Share

49. Harena vs Arlantio

Author: Lapini
last update Last Updated: 2025-07-07 14:17:24

Harena mencengkram kuat benda pipih miliknya, kedua matanya memperhatikan Dharmatio yang menjauh darinya, tidak ada tatapan lembut dan penuh kasih sayang seperti beberapa bulan yang lalu.

Dunia Harena seperti runtuh, ia menghela nafasnya. Harus tetap memasang wajah baik dan tenang suapaya semua rencananya tidak berantakan, walaupun sudah dihancurkan satu rencananya.

“Oke tenang ….”

Harena membereskan kotak persegi panjang, kembali dimasukkan ke dalam slingbag miliknya. Setelah dirasa mental dan percaya dirinya kembali, segera bangkit lalu melangkahkan kaki ke lantai 2.

Diingatkan kembali, tujuannya datang ke sini untuk bertemu dengan Cindya, bukan … lebih tepatnya melihat bayi perempuan yang lahir satu minggu lalu.

Sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Cindya, Harena tidak perlu membawa apapun, dan perempuan itu benar-benar hanya membawa diri.

Tidak butuh waktu lama, Harena sudah berdiri di depan pintu coklat yang tertutup. Tangan kanannya terangkat ke udara, mengetuk pintu coklat itu
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Adik Angkatku Istri Kedua Suamiku   53. "Aku benci adiknya bunda."

    Cindya memperhatikan layar tabnya, hanya bersama dengan putrinya yang sedang tertidur di box bayi. Ia sedang memperhatikan sebuah video yang memperlihatkan suaminya menarik Harena pergi dari lobby kantor, hingga suaminya itu masuk ke dalam mobil yang sama dengan Harena.Video itu ia dapatkan dua hari yang lalu, satu jam setelah kejadian.Clek!Suara knop pintu kamar mandi yang digerakkan, membuat Cindya segera mematikan layar tabnya dan menyimpannya di dalam laci meja nakas sisi kirinya. Wanita itu tersenyum kepada seorang pria yang mendekat kepadanya hanya dengan handuk yang melilit di pinggang.“Kamu wangi banget, mau ketemu sama talent?” tanya Cindya setelah indra penciumannya mengendus aroma sabun yang masih menempel pada tubuh suaminya.“Aku hari ini dirumah, jagain kamu, Echa sama Arlan,” ucap Dharmatio, mengecup puncak kepala istrinya sebelum akhirnya memilih baju yang akan digunakan saat ini.Cindya memperhatikan punggung suaminya yang lebar, kalau kata genz ‘punggung peluk-ab

  • Adik Angkatku Istri Kedua Suamiku   52. Harena itu tidak baik

    Harena tersenyum menatap Dharmatio yang berdiri dengan wajah dingin dan datar, tetapi itu tidak membuatnya ketakutan, justru membuatnya semakin terpesona.Harena menopang tubuhnya dengan kedua tangan ke belakang tubuh, berpose seperti wanita nakal yang siap untuk disantap oleh tuannya.Memang gila.“Kamu bawa aku ke sini karena kamu tergoda sama aku kan, Mas?” ucap wanita itu dengan senyum menggoda, menatap kedua mata Dharmatio yang sedang menatapnya.“Maumu apa?” Pertanyaan singkat yang diberikan oleh Dharmatio senakin membuat Harena menyunggingkan senyum nakal.Harena beranjak, lalu berdiri dihadapan Dharmatio yang hanya terpaku memperhatikannya, bahkan sekalipun ia mengalungkan kedua tangan di leher Dharmatio, pria itu tetap hanya terdiam.“Mau kamu, Mas,” ucap Harena dengan suaranya yang sexy, menyunggingkan senyumnya, lantas menurunkan pandangannya menatap bibir Dharmatio yang sangat menggoda.“Aku gapapa kok kalau dijadikan yang kedua,” tambahnya.Dharmatio tersenyum miring, ked

  • Adik Angkatku Istri Kedua Suamiku   51. Hubungan tersembunyi Dharmatio & Harena?

