Share

[7]

last update Last Updated: 2025-07-04 10:00:07

“Duh, lama banget enggak ketemu kamu, Ta.” Sosok wanita berbalut fashion yang cukup modis langsung menghampiri Tata. Memeluknya cukup erat.

“Berlebihan kamu,” dumel Tata. “Baru sebulan enggak ketemu.”

“Sebulan itu lama, Bebs. Lagian weekend lalu kamu yang batalkan, kan?” Jenni berkata dengan tawa di wajahnya. “Gimana kabar kamu?” Ia pun mengambil duduk di depan sahabatnya. 

“Sejauh ini biasa saja,” sahut Tata sembari mengaduk pelan smoothies pesanannya.

“Syukurlah enggak ada yang ajaib lagi di hidup kamu.”

Ucapan Jenni bukan tanpa sebab. Mengenalnya selama hampir lima belas tahun, banyak istilah yang dikeluarkan sang sahabat untuk dirinya. Terutama untuk keluarga &

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • ATM BERJALAN KELUARGA SUAMIKU   [19]

    Jagad tak tahu harus mengatakan apa. Ia sungguh merasa tak enak hatinya karena tingkah sang putri. Bagaimana bisa Echa mengamuk sejadi-jadinya saat tahu kalau Tata tak akan satu mobil dengannya. Beruntung rekan kerjanya seperti memahami kalausang putritak bisa hanya dibujuk sekadar kata. Apalagi ia tagih janji mainnya bersama Tata.“Saya benar-benar minta maaf, Ta,” kata Jagad sesaat setelah mobil yang mereka kendarai berhenti di depan rumah dua lantai yang Tata arahkan alamatnya.“Enggak apa, Pak.” Tata tersenyum. “Saya hitung sudah tiga kali Bapak minta maaf karena hal ini aja.” Ia bersiap untuk turun. “Saya juga berterima kasih sudah diantar pulang.”“Sudah keharusan saya kalau itu.”Jagad melepaskan diri dari tautan seat be

  • ATM BERJALAN KELUARGA SUAMIKU   [18]

    Tata sekali lagi memeriksa berkas jalannya proses pembangunan gedung.Meski bukan kuasanya,tetapi gedung ini nantinya akan dijadikan kantor yang mengepalai area marketing di wilayah Sumatra. Juga server cadangan untuk membagi kapasitas layanan mengingat beban di Jakarta cukup berat. Makanya BoD meminta mereka berdua untuk mengecek bagaimana pembangunan di sana.“Pak Jimmy enggak terima alasan seperti ini, sih,” kata Tata pelan sembari membenahi kacamatanya. “Pak Jagad tahu sendiri, kan, Pak Jimmy bagaimana.”“Saya paham, Ta.” Jagad menggosok tangannya pelan. Matanya menatap tegas pada dua orang yang bertanggung jawab atas pembangunan gedung berlantai sepuluh ini dengan tajamnya. “Bu Ratih kami percayakan untuk proyek ini, tapi kenapa molornya terlalu lama?”“Seperti yang saya jelaskan,

  • ATM BERJALAN KELUARGA SUAMIKU   [17]

    Tata menarik napas pelan. Memastikan barang bawaannya tak ada yang tertinggal, terutama ponsel dan dompet. Agak ragu juga ia untuk turun ke lobi,tetapi mau bagaimana lagi? Dirinya telanjur menyetujui ajakan Jagad makan malam di luar sekaligus menjajal kuliner di sekitar hotel.Belum Tata lupa bagaimana pembicaraan yang belum ada tiga jam berlalu.“Saya harap ajakan ini enggak ada penolakan, Ta. Anggap saja ucapan terima kasih karena semalam mau direpoti Echa.”Wanita itu meringis jadinya. Padahal ia tak melakukan banyak hal; hanya membujuk Echa agar tak menangis, menjanjikan bermain bersama ketika ia kembali nanti, juga sedikit mendongeng sampai sang bocah terlelap tidur.Sepanjang pagi hingga siang, tak ada kendala berarti selama jalannya meeting dan bertemu pihak Jiayi. Semuanya berjalan lancar dan sesuai deng

  • ATM BERJALAN KELUARGA SUAMIKU   [16]

    “Semoga dinasmu menyenangkan,” kata Jenni sembari tersenyum semringah, juga tak lupa tangannya melambai penuh semangat sebelum Tata benar-benar menaiki taksi pesanannya.“Apaan, sih, kamu,” sungut Tata,tetapi tak bisa membuat dirinya kesal diperlakukan seperti itu oleh Jenni.“Nanti aku kasih rekomendasi tempat yang seru untuk refreshing meski singkat.”“Aku kerja, Jen.”“Aku tahu,” sela Jenni tak kalah cepat. “Sudah sana masuk. Jangan sampai ketinggalan pesawat. Semuanya sudah kamu bawa, kan? Jangan sampai ada yang tertinggal, Ta.”Ah ... memiliki Jenni di sekitar hidup Tata yang mengenaskan ternyata bisa membuatnya tak henti-henti bersyukur.“A

  • ATM BERJALAN KELUARGA SUAMIKU   [15]

    “Astaga, Tuhan!” Jenni memekik begitu Tata keluar dari mobilnya. “Kamu kena badai di mana, Ta?”Tata bingung mendengar sambutan Jenni. “Mana ada.”Jenni terkekeh. “Badai rumah tangga, Ta.”Bibir Tata jadi mencebik. “Sembarangan.”“Sudah-sudah, ayo kita masuk! Aku baru selesai masak makan malam.” Jenni segera menggamit tangan Tata agarwanita itumengikuti langkahnya.[d1]Rumah yang kadang Tata kunjungi masih tampak sama dari terakhir kunjungannya ke sini. Dominasi broken white menyambut mereka saat memasuki ruang makan.“Kamarmu sudah aku siapkan, Ta. Nanti biar Pak Har yang angkut barang kamu.”

  • ATM BERJALAN KELUARGA SUAMIKU   [14]

    Tata:Jen, sementara waktu aku tinggal di rumah kamu, ya. Senin aku pindah ke kos dekat kantor.Jenni:Ada apa memangnya? Kamu di mana? Jangan bikin aku khawatir, Ta.Tata:Nanti aku kabari.Jenni:Keep contact terus, Ta. Rumahku selalu terbuka untuk kamu.Setelah membaca pesan terakhir dari Jenni, ia kembali memasukkan ponselnya ke saku. Mobil yang sejak tadi ia kendarai sudah terhenti tepat di depan gerbang rumahnya. Gerbang hitam yang cukup tinggi sudah ia buka lebar. Sengaja mobilnya tak ia masukkan dalam garasi. Baginya segala hal yang ada di rumah ini sud

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status