Basement Unicorn Hospital. Langit merasakan aura yang pekat ketika memasuki ruang basement parkiran yang cukup luas tersebut. Beberapa mobil terparkir di sana, nyaris kosong tanpa manusia sama sekali. Beberapa lampu penerangan nampak mati, sebagian bersinar dengan redup dan temaram. Langit melangkahkan kakinya dengan penuh waspada. Walau dia sudah bisa mendeteksi dengan jelas keberadaan Sang Pembawa Wabah, namun dia tidak ingin bertindak gegabah. Dia merasakan Aura terbesarnya berada di lantai dasar alias Basement ke Tiga di wilayah Parkiran Rumah Sakit. Dan dia baru menginjak Basement pertama. Marry ikut berjalan pelan, mengikuti di belakangnya. Tongkatnya di pegang dengan erat. Matanya terus berkeliling ke segala arah. Mengantisipasi kalau ada serangan dadakan yang muncul dari para zombie atau Kelelawar yang datang dengan tiba-tiba. "Tuan, apa benar Macron ada di sini?" Marry bertanya dengan pelan. "Kita lihat saja, semoga prediksiku tidak salah," jawab Langit sambil terus berja
Halaman Belakang Rumah Penyekapan. Wilder yang telah berubah menjadi Wild The Beast berukuran Raksasa, tidak bisa dipungkiri mampu memberikan perubahan yang besar pada jalannya pertarungan melawan Leon Sang Singa Emas.Jika sebelumnya pada awal pertarungan sempat berjalan dengan seimbang dan alot, namun menginjak di pertengahan, Wilder terdesak karena kegesitan dan serangan cepat Leon, dengan kekuatan Aura tenaga Dalam milik Leon yang bukan kaleng-kaleng, berupa serangan Cakar jarak jauhnya, yang berhasil menembus pertahanan tubuhnya dan mampu beberapa kali melukainya. Kini setelah dia bertransformasi menjadi sosok Wild The Beast, keadaan perlahan mulai berbalik arah. Wilder berubah menjadi lebih kuat, gerakannya menjadi lebih gesit dan sangat bertenaga. Mengakibatkan jurus Cakar jarak jauh andalan Leon yang barusan sempat membuatnya kerepotan, kini seolah hampir tidak ada artinya baginya. Tubuh Wilder jelas lebih kuat dan lebih keras dari sebelumnya! Mau tidak mau, kini Leon haru
Setelah mendengar perintah dari suara tidak berwujud tersebut, Leon dengan langkah gontai dan tertatih, akhirnya mengikuti untuk masuk ke ddalam Goa. Awalnya dia sangat takut dengan keadaan Gua yang gelap, karena dikhawatirkan akan banyak hewan buas dan hewan berbisa yang setiap saat bisa memangsa dirinya dan mengancam nyawanya. Namun lama kelamaan dia sudah terbiasa dengan kondisi Gua tersebut, hingga akhirnya Leon bisa lebih tenang dan mampu menguasai dirinya dengan baik. Di sanalah dia bertemu dengan sosok mahluk yang membuatnya berubah seperti sekarang ini! Sosok Mahluk Buas yang sangat menyeramkan, bertubuh besar, dengan tinggi hampir lima meter, seperti Raksasa, dengan kulit berwarna Kuning keemasan, rambut panjang dan gimbal. Sepasang taring tajam mencuat di kedua bibirnya, dengan wajah menyerupai Singa yang sedang marah! "Anak manusia, pilihanmu hanya dua, keluar dari sini lalu meloncat kembali ke bawah, atau kamu bisa menjadi pengikutku!""Si...Siapa kau? Apakah kamu Pen
"Hentikan Leon! Kamu bisa membuat celaka semua orang di sini!" sebuah suara berteriak dari atas Benteng. Sontak semuanya mendongak. Tidak terkecuali Wilder, Diego dan juga... Leon! Di sana telah hadir lima orang dengan out fit yang serba unik satu sama lain. Semuanya memiliki Aura yang tidak bisa dianggap lemah, bahkan beberapa dari mereka nampak memiliki Aura Tenaga Dalam yang kuat dan spesial! Kelimanya adalah para Pendekar Kelas Atas dengan kualifikasi kemampuan dan kekuatan yang mumpuni serta di ats rata-rata. Para Penguasa Dunia Bawah Tanah Ibu Kota, serta Penbunuh Bayaran yang sudah memiliki nama besar dan Track Record yang tidak diragukan lagi di Dunia Hitam. Mereka adalah Gabe, Wolfgang, Wu Dong, Jacky dan tentu saja wanita tercantik di antara semuanya, Suci alias Dewi Bulan! "Kalian!? Ngapain kalian di sini!? Kalian sungguh mengganggu saja!" Leon berteriak kesal. "Si.. Siapa mereka? Apakah mereka kawan dari Tuan Leon?" tanya Vania gugup "Semoga saja begitu, karena jika t
Ruang Utama Rumah Penyekapan. "Pengkhianat? Ternyata ada bedebah juga di kelompok mereka! Lalu kenapa tidak kau habisi Badut-badut ini tadi? Kamu bilang sudah membereskan semuanya!?" tanya Falcon bernada mencibir. "Aku tidak bertemu dengan mereka sebelumnya. Sepertinya mereka juga bukan Kelompok Badut sembarangan!" "Apa kamu takut dengan mereka? Sungguh sangat memalukan!" ejek Falcon. "Diamlah Burung Beo! Dari tadi kamu ngoceh terus! Apa kamu siap melawan mereka sekarang?" Jacob balik bertanya dengan nada kesal. "Kalau saja kondisiku prima, aku akan habisi mereka semuanya, apa lagi si Pengkhianat itu!""Ya, terus saja mengoceh, apa kamu tidak menyadari bahwa kekuatan mereka akan cukup merepotkan? Aku bisa merasakaannya.!""Hehe, pasti kau takut dengan mereka, dasar Serigala Pengecut!" Falcon tetap mencibir. "Aku tidak takut, aku masih sanggup menghadapi semuanya, tapi aku juga mengkhawatirkan mu. Apa kamu masih bisa bertarung?" tanya Jacob. "Huuh, jangan remehkan aku, Ahhkk...
