Bella kembali masuk ke dalam kamarnya. Hari ini begitu lelah, setelah bercinta beberapa kali dengan Sugandi, kemudian pulang dan rasanya ingin segera merebahkan badannya diatas kasur.Dia melihat Sugandi sudah tidur dengan pulasnya. Dia berganti pakaian dengan baju tidurnya, kemudian mengambil obat yang diberikan Haryadi. Obat yang berwarna putih berbentuk tablet itu berada di botol kaca. Bella keluar ke dapur dan melihat bahwa tidak ada seorang pun di sana.Diambil penumbuk kemudian ditumbuknya obat itu sampai halus, kemudian membungkusnya dengan kertas, "Biar gampang taruhnya," pikir Bella.Bungkusan-bungkusan kertas itu dia taruh dalam toples dan membuang botolnya. Akan dia gunakan setiap kali Sugandi hendak minum teh. "Apa yang terjadi kalau salah satu pembantu ada yang mau membantuku," gumam Bella sambil memikirkan untuk mencari orang yang bisa menjadi kaki tangannya.***"Jangan-jangan, Lo sedang jatuh cinta ya dengan si kutu buku i
"Apa? Lo ngundang si kutu buku juga?" tanya Kalina dengan kesal."Iya, gue pengen tahu aja, Heru berani bawa istrinya atau gak, secara dia itu Casanova. Kalau dia bawa istrinya, berarti, Lo yang harus mundur, Kalina. Dia gak benar-benar cinta sama Lo,--""Diam, Mike!" bentak Kalina dengan kesal, "Gue sudah minta dia datang ke nikahan Lo, tapi gue minta, supaya gue jadi pasangannya dia untuk yang terakhir kalinya, karena gue punya rencana! Sekarang, rencana gue bubar karena kebodohan Lo!!!" maki Kalina.Michael yang dibentak Kalina hanya bisa terdiam. Kali ini, Kalina benar-benar marah, dan baru kali ini dia melihat Kalina yang sesungguhnya.Kalina bangun dari kasurnya, diambil pakaiannya yang berceceran di atas lantai, "Sekarang, Lo pergi dari apartemen gue! Lo urus rumah tangga Lo! Jangan pernah Lo samperin gue lagi! Dasar cowok bodoh!" usir Kalina. Michael pun mengambil semua bajunya yang berceceran. Dia tidak mau mendapatkan masalah k
"Bunda ingin usaha dibidang baking, Sarah. Hanya itu kemampuan Bunda yang bisa bunda jalani," usul Helena."Sarah dukung! Cake buatan Bunda paling enak," kekeh Sarah."Sudah malam, Sarah, kita sebaiknya tidur," ajak Helena.***"Semakin hari, Bella semakin kasih uang sedikit," gerutu Haryadi. Semenjak pertemuan pertama, Haryadi selalu bertemu dengan Bella di hotel untuk meminta uang. Bella tidak dapat menolaknya karena ancaman Haryadi yang akan mengungkapkan pada Sugandi, jika Bella berselingkuh dengan mantan suami yang belum dia ceraikan secara hukum. "Sepertinya memang harus bertemu dengan Sarah, yah ... harus bertemu dengan Sarah," lanjut Haryadi di kamarnya yang sempit.Kebutuhan biologisnya terpenuhi tapi kebutuhan untuk tempat tinggal, makan dan lain-lain harus dia cari. Kali ini, Haryadi akan ke rumah Bella untuk bertemu dengan Sarah, "Semoga Bella tidak ada di tempat, bukankah dia harusnya sekarang lebih suka ke salon?"D
"Plak!!" Ditamparnya pipi Sarah, hingga terpelanting ke kasur. Rasa perih dan panas menjalar di pipi Sarah. Sarah kaget, belum pernah dia ditampar oleh omnya selama hidupnya. Tapi sekarang, dia seperti tidak lagi mengenal omnya. Haryadi mengambil baju dari lemari baju Sarah kemudian menyumpalnya pada mulut Sarah."Diam kau anak ingusan! Begini caranya kau membalas budi? Diambilnya tas milik Sarah, dikeluarkan dompetnya. Uang cash diambilnya, beberapa ATM, kartu kredit kemudian diambilnya."Berapa nomor PINnya?" tanya Haryadi."Aku tidak bisa berdiam diri saja!" geram Sarah dengan penuh kemarahan."Plak!! Berapa nomor PINnya!!" teriak Haryadi. Sarah kembali ditamparnya. Tamparan kali ini lebih perih dari yang pertama. Rasa perih dan panas kembali menjalar."Mmpphh!!" jawab Sarah."Oh iya, om lupa kalau kau di sumpal! Hahaha, bikin repot saja! Asal kau tidak berteriak, akan aku lepas, oke?" tanya Haryadi sambil menodongkan pisau itu ke arah Sarah. Sarah hanya bisa mengangguk memastikan n
