Home / Romansa / ASI Untuk Bosku / Bab 4 Masuk Kamar Radit

Share

Bab 4 Masuk Kamar Radit

Author: Manila Z
last update Last Updated: 2025-03-01 18:05:35

Radit mandi air dingin untuk meredakan pikiran mesumnya tentang Elina, semuanya gara-gara dirinya yang nekat ingin melihat Elina. Terpaksa dia harus seperti ini sekarang. Bahkan dia menyadari kesalahannya sekarang.

"Ah sialan Elina," umpat Radit yang memainkan adiknya sendiri sampai puas.

Membayangkan tubuh Elina yang memang sangat membuat dia mengubah seleranya. Dia benar-benar ingin bermain dengan wanita itu. Tetapi dia memikirkan cara yang baik untuk dia lakukan.

Setelah Radit bermain dengan puas, dia mengambil handuk dan membersihkan semuanya. Sampai dia keluar dari kamar mandi.

Dia merasa terkejut ketika melihat Elina yang ada di dalam kamarnya.

"Kenapa kamu ada di sini?" tanya Radit dengan tajam.

Elina meneguk salivanya ketika dia melihat perut kotak-kotak milik Radit yang memang sangat menggugah selera dirinya.

Dia tidak menyangka kalau akan melihat lekuk tubuh dari bosnya yang begitu sangat kekar. Membayangkan tubuh itu mengukung dirinya dengan begitu kasar. Membuat pikirannya kembali kotor sekarang.

"Maaf Pak Radit. Tadi kata pembantu yang ada di sana menyuruh saya masuk ke sini," ujar Elina.

Radit tersenyum dengan penuh arti ketika melihat Elina yang mengatakan itu dengan nada yang sedikit takut. Dia senang sekali ketika menggoda wanita itu sekarang.

"Apa kamu yakin Elina?" ujarnya sambil tersenyum dengan penuh arti dan menggoda wanita itu.

"Apa maksud Pak Radit?" tanya Elina dengan nada yang sedikit ketakutan. Dia khawatir kalau Radit akan melakukan sesuatu yang membuatnya merasa panas dingin saat ini.

"Tidak usah malu, kamu pasti sengaja masuk ke dalam kamar saya untuk menggoda saya, kan?" tanya Radit dengan santai.

Elina melotot ketika dituduh seperti itu oleh bosnya. Mana mungkin dia sampai berpikir seperti itu, apalagi melakukan hal tersebut dengan bosnya.

Itu sungguh diluar dugaan dirinya. Bahkan, dia tidak habis pikir dengan pandangan dirinya saat ini.

"Pak Radit dengan asal berasumsi seperti itu. Lagian saya juga tidak tahu kok kalau ini kamar pribadi milik Pak Radit," ujar Elina dengan mendengus kesal.

Radit menarik tangan Elina dengan cepat, membuat Elina kini ada di dekat dirinya. Radit menahan pinggang Elina agar wanita itu tidak kabur dari situ.

"Pak Radit, lepaskan," protes Elina.

"Kenapa, hm? Kamu benar-benar menggodaku," ujar Radit sambil berbisik halus di telinga Elina.

Sepertinya Radit sudah mulai menyadari titik sensitif dari wanita itu. Rasanya dia senang ketika menggoda wanita yang ada dihadapannya sekarang.

"Kenapa hm? Apa kamu tidak suka?" godanya sambil tersenyum manis. Dia sudah tidak sabar dengan yang terjadi selanjutnya.

"Pak Radit mesum." Elina akhirnya memberanikan dirinya dengan mengumpati bosnya.

Radit tidak perduli dengan apa yang dikatakan oleh Elina barusan. Dia langsung mendekatkan bibirnya dengan wanita itu dan melumatnya lembut.

Sentuhan demi sentuhan dia rasakan dengan lembut. Bahkan dia tidak habis pikir kalau semuanya akan jadi seperti ini.

"Kamu seperti menikmatinya Elina," bisik Radit membuat Elina kembali sadar dan wanita itu langsung menjauhkan dirinya dari Radit. Dia tidak mau kalau semuanya malah jadi seperti ini.

