Semua wanita cantik dan sempurna...
Karena merekalah hidup para Pria menjadi Sempurna...
***
Bangun pagi sarapan membaca berita sejenak lalu mengecek email tentang pekerjaannya kemudian berolahraga di ruang gym yang ada di apartment mewah yang ia miliki adalah rutinitas pagi dari seorang Pria bernama Eadric Derson.
Semua orang memanggilnya Ed dan hobinya adalah menggoda wanita lalu mencampakkannya begitu saja.
Ed tidak memiliki trauma apapun kepada wanita atau pandangannya yang buruk tentang wanita tidak ada sama sekali. Dia bahkan memuji semua wanita yang ada di Bumi ini, menurutnya semua wanita sangat spesial karena mampu memberikannya kenikmatan yang sering orang sebut surga Dunia.Pemiliki aset stasiun televisi dan juga media-media terkenal itu memiliki darah Derson dalam dirinya tidak heran jika nama besar keluarganya juga menjadikan dia seorang pebisnis yang juga di segani di Asia bahkan hingga ke Amerika dan Eropa.
Selesai berolahraga asisten pribadinya akan datang dan memberitahukan semua jadwalnya hari ini hingga besok, dan hari ini dia ada rapat di salah satu tower stasiun televisi miliknya untuk memilih nama-nama artis dan penyanyi yang akan di kontrak dalam acara tahunan mereka.
Wajah blasteran yang sangat memukau itu kini sudah siap dengan setelan jas mahalnya. Ed tersenyum di depan cermin dan berjalan santai menuju mobil yang sudah di siapkan untuknya.
"Nanti malam apa kau ikut aku Ali ?" tanya Ed kepada asisten pribadinya yang memiliki darah India.
"Tidak Pak saya ada janji dengan pacar saya," jawab Ali sopan dan Ed tertawa.
"Aku sudah berganti teman kencan empat atau mungkin lima kali tapi kau masih bertahan dengan satu wanita. Ckck, kau hebat Ali." Ed menepuk pundak Ali yang hanya bisa tersenyum kepadanya.
Ed pun tiba di perusahaannya, ketika mobilnya sampai security yang sudah tahu plat nomor Ed langsung bergegas membukakan pintu mobil.
Ed pun turun dan tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada security itu lalu langkah kakinya memasuki bangunan megah itu. Semua orang menunduk hormat seraya memberikan salam ketika mengetahui pemilik stasiun tv itu datang.Kharisma Ed sungguh membuat mata kaum hawa begitu mendambanya. Senyum ramah Ed yang biasa saja bahkan bisa membuat mereka salah tingkah.
Ed sudah masuk kedalam ruang rapat dan semua orang yang menunggunya berdiri begitu dia terlihat.
"Terima kasih sudah bisa hadir di rapat ini, silahkan di mulai rapatnya." Ed tersenyum dan menunjuk manager utama dari perusahaan itu untuk memimpin rapat mereka.Rapat itu berjalan lancar dengan semua kebijakan dan kerjasama karyawan Ed yang baik dan acara tahunan perusahaan mereka sudah selesai tinggal menunggu pengerjaannya saja.
Ed pun keluar dari ruang rapat dia harus menemui beberapa kolega bisnisnya karena dia berniat akan membangun stasiun tv baru di Amerika dan juga dia akan menemui pihak arsitek yang akan mendesain club yang ingin dia bangun.Ya, sebuah club malam di Jakarta. Ide gila itu muncul tiba-tiba karena setiap malam atau sore hari Ed selalu pergi ke club dan tiba-tiba terpikir olehnya untuk membuat club sendiri.
Kolega bisnis dan anak buahnya pasti akan sering datang ke sana pikirnya.Belum dia sampai di lobby kantor salah satu pegawai di sana yang bernama Samantha memanggilnya. Ed dan Samantha berpelukan bagai teman yang sudah lama kenal, karena memang Samantha adalah temannya saat berkuliah.
