"Sarah, kamu baik-baik saja kan, Nak?" tanya Helena yang berada di atas pesawat dalam perjalanan ke Bali.
Sarah tersenyum menatap Helena, dan mengangguk, "Sarah baik-baik saja, Bun." Matanya menatap kembali awan-awan dibalik jendela pesawat. Walau menggunakan kaca mata hitam besar, tapi Helena merasakan kesedihan yang amat sangat pada Sarah. Diraih tangannya Sarah dan ditepuk-tepuknya."Jika kau menyesal, kau bisa kapan saja kembali kemari," bisik Helena.Sarah menggelengkan kepalanya, "Tidak Bun, Bunda memang benar, kalau aku sudah mencintai Heru, tapi biarlah tunggu beberapa waktu kemudian, aku tidak tahu perasaan Heru. Jika dia mencintaiku juga, akan aku ceritakan semuanya. Tapi ...," dielusnya perutnya yang masih rata, "Aku tidak yakin bila aku benar-benar hamil, aku terlalu malu bertemu dengannya, Bun," lirih Sarah."Ada bunda disampingmu, Sayang," ucap Helena memberikan kekuatan.Selama beberapa hari ini, Sarah mengurus perceraian mPerlintasan rel kereta api ini merupakan jalan desa dengan kiri kanan pematang sawah, "Sepertinya cocok disini," gumam Bella.Jalanan yang sepi, yang hanya diterangi oleh lampu jalan yang sebentar mati, sebentar hidup, Bella berusaha membawa mayat Haryadi, "Sial! Tubuhnya sudah mulai kaku dan berat sekali!" Bella menarik Haryadi sekuat tenaga, entah darimana datangnya kekuatan itu, karena ketakutan ada orang yang datang, dia menyeret Haryadi pelan-pelan untuk sampai ke rel kereta api.Cukup lama Bella menyeret tubuh Haryadi. Dengan berpeluh keringat, akhirnya Haryadi bisa dinaikkan ke rel kereta api. Didengarnya bunyi suara kereta api, dia pun bergegas masuk ke dalam mobil dan menjauhinya untuk melihat dari jauh.Brak! Sreeet! Ciiittt!Suara rem dari kereta api pun terdengar membuat ngilu yang mendengarnya.Kereta api pun berhenti beberapa puluh meter dari tempat terjadinya tabrakan. Orang-orang dari kereta berhamburan keluar untuk meliha
"Sarah, Bunda buat cemilan. Ayo dicoba dulu selagi masih hangat." Sarah meletakkan perlengkapan kebersihannya, dan mencoba cake yang baru saja dibuat Helena. "Hm, cake buatan bunda memang tiada duanya, enak, tapi ...." Tiba- tiba saja, perut Sarah bergejolak. Sarah berlari ke toilet dan memuntahkan semua yang ada.Helena menghampiri Sarah yang tiba-tiba ke toilet, "Kamu gak apa-apa, Sayang?" tanya Helena dengan kuatir.Sarah menggeleng, "Bun, aromanya terlalu kuat, tiba-tiba saja tercium di hidung Sarah," keluh Sarah."Apakah terlalu kuat? Bunda pakai resep yang selalu bunda pakai kok," Helena mencium aroma cake yang baru saja diciumnya, "Gak terlalu harum kok," gumam Helena."Bunda mau coba kasih ke tetangga ya. Mungkin ada yang salah dengan resep bunda," ucap Helena sambil memotong beberapa untuk tetangga ruko sebelah."Iya, Bun. Sarah mau naik saja, rasanya tambah mual setelah mencium cake itu," keluh Sarah naik ke
"Pak Heru, setelah beberapa bulan ini, saya mau mengevaluasi pekerjaan Kalina, menurut pak Heru, apakah Kalina membantu pekerjaan bapak, ataukah sama seperti pada waktu pertama kali, pendapat pak Heru yang ragu menggunakan Kalina?" tanya Rahmat pada suatu kesempatan berdua ngobrol dengan Heru.Heru yang sudah ditinggal Sarah beberapa bulan sudah bisa menerima keadaannya. Heru bekerja sangat keras, tapi hasilnya cukup memuaskan. Perusahaan Hadiningrat berkembang luar biasa. Sekarang ini, fokus Heru untuk mengembangkan perusahaan dan membuat cabang kantor di Bali untuk mengakomodir penjualan di Indonesia bagian timur dan ekspor ke negara Australia dan beberapa negara Asia."Pada mulanya, aku ragu terhadap kinerja Kalina, secara pribadi, aku tidak menyukai kepribadiannya. Tapi aku melihat, Kalina begitu profesional dalam melakukan pekerjaannya, ditambah dia pun banyak memberikan masukan dan usulan kepadaku hingga perusahaan ini bisa berkembang.""Jika memang
"Tapi ini menyalahi data privasi klien saya loh pak Heru," canda Hotman."Pak Hotman tidak akan disalahi, saya tidak akan memberitahukan kepada Sarah, bahwa aku memintanya dari bapak, hahaha" jawab Heru dengan tertawa.Pak Hotman pun memberikan nomor telepon Sarah kepada Heru. Dengan senang, Heru menyimpannya."Sebenarnya, ibu Sarah sendiri yang memperlambat kasus perceraian ini pak Heru, dia meminta saya untuk menangani permasalahan perceraiannya, sudah bayar dimuka, tapi kemudian nomor kontaknya dia hapus. Kesulitan bagi saya untuk berinteraksi dengannya untuk membahas perkembangan kasusnya ini. Tapi kemarin, dia menelpon saya, tidak menanyakan kasus perceraiannya tapi meminta tolong kepada saya," jelas Hotman."Meminta tolong apa?" tanya Heru."Apa pak Heru kenal dengan perempuan ini?" tanya Hotman memperlihatkan berkas foto seorang wanita kepada Heru.Heru memperhatikan foto wanita yang tanpa polesan make up, tapi masih terli