"Pak Radit jangan sembarangan yah."

"Kenapa? Aku tahu kalau kamu sudah lama tidak dengan suamimu. Begitu pun aku yang sudah tidak bersama dengan istriku," ujar Radit.

Elina yang mendengar itu pun jadi penasaran. Terlebih dia tadi mempertanyakan ibu dari Jiar. Dia masih penasaran dengan ibu dari bayi tersebut.

"Istri dari Pak Radit ke mana?" tanya Elina yang akhirnya menanyakan tentang hal ini.

Tetapi sepertinya istri dari bosnya itu bukan wanita yang bertanggung jawab. Buktinya Radit sampai mencari ibu susu untuk anaknya. Bukannya unu sedikit atau aneh.

Radit yang ditanya seperti itu pun hanya tersenyum tipis. "Kamu baru penasaran sekarang, Elina."

"Memangnya kenapa? Kalau Pak Radit melakukan sesuatu pada saya, bukannya lebih mudah untuk saya melaporkan semuanya pada istri anda," ujar Elina.

Radit justru tertawa ketika mendengar ucapan dari Elina barusan. "Kamu lucu Elina. Ternyata kamu adalah tukang mengadu juga. Tetapi sayang sekali Elina, niat kamu tidak akan terlaksana karena istri saya sudah meninggal."

Deg

Elina menutup mulutnya dengan tidak percaya sama sekali. Dia baru mengetahui tentang fakta yang satu ini. Kalau istri dari bosnya itu sudah meninggal. Dia jadi sedikit merasa bersalah sekarang.

"Maaf Pak Radit. Saya tidak tahu sama sekali kalau istri anda sudah tidak ada," ujar Elina yang merasa sedikit bersalah sekarang. Dia sama sekali tidak tahu tentang hal yang satu ini.

Radit menghela napas panjang ketika mendengar hal tersebut. Sebenernya dia tidak ingin menceritakan semuanya pada Elina. Tetapi karena dia mengingat sesuatu, akhirnya dia memutuskan untuk memberitahu wanita itu.

"Iya tidak usah dipikirkan, lagian aku tidak mencintai wanita itu," ujar Radit dengan jujur.

Elina yang mendengar itu pun jadi penasaran, bagaimana mungkin laki-laki itu tidak mencintai istrinya.

"Pak Radit tidak mencintai istrinya sendiri? Saya tidak habis pikir kalau Pak Radit orang yang tidak punya perasaan sama sekali," sindir Elina.

"Kamu wanita yang tidak tahu apapun sama sekali, Elina. Jangan pernah mencoba menghina saya. Istriku berselingkuh dengan banyak pria, bahkan ketika dia tengah hamil Jiar."

Elina yang mendengar itu sedikit terkejut. Apalagi dia bisa melihat emosi yang ada dalam diri Radit. Tidak menyangka kalau bosnya itu mempunyai sisi gelap yang seperti ini.

"Maaf Pak Radit. Saya tidak tahu tentang hal ini. Saya tidak bermaksud untuk mengatakan itu."

"Sudahlah lagian kamu juga tidak tahu."

Radit mengatakan itu dan dia langsung mengambil baju milik dirinya dan dia mulai memakainya dengan perlahan.

"Kalau begitu saya permisi, tunggu diluar."

Elina merasa canggung dan dia akhirnya memutuskan untuk keluar dari kamar bosnya. Semuanya karena Lisa yang tadi malah menyuruh dia masuk ke dalam kamar ini.

Elina sendiri heran dengan Lisa yang sengaja menyuruh dia masuk ke dalam kamar bosnya. Bahkan Elina sendiri juga tidak tahu kalau ini adalah kamar bosnya.

Radit tersenyum tipis ketika melihat tingkah Elina yang menurut dirinya menarik. Dia tidak salah pilih sekarang, memang Elina wanita yang cocok dengan dirinya.

"Terlihat menarik. Dia akan menjadi milikku nanti," batin Radit sambil tersenyum menyeringai. Beruntung dia sudah menyuruh anak buahnya untuk menyelidiki tentang Elina dan kehidupan wanita itu.

