Rupanya lelaki berambut kuncir itu tidak dapat melakukan apapun, malah justru dia harus terlempar beberapa meter akibat terkena serangan Panca.
Bukan hanya itu, panas energi tenaga dalam yang Panca keluarkan telah berhasil merobek baju bahkan kulit tubuh lelaki tersebut.
"Si-siapa sebenarnya pemuda ini, sial."
Lelaki berambut kuncir mencoba bangkit dengan sisa-sisa tenaga yang dia miliki, tentu saja dengan menahan rasa sakit akibat sedikit sayatan pada tubuhnya.
Belum juga berdiri dengan benar, Panca alias Arya sudah berada tepat di hadapannya.
Kedua kalinya lelaki berambut kuncir terkejut dengan kecepatan yang Panca miliki, bahkan sedikitpun dia tidak menyadari sejak kapan Panca berdiri.
Terlebih gumpalan energi berada tepat di depan muka lelaki itu, yang jelas membuat nyalinya ciut sampai mengeluarkan air kencing di celana.
Dengan cepat kedua rekannya tiba lalu bersujud, demi memohon ampunan supay
Setelah Ruyung memastikan sendiri siapa sebenarnya orang yang berada di balik bilik, dia tidak menemukan siapapun."Bagaimana? Apa kau menemukan seseorang?""Tidak Guru," balasnya.Aneh memang, sejak Arya dan tiga lainnya memutuskan untuk beristirahat, mereka tidak melihat lagi tiga palang pintu perbatasan desa Sukarama.Hal ini jelas menimbulkan kecurigaan, terlebih mereka adalah musuh yang rencananya masih tidak dapat diperkirakan.Meskipun sebelumnya berkata kalau mereka menyerah, tetap saja akan lebih baik Arya tetap waspada.Untuk itu Arya sepakat dengan yang lain, untuk membagi tugas guna meminimalisir apapun yang membahayakan nanti.Kebetulan orang yang pertama kali berjaga adalah rekan Ruyung, dan berikutnya adalah Ruyung sendiri.Singkat cerita, hampir setengah dari waktu malam sudah terlewati. Sesuai kesepakatannya, kini giliran Ruyung untuk berjaga.Namun ada sat
Sejak lama Arya memang sudah terkenal gigih dalam berlatih, sehingga tampa energi Wngun Genta Pati saja dirinya tetap mampu bertarung dengan baik. Akan tetapi saat ini kemampuan Arya lebih hebat, karena memiliki energi petapa sakti itu dalam dirinya. Hanya saja, sering kali Arya harus kehilangan kesadaran, mengingat energi itu lebih kuat daripada kemampuan Arya itu sendiri. Beruntung belum lama Arya bertemu dengan si kakek, yang sedikit demi sedikit melatih Arya untuk dapat mengontrol energi kuat milik petapa tersebut. Tidak heran lawannya kali ini sampai memuji kemampuan bertarung Arya, karena bagaimanapun Arya sudah berhasil bertahan cukup lama. "Kalau begitu aku akan mulai serius menghadapi mu, anak muda!" Ujar lelaki yang kini berhadapan dengan Arya. Bersamaan dengan pertarungan tersebut, Ruyung rupanya mengalami kesulitan dalam menghadapi lawannya kali ini. Alhasil paha kanan terluka akibat sabetan parang musuh, hingga mengeluarkan banyak darah. Jangankan untuk bergerak c
Lantas dengan segera Arya kembali ketempat dimana Ruyung berada, yang kebetulan di sana tengah terjadi pertarungan antara si kakek dengan pendekar pengguna jurus siluman harimau. "Ruyung! Apa kau baik-baik saja?" Tanya Arya sembari berjongkok melihat luka Ruyung. "Aku hanya terluka sayat saja," balas Ruyung. Setelah dengan benar memastikan luka Ruyung, Arya berniat langsung membantu si kakek untuk segera mengalahkan pendekar pengguna jurus siluman harimau. Akan tetapi si kakek tidak mengizinkannya, karena si kakek tahu kondisi Arya juga sudah kelelahan dan hampir mencapai batasnya. Untuk itu si kakek menyarankan Arya, supaya segera mengoleskan ramuan obat terhadap luka Ruyung. Hal itu si kakek lakukan semata untuk berjaga, kalau kalau musuh yang berhasil melukai Ruyung menggunakan racun. Tanpa bertanya apa alasan si kakek, Arya mengikuti apa yang di katakan demi keselamatan Ruyung kala itu. Terlebih Arya tidak ingin kehilangan rekan untuk kedua kalinya, karena bagi dia kehilan