"Her, Lo sudah gak ingin ke pub seperti jaman kita dulu?" tanya Kalina ketika sudah lewat jam pulang kantor dan Heru masih ada di ruang kerjanya.Heru melirik jam tangannya, sudah hampir pukul enam, tapi dia masih bergelut dengan pekerjaannya, "Tidak," jawab Heru.Kalina sedikit kesal karena tidak dilirik oleh Heru, "Lo sudah berubah sekarang, Her. Itu lebih baik. Tapi, apakah Lo akan memforsir diri untuk bekerja hingga tidak memperhatikan kesehatan Lo? Ayolah kita bersenang-senang. Setidaknya, ayo kita makan malam bersama," ucap Kalina menghampiri meja Heru menaruh kedua tangannya pada meja dan menyejajarkan wajahnya dengan wajah Heru.Sontak saja mata Heru disuguhi oleh dada Kalina yang terlihat jelas karena 2 kancingnya sengaja dibuka, "Lo bisa mati menjadi workaholic kalau bekerja terus! Oke, kita tidak usah ke pub, tapi kita bisa makan. Sebagai teman!" Kalina menegakkan tubuhnya dan bersidekap melihat reaksi Heru.Heru menegakkan badannya. Di
"Kalina. Dia tanyain Lo, tapi Lo udah tidur tadi," ucap Michael."Bilang sama Anggie, mobil gue mogok di dekat rumah loe, karena gue habis meeting di daerah sini sama Heru," pesan Kalina."Kalina tadi lewat daerah kita Sayang, tapi mobil dia mogok, makanya dia telepon gue," ucap Michael kepada Anggie, istrinya."Oh, Lo bantuin dia deh Sayang, kasihan," ucap Anggie. Kalina adalah sahabat sejak jaman kuliah. Kalina terbiasa menyuruh-nyuruh dirinya maupun Michael dan sebagai ucapan terimakasih, dirinya dan Michael selalu mendapatkan pelayanan di pub miliknya. Tapi setelah mereka menikah dan Kalina bekerja, dirinya jarang bertemu dengan Kalina kecuali Michael yang diam-diam menemui Kalina."Baiklah, Sayang. Lo tidur aja ya, gue bantuin Kalina dulu," jawab Michael berpamitan kepada Anggie."Nanti gue share lokasi gue. Setidaknya, gue bakal berada di daerah tempat tinggal Lo," ujar Kalina kemudian memutuskan nomor teleponnya.Kalina be
"Kalina, sekarang, kamu sudah mengerti tentang bisnis, saatnya papi mau bercerita," ujar Teddy perlahan mempersiapkan hati untuk membicarakan isi hatinya. Kalina dengan tegang, mulai menyimak apa yang hendak disampaikan papinya."Kamu tahukan, usaha papi ini harus banyak menutup mulut banyak orang agar tidak bangkrut? Dari mulai kepolisian, pajak, para pejabat?" tanya Teddy dan Kalina mengangguk."Salah satu pejabat yang papi suap, terciduk KPK dan sekarang dalam pengawasan KPK. Jika dia buka mulut, maka, perusahaan papi ikut terseret. Bukan hanya itu saja, sepertinya dirjen pajak mulai mengawasi usaha papi. Kalau selama ini papi bayar uang untuk menyuap petinggi pajak, sekarang sedikit sulit, karena pejabatnya dimutasi karena banyak kekayaan yang terlalu dipamerkan di media sosial.""Dirjen pajak yang baru, adalah seorang idealis. Papi harus membayar pajak hampir 500 milyar karena tunggakan pajak. Kau tahu uang segitu banyak? Bisa-bisa pub-pub yang papi m
"Sugandi? Si tua itu? Hahaha, dia sudah mati!!! Tapi apa yang aku dapat? Cuma apartemen kecil dengan toko. Cuih!! Itu barang-barang milikku, kenapa dijual? Aku tidak bisa memakainya lagi bukan? Apa yang harus aku lakukan? Dia sudah membuangku! Jadi aku tusuk saja dia di perut dan di dadanya!" teriak Bella dengan marah."Siapa yang kau tusuk di perut dan di dada?" tanya lagi Heru."Kau ingin tahu? Stttt!! Kau bukan polisi kan? Polisi brengsek! Dia tidak menolongku!! Mereka memperkosaku!!! Mereka memperkosaku!!! Heru! Heru! Tolong Tante! Suruh Daddy menghajar mereka! Aku marah! Mereka memperlakukanku seperti seorang pelac*r murahan! Ini tidak sebanding dengan apa yang Sarah lakukan buat kamu bukan? Sarah mendapatkan warisan yang lebih banyak dariku padahal dia baru datang lebih beberapa bulan! Aku!! Aku!!! Sudah bertahun-tahun tinggal di rumah itu! Tapi kau! Kau!! Kenapa kau mengusirku, Heru???" ucapnya dengan lirih. Sesekali Bella berteriak dan marah, namun tiba-tiba dia menangis hing