Sekarang dia sudah menemukan bukti yang baik. Setidaknya semuanya sudah menjadi bukti yang kuat bagi dirinya sekarang.

"Menarik."

BERSAMBUNG

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • ASI Untuk Bosku   Bab 93 Bela Yang Pergi

    Elina baru saja selesai mandi. Sisa-sisa make up pesta telah lenyap, berganti dengan wajah polos yang terlihat lelah. Pesta tadi menyisakan kelelahan bukan hanya secara fisik, tapi juga batin—terutama karena sikap ibu Radit yang masih dingin terhadapnya.Di balik aroma sabun yang masih melekat di kulit, pikirannya melayang-layang."Bagaimana kelanjutan hubunganku dengan Radit nanti?" gumamnya lirih. Sorot matanya menatap kosong ke arah jendela kamar. Ia terlanjur menyayangi anak Radit, menganggapnya seperti darah daging sendiri. Tak ada yang bisa memisahkan mereka—Elina bersumpah dalam hati.Tiba-tiba, ponselnya bergetar pelan di meja. Nama 'Kina' muncul di layar. Elina mengernyit.“Kina?” ujarnya pelan.Tanpa berpikir panjang, ia menjawab panggilan itu. “Halo, Kina. Ada apa?”“Kamu sudah dengar soal Bela?” suara Kina terdengar agak panik.Elina langsung siaga. “Kenapa dengan Bela?”“Dia benar-benar mengundurkan diri dari perusahaan. Rian bahkan disuruh Dani buat melacak keberadaannya

  • ASI Untuk Bosku   Bab 92 Merasa Kesal

    "Berhenti!!"Gita sedikit kesal ketika melihat dua orang itu malah bermesraan dihadapannya, dia menjadi muak dan kesal. Terlebih setelah dia kaya obat nyamuk sendiri."Kenapa Gita?" tanya Elina yang pura-pura tidak tahu. Dia sengaja menyindir Gita karena memang tahu karakter wanita itu."Iya, Gita. Kenapa?"Radit malah pura-pura polos sekarang, dia sengaja mengatakan itu karena ingin membuat Gita merasa tidak nyaman. "Kalian bermesraan tidak tahu tempat sama sekali," umpat Gita yang akhirnya memutuskan untuk keluar dari mobil ini."Kamu kenapa, Gita? Tidak mau ikut pulang?" tanya Radit."Tidak usah, aku berhenti disini saja," kata Gita sambil mengumpat kesal.Pasangan yang memang tidak tahu tempat sama sekali, membuat dia kesal. Terlebih ketika ekspresi dirinya yang memang sangat kurang. Dia tidak menyangka kalau hal ini akan terjadi.Sampai tak lama kemudian, dia teringat akan sesuatu sekarang. Bahkan dia tidak menyangka dengan semuanya."Jangan pak," kata Radit kepada supirnya sete

  • ASI Untuk Bosku   Bab 91 Elina Melawan Gita

    "Siapa dia?"Gita memicingkan mata, menatap tajam ke arah wanita asing yang berdiri terlalu dekat dengan Radit. Ada ketegangan yang tak bisa ia sembunyikan dari suaranya. Sorot matanya tajam, seakan ingin menelanjangi niat wanita itu."Saya pacarnya Radit."Nada Elina terdengar tenang, tapi sarat akan keberanian. Bibirnya melengkung membentuk senyum tipis, seolah menyadari bahwa kata-katanya barusan adalah tamparan bagi lawan bicaranya. Ia tahu siapa Gita—wanita yang selalu dielu-elukan oleh Ibu Radit, wanita yang katanya "cocok untuk jadi menantu".Gita terkesiap, lalu segera menoleh pada Radit. "Apa benar seperti itu?" suaranya pelan, nyaris berbisik. Tapi nadanya mengandung luka dan gugatan.Radit mengangguk pelan. "Tentu saja. Memang kenyataannya seperti itu."Gita menarik napas dalam, mencoba tetap tenang. Tapi suaranya mulai bergetar. "Kak Radit, bukannya kamu pernah bilang akan menikah denganku? Kenapa kamu malah bawa dia ke sini?"Radit menunduk, enggan menatap mata Gita yang