"Sudah lama tidak melihat mu," kata Ed dan Samantha dengan manja menggandeng lengan Ed sambil mereka berjalan menuju mobil Ed yang sudah standby di depan pintu lobby.
"Aku ingin membicarakan beberapa hal dengan mu, kapan kau ada waktu ?" tanya Samantha dan Ed tahu apa yang ingin Samantha katakan."Nanti malam aku akan ada di tempat biasa, kau bisa kesana."
"Baiklah ! Jangan sampai terpesona oleh ku oke," ujar Samantha dan mereka berdua tertawa bersama.
Banyak pasang mata yang iri melihat kedekatan Ed dan juga Samantha, mereka sudah sering menggosipkan keduanya memiliki hubungan karena seringnya Ed dan Samantha hadir di acara secara bersamaan dan memilih untuk satu meja.Namun berita Ed sering bermain wanita juga sudah di ketahui orang banyak sehingga mereka sendiri yang bingung dengan status Samantha sebenarnya.
***
Mobil sedan BMW seri delapan dengan warna putih yang menjadi mobil kerja Ed sudah sampai di sebuah restoran.
Ali dan Ed turun dari sana dan supir mereka langsung kembali ke apartment karena setelah ini Ed akan pergi ke club dengan mobil kesayangannya.Mobil itu akan diantar oleh orang suruhannya ke restoran yang saat ini menjadi tempat meeting antara Ed dan pihak desain club yang akan dia bangun.
Jika tidak kerja Ed tidak akan memakai supir, agar dia lebih merasa lepas dan bebas melakukan apapun maunya.Semisal jika dia ingin bercinta di dalam mobil dengan wanita yang dia kencani tentu dia tidak akan bisa melakukannya.
Kembali ke Ed dan Ali yang saat ini berjalan bersama sambil Ali memberitahukan beberapa informasi penting.Ketika pelayan menyambut Ed senyuman ramah Ed membuat si pelayan wanita merona dan Ed menggelengkan kepalanya. Dia gemar bermain wanita namun juga punya standar yang sangat sangat tinggi wanita seperti apa yang bisa dia kencani bukan sembarangan. Perlu di ingat jika Ed adalah pria yang sangat pemilih.
Ed duduk lalu berjabat tangan dengan salah satu teman yang dia minta mengurus desain yang dia inginkan. Namannya Raka, dia pemilik perusahaan arsitektur ternama di Indonesia.
Tapi tentu bukan Raka yang membuatkan desain melainkan anak buahnya. Raka datang ke sana karena ingin bertemu langsung dengan Ed."Jadi bagaimana Ed, kau tetap ingin memakai batu hias dan marmer dari Yunani ?" Baru saja Ed duduk Raka sudah bertanya perihal yang memang belum dia putuskan.
Ed berdecak dan tak lama dia melihat satu wanita yang wajahnya baru kali ini dia lihat. "You have a new girl freind ?" tanya Ed dengan logat british yang dia miliki dan ganti Raka yang berdecak.
"Jangan lari dari topik pembicaraan Ed. Jika kau tidak cepat maka aku akan pergi. Biar pegawai ku yang berbicara dengan mu."
"Fine ! Aku ingin sebagian marmer dari Yunani itu dan sebagian dari Poso, untuk desain tidak ada masalah semua sesuai dengan yang ku mau. Hanya satu permintaan," kata Ed membuat Raka serius mendengarkannya. Dia tahu Ed adalah super perfeksionis sehingga dia tidak mau ada kesalahan nantinya atau Ed tidak puas dengan hasil dari karyawannya.
"Bisa temani aku malam ini di club biasa ?" ujar Ed dengan senyuman tidak bersalahnya. Sementara Raka mati-matian menahan umpatan untuk Ed, tidak bisakah pria itu melihat jika Raka sedang bersama karyawannya.
Tiba-tiba Ali membisikkan sesuatu kepada Ed.
