetapi saat kaca dibuka mereka kaget ternyata adalah Arkan dan abi Dalwyn.

"Siapa Ka? Kok kamu suruh abi bunyiin klakson terus." tanya abi Dalwyn bingung melihat 2 gadis SMP dihadapannya. 

"Pacar Arkan abi. Gimana bi uluh-uluh nggak? Cakep nggak? Asoy nggak?" ucap Arkan sembari menaik turunkan alisnya kearah abi Dalwyn. 

"Pacar kamu dua?" tanya abi Dalwyn kaget atas pengakuan anaknya. 

"Abi pacar Arkan yang Felicia itu loh yang matanya agak bulat, pipinya bulat juga kek bakpao." jelas Arkan sedikit mendeskripsikan Felicia. 

Felicia rasa-rasa ingin meng-ihh Arkan apabila dia tidak mengingat ada Ashima dan abi Dalwyn. 

"Saya om yang bernama Felicia." ucap Felicia mencium tangan abi Dalwyn. 

"Kalian berdua mau kemana kok jam segini baru berangkat?" tanya abi Dalwyn setelah sedikit mengusap rambut Felicia karena mendapat lirikan tajam dari anaknya. 

"Kami ingin menuju ke halte, om." ucap Ashima sembari menunduk sopan menjawab pertanyaan abi Dalwyn. 

"Ya sudah, kalian biar saya antarkan juga sekalian." tawar abi Dalwyn yang merasa waktu Ashima dan Felicia hanya akan habis menunggu bus.

"Apakah tidak merepotkan om?" tanya Felicia bernada sopan dan halus. 

"Tidak, saya juga sudah selesai mengantar adiknya Arkan jadi tinggal Arkan yang saya antar." jelas abi Dalwyn . 

Felicia dan Ashima pada akhirnya menerima tumpangan dari abi Dalwyn menuju sekolah. "Lumayan irit ongkos bisa buat nabung seperti ruli" monolog Ashima. 

Setelah sampai di sekolah serta berpamitan dan berterima kasih kepada abi Dalwyn, Ashima berpencar dengan Arkan dan Felicia karena berbeda ruangan. 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status