ACARA DI RUMAH IBUMU#Pura_pura_tak_tahuPart 29 ( Talak tiga )"Apa maksud ucapanmu?" tanya mbak Imur. Tadinya tertawa mengolok kini berubah menjadi serius dan menegangkan. Aku sudah bilang, jangan tertawa karena bisa menjadi duka. Lah dia tetap percaya diri jika mas Haris tak bermain wanita sama seperti adiknya. Kucing diberi ikan lah pasti mau lah.Perselingkuhan itu terjadi jika kedua belah pihak saling menyukai. Baik itu wanita yang menggoda ataupun lelaki yang merayu duluan. Dua-duanya tetap salah. Apakah mas Feri atau Tuti yang mulai duluan, tetap saja aku tak terima.Dulu, almarhum ibuku pernah bilang, jika menjadi saudara Laki-laki harus menjaga sikap, atau karma akan menyentuh saudarinya. Karena aku anak tunggal, itu tak terlalu kupikirkan. Tapi seiring waktu, perkataan ibuku terbukti. Dan ini yang dialami mas Feri. Apakah sebuah
ACARA DI RUMAH IBUMU#Pura_pura_tak_tahuPart 30 ( Akhirnya kami berdua saja )"Naswa, ikutlah dengan Papa, Papa sayang kamu, Nak." Mas Feri memegang tangan putri kami."Maaf, Pa. Jika tujuanya untuk semua harta atas namaku, sebaiknya tak usah membujukku. Aku bukan anak kecil lagi yang tak mengerti apa-apa. Justru aku sangat mengerti sikap Papa, apa lagi ada wanita itu." Tanpa ragu Naswa menunjuk Tuti dengan sebutan 'wanita itu'.Mas Feri terdiam. Aku yakin ia menyesal karena tak punya apa-apa lagi. Tapi setidaknya ia punya pekerjaan hingga masih bisa mencari uang. Hanya saja ia tak bisa hidup senang seperti saat menikmati uangku."Jadi itu makanya mobilku kamu jual, Sarah?" lirih mas Feri."Iya, lagian itu mobil juga dari uangku kan? Apa punyaku itu yang aku a
ACARA DI RUMAH IBUMU#Pura_pura_tak_tahuPart 31 ( seseorang )"Lepaskan! Tasku!" Naswa berusaha mempertahankan tasnya. Pria itu berusaha merebut. Terjadi tarik menarik, dan secepatnya kudekati Naswa ingin menolongnya. Tanpa berpikir panjang, kupukul lelaki itu dengan kantong belanjaanku."Copet! Copet! Tolong!" teriakku."Uh!" Ia mendorongku hingga aku terduduk di tanah."Copet!" teriak Naswa. Tasnya putus hingga pria berambut gondrong itu berhasil membawa kabur."Copet! Tolong!""Copet!"Akan tetapi, tiba-tiba ...."Ugh!" Seorang anak muda datang membantu. Ia berusaha mengejar, dalam posisi tak jauh darinya, ia melompat hingga tendanganya mengenai pr
ACARA DI RUMAH IBUMU#Pura_pura_tak_tahuPart 32 ( Melabrak mantan suami )"Astagfirullah'alaziim. Kamu tak apa-apa, Nas?" tanyaku khawatir. Masih merasa shock dengan kejadian. Tadinya kukira mobil itu berhasil menabrak kami."I-iya, Ma. Aku nggak apa-apa," jawab Naswa gugup dan gemetar. Sedikit lagi jika Bayu tak datang mendorong Naswa, mungkin tubuhnya tertabrak."Alhamdulillah aku tepat waktu. Tante dan Naswa nggak apa-apa kan?""Iya, Nak Bayu. Kami tak apa-apa. Hanya masih shock aja.""Ma, mobil itu sengaja ingin menabrak kita. Siapa mereka? Dan kenapa?"Naswa benar. Mobil itu sangat jelas ingin menabrak kami. Tapi bukan tentang mobilnya yang jadi fokus pikiranku. Bayu, ia menyelamatkan kami lagi. Dan ini yang kedua kali
