Share

Bab 18

***

Sejak kematian Zahra hari itu, baru sempat Aji dan Setiaji berkunjung ke makam Zahra. Dengan bujuk yang luar biasa Aji lontarkan pada Setiaji, akhirnya cowok itu mau datang. 

Setiaji berjalan bersama buket bunga Lili putih. Berjalan perlahan sambil menunduk. Cowok itu masih takut padahal satu bulan sejak kematian Zahra sudah mereka lewati dengan tenang. 

"Kalo lo belum siap, masih ada hari hari berikutnya, Ji." kata Aji saat keduanya berada di warung yang jauh dari pemakaman. 

"Enggak, gue harus berani." Setiaji menatap lurus. Menegakan bahunya lantas menggenggam erat bunga miliknya. 

Keduanya berjalan beriringan. Menuju sebuah gundukan tanah dengan banyak bunga disana. Ini pertama kali Aji melihat rumah istirahat Zahra. Tempatnya tenang. Berada tepat dibawah bungan kamboja yang sedang mekar hari itu. Ada banyak sosok aneh di pemakanan yang jujur membuat Aji sedikit ragu untuk melangkah. Namun sekali lagi Aji menegaska

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status