ACARA DI RUMAH IBUMU#Pura_pura_tak_tahuPart 34 ( Jodoh untuk Naswa? )Rekaman video ini bisa menjadi bukti jika Bayu bukan lelaki yang baik. Ia punya modus mendekati Naswa. Berharap Naswa bisa menjauhinya atau tak perlu bersimpatik. Akan diketahui siapa dalang dari permainan ini. Jika diketahui, penjara hukumannya. Aku harus mempersiapkan ponselku merekam kejadian demi kejadian sebagai bukti. Ini adalah kejahatan."Ini, Mama beli makan malam, Nas." Kuletakaan dua kotak bubur ayam di meja makan."Waah, baunya enak nih. Aku suka. Makasi, Mamaku sayang." Naswa terlihat girang. Ia langsung membuka kotak itu, menyantap bubur ayam dengan nikmat."Gimana lututnya, masih sakit?" tanyaku sambil menuangkan kopi ke cangkir, ingin membuat secangkir kopi panas."Luka dikit, Ma.
ACARA DI RUMAH IBUMU#Pura_pura_tak_tahuPart 35 ( Tindakan )"Gimana, Naswa? Kamu pilih yang mana. Ikut tinggal bersama Papa atau menikah dengan jodoh pilihan Papa." Mas Feri mengulangi pertanyaanya. Dua pilihan yang tak seide denganku.Naswa hanya menghela nafas kasar. Sesekali ia menatapku. Entah apa yang dipikirkannya."Menurut Nenek sih nikah aja, toh ada yang jagain kamu, dan Mamamu juga bisa tinggal bersamamu. Itu pun kalau tak mau pisah." Ibu mas Feri masih kukuh agar Naswa menerima jodoh pilihannya."Zaman sekarang, mau aman ya keluarin modal. Mau aman ya harus ada suami. Tak ada yang mau, ya bayar siapa yang mau jadi suami. Atau berbagi suami sesuai syarat. Tentu berbagi uang juga dong." Enteng sekali Tuti berucap. Aku tak segila dia yang rela berbagi suami atau uang. Aku yang cari uang,
ACARA DI RUMAH IBUMU#Pura_pura_tak_tahuPart 36 ( seorang wanita dan seorang pria )Bayu alias Boy. Ia menggendong seorang wanita di punggungnya. Wanita itu terlihat tua karena badannya kurus dan rambut sedikit beruban. Badannya dibalut handuk seperti selesai mandi. Mungkin juga ia telah memandikan wanita itu.Tiga orang bocah tanpa memakai baju. Hanya celana pendek saja dan mereka terlihat memprihatinkan. Seperti anak-anak ditinggal orang tua. Rumah pun berantakan dengan bermacam mainan dari pelastik yang sudah patah-patah yang berserakan di lantai, dan piring sisa makan juga bertebaran."Bayu atau Boy?" tanyaku tenang. Tapi menekan pumuda itu."Ta-Tante," ucapnya gugup. Matanya membulat dan dengan wajah tegang menatapku, lalu beralih ke Naswa.Ia mendudukan wanita
ACARA DI RUMAH IBUMU#Pura_pura_tak_tahuPart 37 ( Digerebek )Pov FeriUh! Sial! Aku gagal membawa Naswa tinggal bersamaku. Ternyata Sarah cerdik hingga hartanya tak bisa kukuasai. Aku salah menduga siapa dia. Wanita yang tampak nurut dan tidak neko-neko ternyata lebih ganas dari harimau."Trus gimana lagi nih, Mas? Kita dapat uang dari mana, kalau gini terus kapan aku bisa memenangkan sidang gugatan hak kepemilikan tanah. Sepupuku banyak loh." Tuti tampak kesal bercampur khawatir. Rencana yang kami susun gagal. Tau begini ia tak akan kunikahi. Aku kehilangan sumber keuanganku, Sarah.Jika bertindak masalah tanah warisan Tuti, tentu aku butuh uang."Sabar napa sih, Tut. Kamu harus ngertiin suamimu, ia sedang berpikir cari jalannya." Ibu menegur Tuti.
