Share

Fast Healing Experiment

"Sudah kubilang, jangan masuk kampus hari ini! Kenapa kamu bebal sekali? Lihatlah, lukamu parah sekali hari ini!"

"Sudahlah, uhk...Nanti juga sembuh sendiri..."

"Kamu percaya diri sekali! Gak akan ada luka yang sembuh tanpa di obati! Lhatlah, sepertinya tulang rusukmu ada yang kena, ini memar sekali Langit! Aku khawatir retak di dalamnya! Ini bahaya! Apa mereka memakai alat untuk menghajarmu?"

"Sepertinya iya, ada beberapa menggunakan Keling, tongkat kasti dan sepatu Lars panjang. Ya sudahlah, aku yakin aku akan sembuh besok pagi,"

"Kita ke Rumah Sakit sekarang! Jangan mengambil resiko dengan eksperimen mu yang konyol itu, memangnya kamu Vampire yang mempunyai regenerasi penyembuhan sel lebih cepat dari manusia biasa? Kita berada di dunia nyata, Langit! Ini bukan film Super Hero ataupun dunia Mutan dan cerita para Dewa! Sadarlah!"

"Aku hanya penasaran saja, dan kalau besok aku masih belum sembuh, baru kita ke rumah sakit,"

"Itu sudah terlambat namanya! Kamu mau lukamu infeksi dan patah tulang mu bertambah parah? Berfikir lah dengan logis ok? Ini bukan luka biasa!"

"Baiklah, aku janji, besok aku ke rumah sakit! Sekarang aku harus istirahat dulu, aku mau tidur, terima kasih atas perhatianmu," Langit menarik selimutnya. Cahyo hanya bisa menghela napasnya. Dasar keras kepala!

Dan malam itu, Langit nyaris tidak bisa tidur. Sudah beberapa kali tubuhnya berguling, ke kanan dan ke kiri. Telentang, lalu telungkup, kemudian menyamping. Sambil merasakan sakit di wajah dan seluruh badannya. Mungkin benar kata Cahyo, aku tidak boleh nekad dan membiarkan lukaku begitu saja. Bisa fatal akibatnya. Ini memang harus di obati! Apa lagi nyeri di rusuknya, membuat Langit merasakan napasnya terasa sesak dan ngilu di sekujur tubuhnya.

Ah, kenapa dia tidak menuruti Cahyo tadi? Kalau dia ke Rumah Sakit, mungkin dia akan mendapat perawatan yang intensif, rasa sakit di rusuk dan dadanya tidak akan berlarut-larut seperti ini!

Uhk, tapi bukankah biaya pengobatan di sana mahal? Uangku sekarang mana cukup? Walau di tambah uang Cahyo sekalipun. Belum tentu bisa mencukupi. Lagi pula itu tetap bukan tindakan yang bijaksana untuk merepotkan orang lain. Walau Cahyo selalu ada uang, karena ada orang tuanya selalu mengiriminya tiap bulan. Namun tetap saja dia merasa segan untuk merepotkan temannya. Karena Cahyo juga bukanlah anak orang kaya.

Ayahnya Cahyo adalah seorang pekerja Honorer Desa, di Kampungnya. Ibunya memiliki warung kecil, dan berjualan kelontongan. Adiknya ada tiga orang, semuanya sudah bersekolah. Ada yang di TK, es-de dan es-em-pe. Mereka semua juga sama-sama memerlukan biaya. Di tambah dengan membiayai Kuliah Cahyo yang tidak murah. Sungguh sebuah beban yang cukup berat untuk sebuah keluarga!

Namun dibandingkan dengan dirinya, Cahyo jelas lebih baik! Karena Langit jelas-jelas sebatang kara dan tidak mempunyai siapapun di dunia ini! Kalaupun ada, itu mungkin adalah ibu asuhnya di panti asuhan sana, yang sudah lama tidak dikunjunginya. Beberapa teman panti yang sekarang mungkin sudah saling jauh karena sama-sama sibuk mengadu nasib dan menjalani kehidupannya masing-masing.

Ya, Langit adalah anak yatim piatu sejak kecil, bahkan sejak masih bayi! Versi ibu asuhnya, Ibu Ranti, pemilik panti asuhan yang membesarkannya, dia menemukan Langit di depan pintu Panti Asuhannya.

Seperti versi cerita di sinetron, seseorang telah meletakkannya di sana. Entah siapa, Ibu Asuhnya tidak mengetahuinya, beliau sudah menemukan Langit tergeletak di sana. Dalam sebuah keranjang bayi sederhana!

Langit tidak ingin bermimpi bahwa dia sebenarnya adalah anak orang kaya yang tidak diakui dan dibuang keluarganya, atau dia adalah anak haram seorang Penguasa yang mempunyai skandal dengan simpanannya, yang suatu saat akan di cari-cari oleh Keluarganya. Tidak, dia sama sekali tidak pernah berharap seperti itu.

