Share

ATM BERJALAN KELUARGA SUAMIKU
ATM BERJALAN KELUARGA SUAMIKU
Author: Miss_Cha_Riyadi

[Prolog]

last update Last Updated: 2025-06-30 19:00:45

Bangun dengan bahu sedikit kedinginan, membuat Semesta kembali menarik selimutnya. Bunyi lenguhan di sampingnya membuat ia makin menenggelamkan diri. Pun saat lengan kekar merangkulnya seolah-olah meminta agar tubuh Tata kian dekat, ia tak kuasa menolak. Bahkan matanya sukar terbuka lantaran tidurnya malam ini terlalu lelap. 

Namun ... mau sampai kapan ia bergelung di bawah selimut? Sementara ia merasa sudah terlalu lama tertidur.

“Jam berapa sekarang?”

Tata mencibir. Sejak kapan sang bos ada di dekatnya? Ini masih terlalu pagi untuknya direcoki suara baritone yang khas itu.

Ini pasti mimpi, batinnya begitu.

“Ta? Saya ingat ... ada meeting jam sembilan, kan?”

Dua hari lalu mereka dinas ke Samarinda. Membahas masalah proyek terakhir sebelum sang bos ke luar negeri. Dinas terakhir yang bisa mereka lakukan bersama. Perintah khusus dari atasannya langsung; Pak Jimmy.

“Ta?”

Sekali lagi suara itu terdengar. Meski agak parau khas seseorang baru bangun dari tidurnya, tetapi tetap saja, itu suara milik sang bos.

“Duh ... Bapak jangan ganggu pagi saya! Saya masih mau tidur. Capek.”

Pria yang sejak tadi memeluk Tata, hanya tertawa Matanya sudah terbuka sempurna, menatap sang wanita yang bergelung di dekat dadanya.

“Capek banget? Perasaan hanya sekali kita bermain.”

Tata mengerjap pelan. Kesadarannya mulai pulih. Bahkan indera penciumannya juga mulai terusik dengan aroma yang ... asing?

“Bapak?!” pekiknya dengan mata melotot tak percaya. “Bapak ngapain di kamar saya?”

Sang pria kembali menarik sudut bibirnya pelan.

“Ini kamar saya, Ta.”

Buru-buru mata serupa boneka itu mengedar, memperhatikan detail kamar yang sudah dua hari, oh ... tiga hari ini ditempati olehnya. Berbeda. Benar. Matanya tak salah lihat. Kembali ia mengarahkan pandangannya pada sang pria. Lantas .....

“Enggak mungkin,” katanya demikian lirih begitu mendapati dirinya tanpa busana. “Enggak mungkin.”

Ucapan ini diulang untuk menegaskan kalau apa yang terlihat di pikirannya, tak pernah terjadi.

Namun, sekelebatan memori yang menghantamnya kali ini tak bisa dimungkiri. Bagaimana ia dengan rela hati menanggalkan satu demi satu pakaian yang melekat di tubuhnya. Bagaimana juga ia melempar diri pada sosok yang akhir-akhir ini membuatnya frustrasi. Yang mana saat sang pria berada di atasnya, terjawab sudah kenapa sosok itu begitu merajai kepalanya.

Segera ia s***k selimut yang menutupi tubuhnya. Memunguti helai pakaian yang terserak di sekitar ranjang. Jantungnya jangan tanya bagaimana bekerja. Sudah tak keruan. Ditambah rona wajahnya yang mungkin sudah berubah ungu. Ia tak berani menoleh, apalagi membalas ucapan sang pria.

“Ta,” panggil sang pria pelan, “kita bicara dulu.”

“Enggak ada yang perlu dibicarakan, Pak.” Tata memejam pelan. Ia bergegas menuju kamar mandi.

“Ta.” Jagad harus bertindak cepat. Wakil manajernya ini termasuk wanita keras kepala. Jangan sampai apa yang mereka lakukan semalam tanpa adanya pembicaraan lebih lanjut. “Tunggu. Kita harus bicara.”

Hanya berbekal selimut, ia tutupi tubuhnya. Mencegah kepergian Tata yang sebentar lagi menggapai pintu kamar.

Apa wanita itu peduli? Tidak sama sekali. Ia terus melangkah sampai sosok Jagad menghadangnya.

“Pak.” Kali ini dengan sisa keberanian yang dipunya, ia mendongak. Menatap lurus pada pria yang ada di depannya. “Jangan bahas apa pun. Lupakan semua ini. Anggap saja enggak pernah terjadi.”

Jagad mengerjap pelan. Ucapan itu macam petir di siang bolong. Belum juga habis rasa terkejutnya, Tata sudah melangkah menjauh dengan tergesa-gesa. Meninggalkannya yang termangu.

“Bagaimana bisa dibiarkan kalau kamu ... bersuami, Ta.”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • ATM BERJALAN KELUARGA SUAMIKU   [12]

    Tata pikir, gangguannya hanya sebatas telepon. Yang mana sebenarnya membuat hatiwanita itumakin remuk tiap kali mengingat perjalanan hidupnya.Iasadar, siapadirinyasesungguhnya.Namun,bukan berarti dirinya terus-menerus diremehkan dan dipandang sebelah mata, kan? Semua yang ia dapat sekarang juga hasil kerja kerasnya. Bukan sebatas mengandalkan Bhumi saja.Tidak seperti itu.Apa karena dirinya terlihat mengenaskan kala pertama bertemu Bhumi pertama kali? Meski hanya sebatas staf biasa, yang berjuang menghidupi dirinya sendiri,tetapi Tata bukan seorang yang hobi meminta pada suaminya. Ia memilih untuk berusaha memenuhi kebutuhannya termasuk gelar sarjananya.Namun,kenapa ia selalu dianggap beban untuk Bhumi?Beruntung sekali meeting-nya dengan Acame berlangsung cukup lam