    Cindya menatap layar tabnya yang menyala, ia masih bersama dengan Teno yang tidak beranjak dari sofa, tetapi tetap memperhatikannya. Mereka saat ini sedang dalam situasi yang sedikit serius setelah topik pembicaraan mereka terakhir.“Menurutku, Zandi bukan ayah dari anak yang dikandung Harena, itupun kalau Harena hamil,” ucap Cindya setelah 10 menit terdiam, ia menaikkan pandangan dan bertemu tatap dengan Teno.Pria bertato ular itu menaikkan sebelah alisnya, “Kamu sebegitu yakinnya?” Teno beranjak, melangkahkan kaki mendekati jendela dan berdiri di balkon. “Dia sama seperti kita, dia juga manusia yang tidak luput dari kesalahan, entah itu disengaja maupun tidak,” tambahnya.Cindya menghela nafasnya perlahan, ia memijat keningnya yang terasa pusing. Baru melahirkan Echa satu minggu yang lalu, tetapi permasalahan itu kembali datang, dan pemeran utamanya tetap Harena.Kali ini, Cindya merasakan bahwa membawa Harena masuk ke dalam kehidupannya itu salah besar, seharusnya ia mendengarkan

  • Adik Angkatku Istri Kedua Suamiku   50. Apakah ini kebetulan?

    Cindya memijat keningnya, rasanya melelahkan menjalani kehidupan saat ini, tetapi ia harus tetap hidup dan tetap tegar supaya semuanya tetap baik-baik saja.“Bayangin, Arlan bilang seperti itu ke Harena,” ucapnya, menatap laki-laki yang duduk di sofa kamarnya dengan kepala yang mengangguk-angguk.“Aku mengerti mengapa Arlan begitu tidak suka sama Harena,” balas Teno yang saat ini memfokuskan atensi menatap Cindya yang duduk di atas ranjang dengan ranjang bayi di sisi kiri wanita itu.“Anak kecil itu bisa ngerasain orang baik sama orang jahat,” lanjutnya santai dan tenang.Cindya memicingkan mata tidak percaya, membuat Teno menaikkan kedua bahu dan mengangkat dagu dengan ekspresi wajah yang menyebalkan dikedua mata Cindya saat ini.“Buktinya, Arlan deket sama aku walaupun tato aku ini membuatku terlihat buruk,” ucap Teno, mengangkat tangan kanan yang terdapat tato ular melingkar pada lengannya yang kekar.“Coba Mbak bandingkan sama penampilan Harena. Mau serapih, seharum apapun dia, Ar

  • Adik Angkatku Istri Kedua Suamiku   49. Harena vs Arlantio

    Harena mencengkram kuat benda pipih miliknya, kedua matanya memperhatikan Dharmatio yang menjauh darinya, tidak ada tatapan lembut dan penuh kasih sayang seperti beberapa bulan yang lalu.Dunia Harena seperti runtuh, ia menghela nafasnya. Harus tetap memasang wajah baik dan tenang suapaya semua rencananya tidak berantakan, walaupun sudah dihancurkan satu rencananya.“Oke tenang ….”Harena membereskan kotak persegi panjang, kembali dimasukkan ke dalam slingbag miliknya. Setelah dirasa mental dan percaya dirinya kembali, segera bangkit lalu melangkahkan kaki ke lantai 2.Diingatkan kembali, tujuannya datang ke sini untuk bertemu dengan Cindya, bukan … lebih tepatnya melihat bayi perempuan yang lahir satu minggu lalu.Sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Cindya, Harena tidak perlu membawa apapun, dan perempuan itu benar-benar hanya membawa diri.Tidak butuh waktu lama, Harena sudah berdiri di depan pintu coklat yang tertutup. Tangan kanannya terangkat ke udara, mengetuk pintu coklat itu

  • Adik Angkatku Istri Kedua Suamiku   48. Rencana Jahat Harena

    Malam sebelum esok hari ….Harena menatap sebuah benda ditangannya, menyunggingkan senyum miring sambil mengetuk bagian atas benda persegi panjang, testpack. Pada testpack itu memperlihatkan dua garis yang mengartikan bahwa dirinya sedang mengisi.“Apa aku perlu test ke dokter kandung supaya bisa meyakinkan Mas Dharma? Kalau mau mengambil jalan, jangan setengah-setengah, bukan?” monolognya diakhiri dengan terkekeh, lantas tangan kirinya meraih kotak berwarna biru dan menyimpan testpack itu dalam kotak yang terdapat pita pada bagian penutup.“Kurang niat apa aku untuk merebut kamu dari Cindya? Aku rela menyerahkan tubuhku ke orang lain dengan mendapatkan bayaran, dimasa suburku dan melakukannya tanpa pengaman,” tambahnya, tertawa renyah mengingat kembali rencananya yang sedikit nekat.Ralat, bukan sedikit, tetapi niat.Wanita itu menaruh kotak panjang berwarna biru itu di atas meja nakas, menepuknya dua kali lalu tersenyum penuh arti.“Aku gak sabar buat kasih tau ini ke kamu. Bagaiman

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status