Home / Romansa / ASI Untuk Bosku / Bab 19 Kamu Beneran Suka Elina?

Share

Bab 19 Kamu Beneran Suka Elina?

Author: Manila Z
last update Last Updated: 2025-04-13 19:48:03

“Kamu kenal, Elina?”

Suara Rian tenang, tapi sorot matanya menusuk seperti pisau tajam yang menembus lapisan luar Radit.

Radit menoleh, dan tanpa perlu berkata apa-apa, ia tahu Elina akan membenarkannya.

Elina berdiri di dekat pintu, tubuhnya tegak, tapi jemarinya mengepal di samping tubuh. Ada sesuatu di sorot matanya—entah luka, entah kecewa, atau mungkin… keduanya.

“Dia Kina. Dari divisi yang sama dengan Bela,” katanya pelan, tapi tegas.

Radit mengangguk sekali, rahangnya mengeras.

“Panggil dia ke sini.”

“Baik, Pak Radit.”

Elina berbalik, langkahnya cepat, nyaris seperti ingin segera menjauh dari ruangan itu. Tapi setiap langkahnya terasa berat, seolah ada yang menahannya untuk tetap tinggal.

Begitu pintu tertutup, suasana di dalam ruangan berubah drastis. Sunyi. Tegang. Seolah udara ikut menahan napas.

Rian menyilangkan kaki, menatap Radit dari balik meja.

“Kamu beneran tertarik sama Elina?”

Radit tak langsung menjawab. Ia menatap meja, lalu jendela, lalu kembali pada sahabatnya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • ASI Untuk Bosku   Bab 99 Pernikahan Dani dan Bela

    Pernikahan antara Bela dan Dani digelar dengan nuansa sederhana namun hangat. Meski tak megah, suasana terasa penuh cinta, kebersamaan, dan tawa riang dari para tamu yang datang untuk merayakan kebahagiaan mereka.Di tengah keramaian, Radit dan Elina melangkah mendekati pengantin. Elina tampak anggun dalam balutan dress pastel, sementara Radit berdiri gagah di sampingnya, tangannya menggenggam erat tangan Elina."Selamat yah, atas pernikahan kalian," ucap Elina hangat sambil memeluk Bela."Terima kasih banyak, Elina. Kalian sudah menyempatkan datang, aku senang banget," balas Bela dengan mata berbinar.Radit menghampiri Dani dan menepuk pundaknya dengan semangat, "Selamat, bro. Semoga jadi ayah yang keren dan suami yang tangguh."Dani tertawa kecil. "Amin, mudah-mudahan. Kamu juga harus nyusul dong!"Radit hanya menanggapinya dengan senyum simpul, melirik Elina sekilas, seolah memberi isyarat bahwa ia sedang mempertimbangkan hal itu."Astaga, kamu bawa Jio juga ke sini!" seru Bela ket

  • ASI Untuk Bosku   Bab 98 Rencana Jahat Dina dan Gita

    Radit akhirnya memutuskan untuk mengantar Elina pulang ke rumahnya. Langit malam menggantung dengan tenang, dihiasi bintang-bintang kecil yang bersinar lembut, seolah ikut menyaksikan momen kebersamaan mereka. Di dalam mobil yang melaju pelan, suasana terasa hangat meski tak banyak kata terucap.Radit melirik sekilas ke arah Elina yang duduk di sampingnya. Gadis itu tampak tenang, menyandarkan tubuhnya ke kursi sambil menatap keluar jendela. Namun dari raut wajahnya, Radit bisa melihat ada kilau bahagia di matanya."Kamu senang melihat Rian tadi?" tanya Radit tiba-tiba, memecah keheningan.Elina menoleh sedikit, menatap Radit dengan senyum tipis. "Iya, aku senang ketika melihat Rian punya keberanian."Jawaban itu terdengar datar, namun cukup untuk membuat dada Radit sedikit sesak. Ada rasa yang mengusik, meski dia sendiri tak ingin mengakuinya."Apa menurut kamu, aku juga tidak punya keberanian?" tanyanya pelan, nyaris seperti gumaman.Elina terkejut mendengar pertanyaan itu. Dia meno