  • ATM BERJALAN KELUARGA SUAMIKU   [11]

    Genap tiga hari Tata izin dikarenakan sakit. Jagad tak sempat menjenguk wakilnya itu lantaran kesibukan yang sungguh mencekik.Namun,setidaknya, lewat pesan,ia tahu kondisiwanita itu. Divisi marketing memang dikenal memiliki kesibukan yang tak main-main, juga sudah bukan hal yang asing lantaran menjadi tumpuan menghasilkan pundi laba bagi para pemilik saham.“Loh, Ta?” Jagad cukup terkejut karena mendapati sosok wanita yang kini duduk tenang di mejanya. “Kamu sudah sehat memangnya?”Tata tersenyum seraya berdiri menyambut sang bos.“Sudah, Pak. Kelamaan di rumah untuk istirahat juga enggak enak.”Jagad menggeleng sembari berdecak. “Harusnya kamu manfaatkan dulu untuk istirahat sampai benar-benar fit.”

  • ATM BERJALAN KELUARGA SUAMIKU   [10]

    Jenni tiba di rumah sakit secepat yang ia bisa. Sebenarnya sejak kemarin hatinya sudah tak keruan. Sorot mata Tata tak bisa membohonginya; sahabatnya itu sangat kecewa. Sialnya, Jenni tak bisa melontarkan kekesalan yang ia punya pada Bhumi. Tuhan! Pria itu sungguh menyebalkan. Kenapa pria model seperti Bhumi bisa diberi napas panjang dan hidup di dunia ini? Tak berguna.“Anda ... Bu Jenni?” tanya Jagad hati-hati begitu melihat seorang wanita tergopoh menghampiri ruang rawat Tata. Ia tak bisa meninggalkan sang wakil manajernya begitu saja. Agak kebingungan juga lantaran ponsel Tata terkunci dan nomor kontak darurat yang ia dapat dari pihak HRD, sama sekali tak merespons. Padahal nomor itu adalah nomor suaminya. Dalam perjalanan ke rumah sakit tadi, nama Jenni muncul di layar ponsel Tata. Jagad jelaskan apa yang terjadi dan sekarang di sini lah mereka. “Benar,” Jenni tersenyum kecil, “Pasti Pak Jagad?”Jagad hanya mengangguk sekilas serta menerima uluran tangan Jenni. Berkenalan sin

  • ATM BERJALAN KELUARGA SUAMIKU   [9]

    “Saya benar-benar minta maaf, Ta,” kata Jagad entah sudah berapa kali mengucap hal yang sama. Raut wajahnya juga terlihat bersalah. Padahal Tata tak mempermasalahkan apa yang terjadi.Menjadi hal yang biasa untuk anak penderita sindromAsperger bertindak spontan, termasuk menggigit tangannya. Ia cukup terkejut,tetapi menyadari kalau gadis yang menggigitnya ini mungkin tengah melindungi diri.Tata orang asing yang mendadak ada di dekatnya. Bisa jadi gadis itu merasa terancam. Tata kaget setengah mati dan syok karena respons si anak tak ia duga. Lukanya juga hanya sebatas goresan. Echa segera melepaskan begitu sang ayah merangkulnya erat. Berbisik lirih berusaha menenangkan anaknya, itulah yang Jagad lakukan.“Saya enggak apa-apa, kok, Pak.” Tata masih mempertahankan senyumnya. “Bapak sudah berkali-kali minta maaf. Saya yakin juga Echa enggak bermaksud gitu. Namanya Echa, kan?”“Aleisya Kirei Adi na

  • ATM BERJALAN KELUARGA SUAMIKU   [8]

    Mas Bhumi:Aku pulang telat. Ada urusan kantor.Tata terdiam menatap ponselnya. Tanpa ia sadari, jemarinya meng-scroll balon percakapan dengan suaminya. Tak ada yang aneh, hanya akhir-akhir ini Bhumi lebih sering pulang telat. Kadang memberi kabar, kadang lagi alasannya lupa.Wanita itutak ingin banyak mendebat suaminya.Ada rasa lelah tiap kali ia menyinggung masalah kabar, Bhumi selalu menyudutkan dengan satu kalimat.“Kamu sendiri? Sama, kan, sibuk? Aku juga, lah.”Bukan ingin Tata mengabaikan suaminya. Tuntutan pekerjaannya memang seperti itu.Namun,diberi penjelasan panjang lebar pun, Bhumi tak mau terima. Daripada membuat hatinya makin lelah, lebih baikiadiam dan melanjutkan kewajibannya; melayani sang suami sepulang kerja.Ia mendesah pelan. Disimpannya ponsel itu ke dalam laci kerjanya. Kembali ia pungut keping fokus yang terserak.

  • ATM BERJALAN KELUARGA SUAMIKU   [7]

    “Duh, lama banget enggak ketemu kamu, Ta.” Sosok wanita berbalut fashion yang cukup modis langsung menghampiri Tata. Memeluknya cukup erat.“Berlebihan kamu,” dumel Tata. “Baru sebulan enggak ketemu.”“Sebulan itu lama, Bebs. Lagian weekend lalu kamu yang batalkan, kan?” Jenni berkata dengan tawa di wajahnya. “Gimana kabar kamu?” Ia pun mengambil duduk di depan sahabatnya.“Sejauh ini biasa saja,” sahut Tata sembari mengaduk pelan smoothies pesanannya.“Syukurlah enggak ada yang ajaib lagi di hidup kamu.”Ucapan Jenni bukan tanpa sebab. Mengenalnya selama hampir lima belas tahun, banyak istilah yang dikeluarkan sang sahabat untuk dirinya. Terutama untuk keluarga &

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status