Sarah memandang dirinya di depan cermin, pipinya memerah karena tamparan omnya. Rasa marahnya masih bergemuruh di dalam dada. Tidak puas rasanya hanya menendang dan menjatuhkannya, "Seharusnya gue bawa ke kantor polisi," kecamnya.Diolesi pipinya dengan cream yang bisa menyamarkan bekas merah. Dia tidak ingin Heru tahu kalau omnya datang kemari. Dengan gelisah, Sarah berjalan mondar mandir, "Apa seharusnya gue cerita kepada Heru ya?" pikir Sarah.Sarah teringat kembali pesan bundanya yang tidak bisa mengharapkan om-nya untuk melunasi hutang. Apalagi tadi dia datang hendak merampok dirinya. "Huh!!! Kenapa gue kesal sekali!" Sarah merebahkan badannya ke atas bantal, "Sebaiknya gue tidur sebentar biar gak marah-marah," lanjutnya sambil memejamkan matanya.***"Akhirnya, anak Daddy sebentar lagi akan diwisuda," ucap Sugandi ketika Heru menyerahkan surat yang berisi jadwal wisudanya."Hutang Heru sekarang sudah lunas yah Dad," ungkap Heru
Hari ini adalah pernikahan Michael dan Anggie. Sejak sore, Sarah sudah diantar Damang ke madam Gun untuk di make over, "Gue kira, Lo yang bakal nikah, Sar! Gue curiga kayanya Lo tuh ceweknya Heru deh," ucap Madam Gun menyelidik.Sarah tidak ingin ambil pusing soal perkataan Madam Gun. Biarkan dia dengan pikirannya sendiri beranggapan bahwa Sarah adalah cewek Heru."Tapi, Heru itu gak pernah loh bawa cewek kemari, gue juga heran kenapa cuma Lo yang dibawa kemari ya? Padahal duh, tiap dia potong rambut disini, cewek-cewek sudah pelototin dia dari dia muncul di pintu sampe keluar pintu, itu mata-mata cewe fokus sama Heru," lontar madam Gun.Tentu saja perkataan Madam Gun yang hiperbola membuat Sarah tertawa, "Gak seperti itu lagi, rasanya Heru biasa-biasa saja," cibir Sarah."Hiii, super deh! Gue itu kepo sama hubungan kalian, emang beneran gak ada apa-apa?" pancing Madam Gun."Kalau ada apa-apa, nanti Sarah kabari," ucap Sarah dengan tersen
Sarah tampak gugup berada disamping Heru, karena dia tahu orang-orang membicarakan dirinya. Tapi karena riasan yang bold, membuat orang tidak menyangka bahwa dia adalah Sarah si kutu buku yang mereka sematkan sebagai julukannya."Lo jangan grogi, Lo harus bisa menyeimbangkan gue sebagai si casanova," tantang Heru berbisik sambil mengelus pada punggung bagian bawah Sarah."Lihat, Heru mesra banget sama itu cewek," seseorang menyeletuk apa yang sedang dilakukan Heru ketika memegang punggung Sarah."Gak usah didengar, Lo ikuti saja gue," ucap Heru melangkah masuk ke area pelaminan untuk bersalaman dengan pengantin.Kalina yang melihat kedatangan Heru dan Sarah langsung merasa sakit hati karena penampilan mereka yang begitu serasi. "Itu si kutu buku?" tanya Kalina pada Tania."Tapi masa sih dia Sarah? Gila beda banget!" pekik Tania tidak percaya, membuat Kalina tambah tidak suka."Lo tahu, itu cewek di permak habis-habisan sama si He
Pesta yang diselenggarakan di kolam renang membuat dalam rumah menjadi sepi, hanya beberapa pelayan yang mondar mandir dari dapur ke tempat pesta hanya untuk mengisi makanan dan minuman yang sudah habis. Semakin malam acara semakin meriah karena terdapat DJ yang membuat musik lebih hidup seperti di pub.Michael dan Anggie tidak ikut serta dalam kemeriahan pesta itu. Mereka menyingkir, karena Anggie mual-mual menghadapi kehamilannya dan segera masuk ke kamar pengantin.Heru yang ditinggal Sarah mulai mencari kemana Sarah pergi, "Tuh cewek kenapa gak balik-balik? Gak mungkin kan dia ikutan dance?" pikirnya sambil memperhatikan sekelilingnya.Heru bangkit dari kursinya kemudian mencari kemana Sarah pergi. Dilihatnya pintu dalam rumah terbuka, walau rumah lampu utama tidak dinyalakan, tapi Heru mencium farfum yang dipakai Sarah ada disana.Setiap rumah yang memiliki ruangan, dibuka Heru untuk mencari kemungkinan Sarah masuk ke dalamnya.Tiba-