Di tengah pedesaan di sebuah negeri yang jauh dari kata damai, terlihat sepasang suami istri berkehidupan serba kekurangan.Setiap hari mereka hanya menggantungkan hidup dari hasil pertanian seadanya. Itu pun milik seorang hartawan penguasa negeri tersebut.Sebut saja dia Kumbang Lana, hartawan sombong yang selalu bersikap semena-mena terhadap orang yang tidak punya. Siapa pun tidak berani melawannya.Selain kaya raya, dia juga memiliki kemampuan bela diri yang cukup tinggi. Beberapa bandit pernah mencoba merampok harta miliknya. Tetapi mereka gagal setelah mendapatkan perlawanan darinya.Dengan demikian orang-orang desa hanya bisa mematuhi perkataannya. Kalau tidak nyawa mereka bisa terancam karenanya.Di tengah kesengsaraan yang melanda, Kumbang Lana seolah menjadi dewa. Berkuasa atas segala hak juga kebebasan orang desa. Setiap hari warga desa harus mengurus pertanian miliknya.Tidak terkecuali Gendis dan suaminya Wira. Ketidak -berdayaan
Beberapa tahun kemudian, tampak terjadi banyak kekacauan di hampir seluruh pelosok negeri.Kemarau panjang yang terjadi, membuat rasa kemanusiaan hilang karena sulitnya keadaan.Tidak terkecuali Desa Mandalika, pelosok negeri yang paling jauh dari kata sejahtera.Para penguasa selalu bersikap egois tanpa memikirkan penderitaan rakyat kecil di sekitarnya.Katakanlah keserakahan atas hak orang lemah kerap kali disengaja semata demi memperkaya diri sendiri."Ambil semuanya!"Terdengar jelas seruan kejam yang dilakukan para bawahan penguasa untuk mengambil hasil pertanian."Kami mohon, jangan lakukan itu," rintih seorang wanita paruh baya sambil memegang kaki salah satu pesuruh penguasa Desa Mandalika.Namun pria itu malah tertawa puas mendengar rintihan yang perempuan tersebut lakukan."Pergi sana!" tendang pria itu dengan kejamnya.Akibatnya perempuan tadi harus tersungkur dan menderita luka-luka karena hal tersebut
Mungkin kebanyakan orang lain akan menyimpan uang pada kain kecil yang dapat dikerutkan tersebut.Akan tetapi berbeda dengan Arya Wiguna. ke mana pun dia pergi sudah pasti membawa daun sirih atau bahan obat lainnya.Selain kemampuan bertarungnya yang cukup hebat, Arya Wiguna juga mengetahui tanaman-tanaman yang bisa dijadikan obat.Untuk itu dia selalu membawa beberapa dedaunan, semata berjaga kalau-kalau bertemu dengan warga yang terluka."Kau kira kami kambing!" gerutu pria berambut gimbal itu merasa dirinya telah dilecehkan.Dengan penuh rasa kesal, pria itu menyuruh beberapa temannya untuk segera menangkap Arya Wiguna."tunggu, Paman, kembalikan dulu itu," Arya Wiguna dengan konyolnya meminta kantung kecil berisi daun sirih yang diberikan tadi."Kalau tidak, kau tahu akibatnya," ancam Arya.Wajah Arya Wiguna berubah serius seketika.Belum pun melakukan penyerangan, mereka yang berencana meminta upeti berpikir d
Tidak lama kemudian muncullah pada air yang jernih wajah berbeda selain dirinya.Benar, wajah itu tidak lain adalah rupa kakek yang muncul dalam mimpi Arya.Karena ini merupakan hal yang terjadi pertama kali, Arya terperanjat kaget sampai jatuh ke belakang."Apa aku sedang berhalusinasi?" gumamnya dalam hati.Sejak dia mengalami pertemuan dengan lelaki tua dalam mimpi, Arya merasa banyak terjadi keanehan.Salah satunya adalah selalu mendengar suara yang bahkan wujudnya tidak ada.Ditambah lagi, sekarang Arya melihat wajah lain yang terdapat pada dirinya."Dasar bocah!"Suara aneh itu muncul kembali, memecah lamunan Arya tentang serangkaian keanehan yang dia alami."Siapapun kau, pergilah!" gertak Arya merasa terganggu dengan kedatangan suara tersebut."HAHAHAHAHA."Bukannya pergi, suara tersebut malah mengejek Arya dengan menertawakannya."Baiklah apa yang kau inginkan?" Arya memberanikan diri
Benar saja meskipun tangan sudah lepas dari ikatan, Arya tetap berlagak layaknya terikat.Hal itu dia lakukan semata demi mengikuti permainan para penjahat yang tengah berhasil menangkapnya."Dengarkan aku anak muda, kau harus bersikap baik," ujar Gandola seraya memegang dagu Arya."Tenang saja ketua, kami bisa mengurusnya kalau dia bertindak macam-macam," timpal Acarya Kuda Sena juga salah satu kepercayaan Gandola.Sembari menjauhkan tangan dari dagu Arya, Gandola berbisik licik tepat di telinga Acarya Kuda Sena."Bila perlu habisi saja," bisiknya.Tiba-tiba langkah mereka terhenti mendapati sergahan seseorang yang entah datang dari arah mana."Gandola Daksa Burma!""Siapa kau? Keluarlah bajingan!" gertak Gandola merasa kesal nama lengkapnya kini terungkap.Selama ini para pengikutnya tidak pernah sampai tahu nama lengkap pimpinannya.Hal itu sengaja Gandola sembunyikan demi ambisinya berkuasa atas da