Dia sudah ikhlas dan menerima sejak lama dengan takdir hidupnya yang seperti ini. Menyikapi dengan penuh rasa syukur, apapun yang terjadi tanpa harus mengeluh dan berkeluh kesah.

Dan memang pada kenyataannya selama ini, dari kecil hingga sekarang, di usianya yang per hari kemarin menginjak dua puluh tahun, tidak ada seorangpun yang datang mencarinya!

Hehe, memang kehidupan tidak seindah di film ataupun sinetron. Dan itulah yang harus dijalaninya sekarang. Anak yatim-piatu sebatang kara yang harus berjuang untuk bertahan hidup, mencari makan, mencari pekerjaan, memperjuangkan pendidikannya dengan tertatih-tatih.

Tapp! Seekor nyamuk hinggap di mukanya. Langit langsung menepuknya dengan keras!

"Aauu!" dia merasakan sakit dan perih di wajahnya. Tepukannya tepat mengenai luka memarnya yang membiru. Langit menguap, rasa kantuk itu datang juga akhirnya.

Dan Langit pun tertidur!

***

"Hei, kamu! Ya, kamu!" seseorang memanggilnya. Langit menoleh sambil menunjuk dirinya. Meyakinkan orang tersebut, bahwa dirinya yang di panggil.

Seseorang pria dengan pakaian Tuxedo putih-putih berenda, dengan rompi hitam di dalamnya. Terlihat mahal dan eksklusif. Dipadu dengan topi Laken Fedora hitam, menambah gagah penampilannya.

"Kamu yang bernama Langit?"

"Ya, itu..itu.. saya..." Langit agak gugup dengan kehadiran sosok di depannya tersebut. Dia mengerutkan keningnya, dan mulai berfikir keras, menduga-duga siapa adanya pria gagah setengah baya yang tiba-tiba ada di depannya ini.

Pertanyaannya, apakah aku pernah mengenalnya? Dan kenapa dia sampai mengenaliku? Dan Pertanyaan terbesarnya, apa yang sudah aku perbuat hingga dia mengenaliku dan mencariku? Jangan-jangan aku membuat masalah besar lagi, dan membuat pria ini marah dan tersinggung!

Wah, bisa bahaya kalau begitu! Apakah dia seorang Ketua mafia? Orang Kaya yang anaknya kusakiti? Atau Penguasa yang kesal dengan kelakuanku selama ini? Pertanyaan dan praduga negatif langsung muncul dan berputar-putar di benaknya. Langit merasakan hatinya takut.

"Bagus! Sepertinya aku tidak salah! Kamu adalah orang yang aku cari selama ini!"

"Ma..maksudnya? Apa...apa saya ada salah dengan bapak?"

"Salah? Salahmu jelas banyak sekali! Dan kau harus menebusnya satu-persatu! Dimulai dari sekarang, detik ini dan kedepannya!"

"Maksudnya apa? Saya tidak mengerti, mohon ampuni saya kalau memang saya ada salah, dan tolong kasih tahu saya bagaimana caranya menebus kesalahan saya itu,"

"Gampang sekali! Pertama, ini!"

Plakkk!

Sebuah tamparan keras mengenai pipinya! Langit berteriak kesakitan!

Aaa!!!

"Langit! Bangun, hei! Bangun! Ini sudah siang!" sebuah suara mengejutkannya! Itu suara Cahyo!

Langit membuka matanya seketika. Napasnya tersengal-sengal. Seperti sudah berlari jauh, peluh nampak membanjiri bajunya. Ya, Tuhan! Sepertinya aku bermimpi! Tapi sangat terasa nyata sekali, tamparan itu, sakit sekali! Pria setengah baya itu menamparnya dengan sangat keras!

"Langit, mukamu...mukamu..."

"Hei, ada apa? Ada yang salah dengan mukaku?" Langit langsung memegang seluruh wajahnya. Lalu segera berlari ke cermin di samping closet. Sementara Cahyo masih belum bisa menutup mulutnya. Dia masih shock atas apa yang dilihatnya!

"Masya Alloh! Luar biasa! Wajahku..." Langit mematut dirinya di cermin, tidak percaya dengan apa yang dilihatnya! Wajahnya yang kemarin penuh dengan bengkak berwarna biru, tiba-tiba saja menghilang dalam satu malam, dan berganti dengan wajahnya yang putih bersih tanpa noda dan luka satupun juga!

"Kamu...kamu...kenapa bisa begitu? Dada dan rusukmu bagaimana? Apaah sudah sembuh juga?" tanya Cahyo takjub.