ACARA DI RUMAH IBUMU#Pura_pura_tak_tahuPart 33 ( Sedikit petunjuk )"Aku nggak mungkin sekejam itu ke putri kita, Sarah. Aku sayang Naswa, sama sepertimu menyayanginya."Kujauhkan pisau itu dari mas Feri. Aksi mengancam pun selesai. Kuhela nafas panjang berusaha mengontrol emosi. Jika ini menyangkut putriku, pikiran jernih pun kadang tak hinggap. Aku sangat khawatir."Aku sudah bilang, Mas Feri nggak sekejam itu. Percuma kalian lama dulunya berumah tangga tapi kamu tak mengenalnya, pantas kamu diselingkuhi," cerocos Tuti seolah ia merasa bangga karena menjadi wanita pilihan mas Feri, dan juga penyebab hancurnya rumah tanggaku.Kulirik Tuti."Ngapain lihat aku seperti itu? Aku benar kan. Kamu wanita tak becus hingga mas Feri lebih memilihku. Saat di rumahmu bo
ACARA DI RUMAH IBUMU#Pura_pura_tak_tahuPart 34 ( Jodoh untuk Naswa? )Rekaman video ini bisa menjadi bukti jika Bayu bukan lelaki yang baik. Ia punya modus mendekati Naswa. Berharap Naswa bisa menjauhinya atau tak perlu bersimpatik. Akan diketahui siapa dalang dari permainan ini. Jika diketahui, penjara hukumannya. Aku harus mempersiapkan ponselku merekam kejadian demi kejadian sebagai bukti. Ini adalah kejahatan."Ini, Mama beli makan malam, Nas." Kuletakaan dua kotak bubur ayam di meja makan."Waah, baunya enak nih. Aku suka. Makasi, Mamaku sayang." Naswa terlihat girang. Ia langsung membuka kotak itu, menyantap bubur ayam dengan nikmat."Gimana lututnya, masih sakit?" tanyaku sambil menuangkan kopi ke cangkir, ingin membuat secangkir kopi panas."Luka dikit, Ma.
ACARA DI RUMAH IBUMU#Pura_pura_tak_tahuPart 35 ( Tindakan )"Gimana, Naswa? Kamu pilih yang mana. Ikut tinggal bersama Papa atau menikah dengan jodoh pilihan Papa." Mas Feri mengulangi pertanyaanya. Dua pilihan yang tak seide denganku.Naswa hanya menghela nafas kasar. Sesekali ia menatapku. Entah apa yang dipikirkannya."Menurut Nenek sih nikah aja, toh ada yang jagain kamu, dan Mamamu juga bisa tinggal bersamamu. Itu pun kalau tak mau pisah." Ibu mas Feri masih kukuh agar Naswa menerima jodoh pilihannya."Zaman sekarang, mau aman ya keluarin modal. Mau aman ya harus ada suami. Tak ada yang mau, ya bayar siapa yang mau jadi suami. Atau berbagi suami sesuai syarat. Tentu berbagi uang juga dong." Enteng sekali Tuti berucap. Aku tak segila dia yang rela berbagi suami atau uang. Aku yang cari uang,
ACARA DI RUMAH IBUMU#Pura_pura_tak_tahuPart 36 ( seorang wanita dan seorang pria )Bayu alias Boy. Ia menggendong seorang wanita di punggungnya. Wanita itu terlihat tua karena badannya kurus dan rambut sedikit beruban. Badannya dibalut handuk seperti selesai mandi. Mungkin juga ia telah memandikan wanita itu.Tiga orang bocah tanpa memakai baju. Hanya celana pendek saja dan mereka terlihat memprihatinkan. Seperti anak-anak ditinggal orang tua. Rumah pun berantakan dengan bermacam mainan dari pelastik yang sudah patah-patah yang berserakan di lantai, dan piring sisa makan juga bertebaran."Bayu atau Boy?" tanyaku tenang. Tapi menekan pumuda itu."Ta-Tante," ucapnya gugup. Matanya membulat dan dengan wajah tegang menatapku, lalu beralih ke Naswa.Ia mendudukan wanita