Unicorn Hospital Basemen Langit mulai menghitung segala peluang dan resiko yang akan dihadapinya nanti. Dia kini berhadapan dengan sekelompok Kelelawar super besar yang bergelantungan di langit-langit Basement, dengan jumlah hampir lebih dari seratus ekor, yang sebentar lagi akan segera terbangun! "Aku tidak tahu kemampuan apa yang di miliki orang ini, hingga bisa mendatangkan Kelelawar besar dengan jumlah banyak seperti ini,""Tuan Langit, mereka adalah orang-orang tidak beradab yang sanggup berbuat apapun untuk menggapai tujuannya, Macron adalah salah satunya," "Maksudmu?""Ya, aku hanya mengetahui kalau mereka adalah Sekte Hitam Pemuja Setan yang sudah lama ada di Dunia ini. Mereka adalah kelompok 'Ilmuwan tersesat' yang berhasil menggabungkan kekuatan Ilmu Pengetahuan, Sains dan Kekuatan Sihir terlarang milik para Iblis! Mereka cenderung menghalalkan segala cara, bahkan sanggup mengorbankan Tumbal Manusia untuk mendapatkan apapun yang mereka inginkan!""Hmm, berarti tidak ada a
"Kamu yang bernama Langit?" seseorang bertanya. Dengan nada keras dan tidak bersahabat.Langit yang baru saja menghirup Teh hangatnya, langsung menoleh ke sumber suara. Tiga orang pemuda seusianya, melihatnya dengan tatapan tajam."Iya, ada yang bisa ku bantu?""Oh, tentu saja ada! Ini, terimalah!"Bukk!Sebuah pukulan tiba-tiba mengenai wajahnya dengan keras! Membuatnya terjatuh dari kursi dan terjengkang ke belakang. Beberapa orang di dekatnya memekik tertahan. Situasi Cafetaria yang awalnya ramai tiba-tiba saja berubah menjadi hening dalam sekejap."Hei, Bung! Apa maksudnya ini? Datang-datang langsung main hajar! Apa kamu sudah gila?" Cahyo, teman Langit berteriak sengit, sambil membantu Langit untuk berdiri."Ini bukan urusanmu mata empat, menyingkirlah!""Tapi kelakuanmu...""Sudahlah Cahyo, aku gak kenapa-kenapa," Langit menyeka sudut bibirnya yang mengeluarkan darah."Gak kenapa-kenapa gimana? Bibir kamu berdarah! Mereka tidak boleh berbuat sewenang-wenang kayak gini, ini anark
"Kamu sudah gila ya? Ngapain kamu bawa gadis itu ke sini? Kamu tahu siapa dia?" Cahyo memaki panjang pendek."Ya aku tahu, dia adalah Angeline, terus kenapa? Masalahnya dimana?""Pertanyaan macam apa itu? Kamu ini bodoh atau gimana? Dia adalah salah satu dari Angel's of Five di kampus kita! Dan kamu bilang masalahnya dimana? Apa kamu tidak kapok dengan wajahmu yang babak belur hampir setiap hari!?""Sabar, Cahyo! Aku hanya menolong dia, gak lebih! Perkara nanti ada orang yang mengklaim pacarnya lalu memukuli ku, itu urusan belakangan! Yang penting aku sudah tolong dia, karena aku gak tega melihat dia pingsan di jalan, dilempar dari mobil!""Ya, kenapa harus kamu yang menolong dia! Kenapa kamu gak pura-pura buta aja, dan biarkan dia disana! Kamu pasti akan selamat dari masalah selanjutnya! Karena aku punya firasat, ini bakal ada buntutnya!""Apa kamu gak punya nurani dengan membiarkan dia terbaring di jalan? Kalau dia dibawa sama orang jahat bagimana? Aku pasti akan menjadi orang yang