Share

BAB 118

Hari berlalu, bulan pun berganti. Satu tahun sudah Helsa berada di Jakarta. Selain mengurus keluarganya, Helsa pun disibukkan dengan pekerjaannya. Jabatannya yang hanya karyawan biasa di perusahaan Papanya sudah naik satu tingkat menjadi sekretaris Mamanya.

Helsa sendiri yang meminta belajar dari bawah dahulu.

"Devan-," panggil Adryan.

Suasana meja makan terasa hening, biasanya Devan yang selalu banyak bicara. Menceritakan tentang sekolahnya, tentang teman-temannya yang absurd, guru yang cerewet, dan masih banyak lagi.

"Devandra-," sekali lagi Adryan memanggilnya.

Tidak ada sahutan sama sekali, bocah itu malahan turun dengan membawa piringnya hendak makan di pantry dapur.

Namun, langkahnya terhenti ketika mendengar deheman pria dewasa tersebut.

"Azlan Devandra Van Brawi-,"

"Ia, Papi," sahut Devan. Jika Adryan sudah menyebut dengan nama lengkapnya, maka Devan tahu Papinya sedang tidak bercanda.

"Kenapa diemin Maminya dari kemarin, hm?"

Devan mendekat pada kursi yang ditempati Ad
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status