"Ya, aku...aku merasa baik-baik saja, Dada dan tulang rusukku, tidak terasa sakit lagi!" jawab Langit. Sambil mengangkat tangan, dan memegang rusuknya. Dalam hatinya bertanya-tanya. Ya Tuhan, apa yang sebenarnya terjadi padaku? Dan mimpi itu? Sosok pria itu? Tamparan itu? Apa maksudnya dengan ini semua?

"Luar biasa! Aku baru sadar sekarang, bahwa ternyata kamu adalah seorang Mutan!"

"Sembarangan kalau bicara! Mutan dari mana ceritanya? Aku ini manusia biasa! Aku tidak bisa berkelahi, aku tidak bisa terbang, aku tidak punya kemampuan super untuk bisa membaca pikiran orang lain, aku tidak bisa mengeluarkan api, aku tidak bisa..."

"Cukup, jangan diteruskan! Itu bisa sangat panjang! Tapi kamu punya satu kemampuan hebat! Kamu bisa sembuh dengan cepat! Dan itu sangat-sangat luar biasa!" Cahyo tersenyum takjub.

"Aku, aku merasa biasa-biasa saja. Tapi mungkin apa yang kau bilang barusan benar juga, tapi yang jelas aku manusia normal! Aku bukanlah mutan!"

"Terus kalau bukan mutan apa lagi? Apakah kamu titisan Dewa? Atau turunan Alien? Itu lebih tidak mungkin lagi kan? Karena tidak ada Dewa di dunia ini, dan Alien juga tidak mungkin, karena daerah kita tidak terkenal dengan hal-hal seperti itu!"

"Aku juga tidak tahu, tapi ..."

"Tunggu, apa kamu pernah makan sesuatu yang asing selama ini, atau ada orang asing yang pernah kasih kamu sesuatu, atau kamu pernah jatuh ke tempat asing, dan menemukan sebuah pusaka atau senjata yang bisa membuatmu seperti sekarang ini, atau kamu ..."

"Hei, hei...cukup! Tidak perlu setinggi itu mengkhayal nya! Semua yang kamu katakan itu, aku tidak pernah mengalaminya! Jelas!? Ya, sudah kita bahas itu nanti, kita ke Kampus sekarang! Bukankah kita ada tehnical meeting buat persiapan Camp Gathering besok?"

"Hmm, hmm, hmm, tapi ini belum beres! Penyelidikan ku masih belum menemui titik terang, sepertinya aku harus bekerja sama dengan SHIELD, NASA atau FBI untuk bisa..."

"Ngawur kamu! Kamu mau aku dijadikan bahan kelinci percobaan hanya gara-gara hal seperti ini? Kamu mau aku di mutilasi, dan di chek satu persatu organ tubuhku, dan disedot seluruh darahku untuk dijadikan bawahan eksperimen dan penelitian? Kamu mau aku seperti itu ? Kamu tega sekali ya!"

"Hahaha, justru sekarang kamu yang mengkhayal ketinggian! Ya , mana mungkin lah aku melakukan hal seperti itu! Ini akan jadi rahasiaku, rahasia kita! Demi sumpah persahabatan kita, aku janji! Tapi kamu juga harus janji untuk terus terang kepadaku, apa yang terjadi sebenarnya!"

"Itulah, aku sendiri juga tidak tahu kenapa bisa seperti ini! Tapi aku pasti akan cari tahu, dan menyelidikinya sendiri. Nanti akan kuberi tahu padamu tentang kebenarannya!"

"Oke sip! Aku juga tidak akan tinggal diam! Aku pasti akan bantu buat menyelidikinya, karena cita-citaku sebenarnya adalah menjadi seorang Detektif Profesional dan terkenal!" Cahyo mengangkat alisnya sambil tersenyum bangga.

"Ya ,ya, ya...tidak masalah. Terserah kamu! Sebaiknya kita segera mandi dan siap-siap!"

"Oke! Aku duluan!" Cahyo berlari dengan cepat ke Closet. Meninggalkan Langit yang masih mematut diri di cermin.

Saat itulah telepon genggamnya berdering. Sebuah telepon Android versi lama yang sudah usang. Langit bergegas mengambilnya, sebuah nomor asing tertera disana.

"Halo, ini dengan Langit?"

"Iya, dengan siapa ini?"

" Syukurlah, ini dengan Vania! Aku jemput kamu sekarang ya!"

"Apa? Ja...jangan..."

Tuutt! Tuutt! Tuutt! sambungan itu keburu putus. Langit menghela napasnya. Vania meneleponnya. Dan ingin menjemputnya!

Masalah baru, rasa lama, akhirnya muncul kembali!

***

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Dhedi S Putra
hahaha...masalah baru rasa lama...hahahah...mantap thor...ahhh rumah baru istri lama ...panci melayang prangggg....hahahahaha
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status