  • ASI Untuk Bosku   Bab 90 Pesta Ibunya Radit

    Elina menatap pantulan dirinya di cermin. Gaun biru malam yang membalut tubuhnya jatuh anggun, mempertegas siluet rampingnya. Rambutnya ditata sederhana namun elegan, dan seulas lipstik merah muda membuat senyumnya kian menawan. Untuk sesaat, dia terdiam. Ini bukan sekadar penampilan—ini adalah keberanian yang baru. Dengan satu helaan napas panjang, ia pun beranjak turun.Di lantai bawah, Radit sudah menunggu di depan pintu. Ia mengenakan jas gelap yang membuat posturnya terlihat semakin tegap. Matanya langsung tertuju pada Elina begitu wanita itu muncul di tangga.“Maaf ya, aku agak lama. Tadi ada sedikit kendala,” kata Radit dengan senyum canggung.Elina tersenyum kecil. “Tidak apa. Aku malah senang kamu datang.”Radit menatap Elina dari ujung rambut hingga ujung kaki. Ada kekaguman di sana—dan keterkejutan yang tak bisa disembunyikan.“Kamu terlihat… luar biasa malam ini,” katanya pelan.Elina tertawa pelan, mencoba menyembunyikan rona merah yang mulai menghiasi pipinya. “Terimakas

  • ASI Untuk Bosku   Bab 89 Bertemu Ibunya Radit

    Radit sudah berada di sebuah butik elegan milik temannya. Hari ini ia datang bersama Elina, wanita yang telah merebut perhatiannya belakangan ini. Setidaknya, semuanya berjalan sesuai rencana. Tidak ada yang canggung. Tidak ada yang terlalu dipaksakan. Hanya dua orang yang sedang menikmati waktu bersama.Ia tahu, momen ini bukan lagi sekadar kebetulan. Ini sudah menjadi bagian dari hidupnya. Bagian yang ingin ia jaga."Senang sekali," gumam Elina sambil melihat-lihat sekeliling butik."Tapi kamu suka dengan butik ini, kan?" tanya Radit sambil menatap wajah Elina, mencari raut puas di balik senyumnya. Ia ingin memastikan, Elina nyaman.Elina menoleh dan mengangguk pelan. "Bagus banget. Aku malah bingung pilih yang mana."Radit tersenyum kecil. Ia tahu, Elina memang orang yang tidak mudah puas. Dan itu membuatnya justru semakin menarik. "Coba kamu pakai yang ini... dan yang ini. Aku ingin lihat kamu memakainya."Elina mengangguk sambil mengambil dua gaun yang ditunjuk Radit. Rona bahagi

  • ASI Untuk Bosku   Bab 88 Radit Mengantar Elina Pulang

    Elina berdiri di dapur dengan senyum puas. Aroma harum masakan menguar memenuhi rumah, membangkitkan selera siapa pun yang menciumnya. Hari ini bukan sekadar makan malam biasa—mereka merayakan dua hal sekaligus: keberhasilan bersama dan ulang tahun Jio. Semua sudah Elina rancang dengan baik.Dengan gerakan luwes, ia melepas celemek, menepuk tangan pelan, lalu memanggil, "Ayo semuanya, makan malam sudah siap!"Suasana rumah mendadak ramai. Tawa dan langkah kaki memenuhi ruang makan yang sudah dihias sederhana namun hangat."Iya, ayo!" seru Kina yang muncul dari dapur membawa beberapa gelas berisi minuman segar. Matanya berbinar, semangat menyambut malam yang istimewa.Walau masih belajar, Kina telah membantu Elina menyiapkan beberapa hidangan. “Biar nanti bisa masak buat diri sendiri juga,” katanya tadi, saat mereka sama-sama mengaduk sayur di dapur."Wah, dari baunya aja udah bikin lapar!" seru Radit sambil masuk ke ruang makan dan langsung duduk di samping Elina. "Kayaknya bakal enak

  • ASI Untuk Bosku   Bab 87 Bela Hamil Anak Siapa?

