Share

Bab 20 Suara Hati Alisha

Tyo kembali tersenyum melihat Alisha menunduk malu. Diambilkan dua gelas air putih saat Mas Tyo membawa mie ke meja makan.

Mereka makan seperti orang kelaparan, tak ada kata yang terucap hanya suara sendok dan garpu yang terkadang bersentuhan dengan mangkuk.

Dalam sekejap tandas mie dalam mangkuk berpindah dalam perut yang tadi berbunyi. Alisha mengucapkan terima kasih sambil membawa mangkuk ke wastafel untuk dicuci. Mas Tyo menemani sampai Alisha selesai.

“Sha, masih mengantuk? Jika tidak bisa temani mas kerja sebentar?” tanyanya sesaat Alisha merapihkan piring yang sudah dicucinya.

Alisha mengangguk pelan, tak tega meninggalkannya bergadang sendirian di sini. Diperhatikannya wajah tenang Mas Tyo di hadapannya, menyelesaikan pekerjaannya. Alisha tahu beban pekerjaannya bertambah semenjak diangkat komisaris.

Persada Agung perusahaan Pak Yudha, papa kandungnya. Pantas saja Mas Tyo yang diangkat menjadi komisaris bukan Mas Angga. Apakah ini ada hubungannya dengannya?

“Mas, boleh Ali
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status