"Baiklah aku harus pergi, kabari Ali saja jika ada hal lainnya. Aku akan ke kantor mu jika ada waktu untuk melihat desain kamar yang aku mau," ujar Ed lalu segera pergi dari sana.Saat ingin naik ke mobil Ed tidak sengaja melihat wanita berparas manis dan kulit eksotis yang sedang bersenandung sambil mengayuh sepeda.
Ed sengaja diam beberapa saat berharap wanita itu meliriknya dan terpesona akan ketampanan yang ia miliki namun yang ia dapati adalah wanita itu menoleh ke arahnya namun ternyata membuang sisa permen karet.Ali menahan tawa sementara Ed tidak percaya dengan apa yang terjadi.
Apa wanita itu buta ?
Bersambung...
Aku tunggu komentar dan vote nya ya...
Jangan lupa follow i* @wp.nadramahya untuk tahu info seputar cerita. Bye... Bye...
Matahari pagi cukup terik hari ini membuat peluh keringat Arinda yang habis lari pagi lebih banyak keluar. Saat dia akan membuka kunci pintu besi depan kos ternyata sudah ada seorang pria dari dalam membuka pintu itu juga."Habis lari Arinda," sapa pria bernama Anton itu ramah."Iya nih. Thanks ya Anton," jawab Arinda lalu berlari naik ke kamar kos-nya.Begitu sampai di kamar kos dia langsung mandi dan langsung memasak makanan untuk beberapa penghuni kos lain di dapur mini yang dia buat di kamarnya. Untung ada jendela di kamarnya sehingga tidak akan membuat kamarnya pengap.Tapi kali ini Arinda tidak bersemangat memasak itu semua karena sudah satu tahun lamanya dia menganggur dan hanya mengandalkan uang tabungan dan penghasilan seadanya dari dia berjualan makanan seperti ini.
Arinda mengayuh sepeda tidak jauh dari tempat kos-nya berada untuk menuju sebuah mesin ATM berada. Dada Arinda berdebar ketika dia sudah sampai di depan sebuah pintu masuk menuju mesin ATM itu berada, dia menutup matanya sambil berdoa kemudian memasukkan kartu debit yang ia miliki. Setelah memasukkan kata sandi dan metode yang dia inginkan akhirnya barulah dia bisa melihat sisa saldo yang ada dalam kartunya.[[ Sisa saldo anda hanya cukup sampai akhir minggu ini. Umur anda masih panjang dan silahkan lebih berusaha. untuk saat ini anda tidak bisa foya-foya !"]]Arinda menarik napas kasar, sudah satu tahun dia pengangguran jadi wajar saja uang tabun
Eadric melihat ponselnya sepanjang jalan dia menuju kantor Raka siang ini. Dia berpikir tidak mungkin lagi bertemu wanita yang dia foto di lampu merah semalam. Padahal semalam dia tidur berfantasi-kan wajah polos wanita ini."Bos kita sudah sampai," suara Ali membuat Ed memasukkan ponselnya ke dalam saku jas."Bos apa tidak menelpon Pak Raka dulu mungkin beliau sedang makan diluar kantor karena ini jam makan siang.""Raka makan siang di luar ? Robot sepertinya pasti akan tetap di kantor meski jam makan siang." Ed tersenyum kepada Ali mengingat betapa gigih temannya yang bernama Raka itu bekerja.Ketika Ed masuk beberapa karyawan yang mengenalnya sebagai teman dari bos mereka langsung membungkuk memberi hormat. Ada satu wanita ca
Arinda benar-benar menunggu panggilan telpon yang dikatakan oleh Nindy tadi, sudah satu jam dia menunggu hingga akhirnya ponselnya berdering juga dengan nomor tak dikenal."Halo," sapa-nya dengan semangat empat lima.["Halo benar dengan Ibu Arinda."]"Iya benar. Ada perlu apa ya," tanya Arinda sambil mengigit bibirnya sendiri.["Saya Ali ingin memesan makanan dari katering Ibu apa bisa ?"]"Bisa Pak, untuk kapan ya ? dan mau menu apa Pak ?" Setelah Arinda menanyakan hal tersebut pria bernama Ali itu sepertinya tidak langsung menjawab. Hingga akhirnya terdengarlah suara Ali kembali.["Bos saya minta Ibu buatkan sarapan untuk besok pa