  • ASI Untuk Bosku   Bab 97 Rian Melamar Kina

    Elina sudah berada di dalam mobil Radit sekarang. Katanya pria itu akan mengantar dirinya pulang, tetapi sekarang Elina tidak akan pulang dulu."Kita mau langsung pulang?" tanya Radit ketika dia sudah masuk ke dalam mobil dan memasang sabuk pengaman.Elina menggeleng kepalanya, dia memang tidak akan pulang dulu sekarang. Masih ada sesuatu yang harus dia selesaikan dengan baik sekarang. Tentu saja dia tidak akan membuat semuanya jadi buruk."Tunggu dulu, Radit. Kita jangan pulang sekarang.""Maksudnya bagaimana?" tanya Radit heran."Aku berencana akan datang ke sebuah restoran, kamu ikut denganku yah," pinta Elina."Mau ngapain?" tanya Radit menaikkan sebelah alisnya heran.Dia tidak tahu apa yang tengah dipikirkan oleh Elina sekarang."Ada deh, kalau kamu gak mau ikut juga gak papa, nanti kamu berhentikan aku di restoran mawar yah," pinta Elina.Radit menatap Elina dengan curiga. Jangan bilang kalau wanita itu akan bertemu dengan seorang pria. Radit tidak akan membiarkan hal itu terja

  • ASI Untuk Bosku   Bab 96 Memilih Gaun Untuk Bela

    Kina masih kepikiran dengan apa yang dikatakan oleh Elina kemarin, dia mengatakan kalau harus menerima itu. Sebenernya Kina juga menyukai Rian, hanya saja dia memang yang suka berhalu dan nonton Drakor, membuat dia jadi sulit dipercaya."Ah, sulit sekali."Dia bahkan tidak tahu harus berbuat apa lagi setelah ini. Pikirannya penuh sesak oleh bayangan Rian, hingga dia hampir tak menyadari dering ponselnya yang membuyarkan lamunan."Halo, Bela," ucap Kina, mencoba terdengar normal."Ah, Kina. Kamu sibuk?" suara Bela terdengar agak cemas."Enggak juga, kenapa?""Bisa temanin aku ke butik? Dani nyuruh aku pilih gaun pengantin, tapi dia nggak bisa nganterin. Katanya lagi ada urusan kantor."Kina terdiam sejenak. Kalau dia terus di rumah, pikirannya pasti kembali ke Rian. Mungkin ini bisa jadi pengalih perhatian yang baik."Oke. Tunggu aku ya, aku ke sana sekarang," jawab Kina akhirnya."Makasih banget, Kina. Aku tunggu ya!"Senyum tipis muncul di wajah Kina. Ini bisa jadi jeda yang dia butu

  • ASI Untuk Bosku   Bab 95 Menyatukan Bela dan Dani

    Dani terpaku saat melihat Bela berdiri tak jauh darinya. Hatinya seperti ditarik kembali ke masa lalu yang penuh luka dan penyesalan. Tanpa berpikir panjang, dia melangkah mendekat dan langsung memeluk wanita itu erat, seolah tak ingin kehilangannya lagi."Bela… maafkan aku," bisiknya lirih, nyaris putus asa.Bela diam. Dadanya sesak. Kata-kata menggantung di tenggorokannya, tak sanggup ia keluarkan. Pelukan Dani terasa hangat, tapi juga menakutkan—karena ia tahu, hatinya belum sembuh sepenuhnya."Jangan pergi lagi..." ucap Dani pelan, melepaskan pelukan itu untuk menatap wajah Bela. "Aku nggak akan sanggup kalau kehilangan kamu untuk kedua kalinya."Kina dan Rian yang berdiri tak jauh hanya bisa saling pandang, lalu melirik ke arah keduanya. Ada haru dalam keheningan itu, namun mereka memilih membisu.Bela membuka mulut, ingin bicara… namun Dani memotong lebih dulu."Aku tahu semua yang kamu alami. Dan aku nggak akan lari dari tanggung jawab. Kita akan menikah, Bela. Aku ingin kamu j

  • ASI Untuk Bosku   Bab 94 Dani Mencari Bela

    Di dalam kantor yang mulai lengang menjelang siang, Elina terduduk di meja kerjanya dengan wajah masam. Tangannya sibuk menumpuk berkas-berkas yang seharusnya bukan tanggung jawabnya. Wajahnya jelas menunjukkan kekesalan yang ditahan-tahan.“Kenapa dia gak masuk juga hari ini?” gerutunya dengan nada tajam. “Apa dia pikir semua ini bisa selesai sendiri?”Dani, rekan kerjanya, sudah dua hari tak menunjukkan batang hidungnya di kantor. Dan karena itu, semua pekerjaan penting otomatis dialihkan padanya. Beban bertambah, sementara kepala terasa mau pecah.Tiba-tiba, aroma kopi hitam menyeruak. Radit datang menghampiri dengan senyum tipis dan secangkir kopi hangat di tangan. Dia tahu betul ekspresi seperti itu artinya Elina sedang berada di ambang ledakan.“Ini... buat meredakan sedikit amarah,” katanya sambil menyodorkan cangkir.Elina menerima dengan helaan napas panjang. “Makasih,” gumamnya, berusaha menenangkan diri.Radit duduk di pinggir meja, menatap Elina dengan pandangan penuh perh

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status