ACARA DI RUMAH IBUMU#Pura_pura_tak_tahuPart 38 ( Mendadak terkenal )Pov Imar"Dasar lelaki buaya! Tak tau diuntung! Tak berguna! Anj*ng! Pulang dia akan kupotong burungnya, aaa aaa!" Aku meraung di lantai.Kuluapkan semua amarah. Caci maki terus menghiasi bibirku berucap. Sakit, sangat sakit. Disaat umur tak lagi muda, dan putriku Rani sudah kuliah. Mas Haris tega bermain serong. Bahkan, selingkuhannya adik ipar baruku."Sabar, Mar, sabar ...." Ibu menggusuk punggungku berusaha menenangkan. Namun cacian belum puas kulontarkan. Aku sangat kecewa, aku malu."Bajingan, kalau bukan karena banyak yang merekam video kejadian, sudah kubunuh dia!" geram Feri sambil memukul dinding. Aku tahu ia juga sakit hati, sama sepertiku. Bahkan rasa sakit ini belum tentu terobati.
ACARA DI RUMAH IBUMU#Pura_pura_tak_tahuPart 39 ( bawa kabur )Pov Haris"Ini salahmu, Mas! Kenapa milih di kosan itu? Aku malu, aku maluuuu," rengek Tuti sambil menjinjing tasnya."Tenang, Tut, tenang." Hanya itu yang bisa kukatakan. Lah terongku merasa nggak nyaman setelah diolesin air lumpur jalan oleh Imar. Ternyata di lumpur itu ada kaca kecil hingga barang kebanggaanku sakit tergores. Iya sih kacanya kecil, tapi yang ditusuk juga tak besar amat."Mau tenang gimana? Anak kita butuh biaya. Lah kamu aja pengangguran.""Tapi kamu puas kan?" Kubawa Tuti bercanda gairah. Ya, demi menghilangkan rasa stres yang akan hadir.'Huh! Sial. Perih juga ternyata, untung kaca kecil itu tak terbenam, kalo nggak bisa tujuh hari tu
ACARA DI RUMAH IBUMU#Pura_pura_tak_tahuPart 40 ( Tamu Tak diundang )Hidup itu terasa indah jika dinikmati tanpa ada gangguan. Meski hanya berdua di rumah ini, tak mengurangi kesepian dengan status janda. Untung punya usaha minimarket hingga setiap hari bisa berjumpa orang banyak."Ma, ini kopinya." Naswa membawa nampan berisikan secangkir kopi dan sepiring goreng pisang, lalu meletakkanya di meja. Putriku tahu saja kesukaanku."Sepertinya Mama akan minta bikinin setiap hari nih," godaku."Iya Mamaku sayang. Lagian siapa lagi kalau bukan aku." Naswa mulai menghenyakan pantatnya di sampingku."Mama nggak ke sebelah?" Naswa menunjuk arah minimarket."Nanti, pengen nyantai aja sama kamu, biasanya kamu sibuk kuliah
ACARA DI RUMAH IBUMU#Pura_pura_tak_tahuPart 41 ( Pengakuan )Tok tok tok!Pintu diketuk lagi."Ya tunggu sebentar!" sahutku dari dalam sambil melangkah ke pintu.Pintu kubuka.Terdiam menatapnya. Mata berkaca, menatapku sendu. Ternyata bukan kelaki aneh itu. Dan ...."Sarah, tolong maafkan aku." Ia memelukku dengan penuh haru. Pelukannya tak kubalas. Kata maaf dan penyesalan terlihat dari sorot matanya. Tapi untuk apa lagi kata maaf ini. Ia sudah merasakan apa yang kurasakan. Suaminya juga selingkuh."Oke, aku sudah memaafkanmu, Mbak. Sekarang biarkan aku dengan kehidupanku. Kita bukan keluarga lagi, tapi mantan keluarga," ucapku tegas.Pelukan