Wanita paruh baya di depan Arinda itu tersenyum lalu mempersilahkan Arinda untuk masuk."Bawa masuk saja sekalian ya. Saya panggilkan keponakan saya dulu," kata wanita yang terlihat sangat anggun itu.Arinda membawa sedikit demi sedikit barang yang dia bawa dan meletakkan di tempat yang wanita tadi minta. Ruangan yang dia masuki saat ini sangat mewah dia sangat terpesona melihatnya.Setelah selesai menata semua orderannya Arinda berniat pamit dan ingin mengucapkan terima kasih. Tapi yang dia dengar ada semacam keributan antara dua orang dengan bahasa inggris, dan untungnya dia tidak mengerti sama sekali apa yang mereka bicarakan.Tidak lama keluar seorang pria membuatnya langsung menampilkan senyuman. Sementara pria itu mengusap wajahnya berulang kali dan perlahan mendekati
"Abang bos mau apa kesini ?" tanya Arinda sedikit takut, dia juga melihat ada seorang pria lain di belakangnya.Ed menaikkan satu alisnya mendengar panggilan yang di ucapkan oleh Arinda, terlihat sangat menggemaskan. Ed menaikkan telunjuknya mengisyaratkan agar Ali menjelaskan maksud dan tujuannya datang mencari Arinda. Sementara dia terus menatap Arinda dengan intens, namun sayangnya Arinda tidak terlalu memperhatikannya."Maaf nona Arinda," kata Ali dan baru permulaan, namun sifat galak Arinda keluar begitu saja."Panggil saja Arinda !" Tegasnya dan matanya masih melirik keadaan sekitar lorong di lantai kamarnya."Ehm begini Arinda Mr. Eadric Derson menyukai masakan anda dan dia berniat menjadikan anda sebagai koki pribadi di tempat
Ed duduk gelisah sedari tadi di dalam mobil, jam di tangannya menunjukkan sudah pukul delapan malam. Dia tadinya berniat untuk langsung pulang ke apartemen setelah rapatnya selesai tapi ternyata sepupunya yang tidak terduga datang dan mengajaknya untuk makan bersama.Ed langsung naik ke unit apartemen dengan buru-buru, dia sudah menelpon Arinda sedari tadi namun sambungan telponnya tidak terhubung. Saat pintu terbuka dan dia mulai masuk lebih dalam ke unit miliknya itu Ed melihat Arinda yang sedang tertidur di sofa ruang tamu.Ed tersenyum lalu dia berlutut tepat di depan wajah Arinda, lama dia mengabsen setiap bentuk indah yang di ciptakan Tuhan sempurna di wajah Arinda. Tanpa dia sadari dia tersenyum lalu mengusap wajah Arinda perlahan membuat ketenangan tidur Arinda terusik.K
Sebelum matahari memperlihatkan kilaunya, kamu harus bangun ! Itu adalah pesan nasehat yang terus Arida ingat dan dia patuhi. Setelah mandi dan menuntaskan kewajibannya, Arinda memiliki waktu tiga puluh menit untuk dia berolahraga.Sepertinya waktu memang selalu mempertemukan Anton dengan dirinya, karena pagi ini dia bertemu dengan Anton yang juga baru keluar dari kamarnya memakai setelan olahraga. "Hai Arinda," sapa Anton dan Arinda mengulum senyum karena dia malu bertemu dengan Anton."Kamu sudah terima hadiahnya ?""Sudah bang Anton. Terima kasih ya. Tapi kado itu untuk apa ?" tanya Arinda karena dia memang masih belum mengerti sepenuhnya kenapa Anton memberikan kado itu.