    Elina masih duduk di tepi ranjang kamar Radit. Jemarinya membelai lembut kotak beludru biru tua yang baru saja diterimanya. Di dalamnya, berkilauan sebuah kalung emas putih dengan liontin mungil berbentuk bulan sabit bertabur berlian kecil. Bukan hanya indah, tapi juga perhiasan edisi terbatas yang hanya diproduksi lima buah di dunia. Ia bahkan masih sulit percaya Radit menghadiahkannya sesuatu seistimewa ini."Jadi kamu memintaku untuk datang ke pesta itu?" tanya Elina, menatap Radit dengan campuran rasa bahagia dan gugup."Tentu saja," jawab Radit seraya mendekat. "Apa kamu keberatan?"Elina menggeleng, lalu tersenyum kecil. "Terima kasih banyak. Kapan acaranya?""Dua hari lagi. Aku ingin kamu datang bersamaku, Elina. Aku tidak mau menyembunyikan hubungan ini lagi."Hati Elina berdegup lebih kencang. Ada rasa haru dan juga keraguan yang belum sepenuhnya hilang. “Apa ibumu juga akan hadir?”Radit mengangguk. "Iya, dan aku ingin kamu bertemu dengannya. Aku harap kamu bisa mengenalnya…

  • ASI Untuk Bosku   Bab 86 Suprise Untuk Elina

    Rian berdiri di sudut ruangan sambil memandangi Kina yang sedang sibuk merapikan pita berwarna emas di sisi meja. Di tengah kerlap-kerlip lampu hias dan aroma manis dari kue cokelat yang baru saja diletakkan di atas meja, suasana rumah Radit berubah hangat dan penuh kehidupan.Mereka berdua kini berada di rumah Radit, dan tak bisa dipungkiri, Rian merasa terkesan dengan hasil kerja keras Kina.“Aku sudah mendekorasi tempat ini sejak pagi,” ujar Kina sambil menoleh dengan senyum bangga.Rian mengangguk sambil memandangi sekeliling—balon warna-warni menggantung di langit-langit, dan foto-foto kecil Jio ditempelkan manis di dinding dalam bentuk kolase berbentuk hati.“Kamu memang punya sentuhan ajaib. Aku gak sabar lihat wajah Radit dan Jio nanti,” ujar Rian.“Mereka sudah berangkat dari rumah sakit?” tanya Kina sambil merapikan bunga segar di vas.“Dani baru saja bilang mereka sudah di jalan,” jawab Rian.Kina hanya mengangguk, namun sorot matanya menyiratkan rasa lega sekaligus haru. I

  • ASI Untuk Bosku   Bab 85 Semuanya Sudah Tertangkap

    Elina berdiri diam di hadapan dua batu nisan yang berdampingan. Hembusan angin sore membelai rambutnya yang terurai, membawa aroma bunga tabur yang masih segar. Matanya sembab, pipinya basah oleh air mata yang belum sempat mengering. Di sinilah jasad mantan suaminya dan anak mereka dimakamkan. Dua nyawa yang pernah begitu berarti dalam hidupnya, kini hanya tinggal nama yang terukir di atas marmer."Sudah Elina, ayo kita pergi dari sini," suara lembut Radit memecah keheningan. Nada suaranya pelan, penuh pengertian.Elina mengusap pipinya, mengatur napas yang masih sesenggukan. "Aku masih belum bisa percaya semua ini sudah berakhir.""Anggap saja ini takdir, dan balasan bagi orang-orang yang menyakitimu. Kamu sudah cukup kuat, Elina. Sekarang waktunya pulang," ujar Radit menatapnya dalam.Dia tahu ini akan datang. Kepergian, kehilangan, dan akhirnya... kebebasan dari rasa sakit. Segalanya memang sudah berakhir. Orang-orang yang menghancurkan hidupnya telah menerima ganjarannya. Tapi luk

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status