Share

Bab 32: Modus, Kamu

Author: NACL
last update Last Updated: 2025-12-09 12:34:25

Lamunan Diana buyar seketika mendengar suara pintu mobil yang terbuka. Ia menoleh ke belakang, mendapati Dhava mendudukkan Davka dan Dipta di car seat.

Terapisnya ini memang memiliki dua anak, masih kecil, usia mereka juga tidak berbeda jauh. Davka masih empat tahun, dan Dipta belum genap 2 tahun. Sungguh menggemaskan di matanya.

Andai saja ia sudah memiliki anak, pasti usianya sama seperti Davka.

“Hole … ketemu Aunty bidadali lagi,” seru Davka sambil bertepuk tangan, diikuti Dipta yang lebih kecil di sebelahnya.

Mau tidak mau, Diana memaksakan senyum penuh rasa canggung. Dadanya seakan diremas tatkala disuguhi keceriaan dua bocah itu, harusnya Renita yang ada di tempatnya ini. Namun, mereka malah pergi bersamanya yang bukan siapa-siapa. Ia merasa seperti lubang hitam yang menyedot kebahagiaan keluarga ini.

Diana menghela napas panjang, bagaimana mungkin, ia bisa terbuai dengan sentuhan suami orang plus ayah dari dua anak. Kenyataan itu membuat duduknya makin tak tenang seperti ada
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Aduh, Sayang Jangan Goda Aku Terus   Bab 60: YOLO! You Only Live Once! Kamu Hanya Hidup Sekali

    Diana menatap Dhava lekat. Meskipun tahu ini salah besar, ia malah memeluk pria itu. Tidak ingin melepaskannya sedetik pun. Untuk hari ini, ia benar-benar menginginkan Dhava lebih dari apa pun.**Di tempat lain, kemarahan Rayan sudah memuncak saat ia membanting pintu utama rumah. Suara dentuman itu mengagetkan Rina yang sedang menonton televisi.“Astaga, Rayandra! Apa-apaan kamu ini?” gerutu Rina, menghampiri putranya. “Kok, bajumu, ih, bau!”Rayan langsung menuju kamarnya, merobek kemeja yang berbau muntah dan mengabaikan ocehan Rina tentang pakaiannya. "Diam, Bu! Aku lagi kotor dan jijik!" hardiknya di balik pintu.Beberapa saat kemudian, Rayan keluar kamar, sudah rapi. Ia mnghampiri Rina yang menunggunya di ujung tangga dengan wajah garang.“Kamu tahu nggak kalau Diana—” Rina belum selesai.Rayan menyela, “Kalau dia pulang, tolong kasih tau aku.” Langkahnya bergerak cepat menuruni anak tangga.“Heh, mau ke mana lagi, sih?!” Rina berteriak dari atas. “Istrimu pergi, tahuuuu!”“Kela

  • Aduh, Sayang Jangan Goda Aku Terus   Bab 59: Kenapa Suamiku Bukan Kamu Aja?

    “Nggak!” tolak Diana yang langsung menutup mulutnya dengan rapat.Rayan terkekeh sinis dan membelai pucuk rambut istrinya. Pria itu berbisik lagi, “Kenapa? Kamu ‘kan selalu mau dipuaskan? Ayo pulang!”Tanpa menunggu jawaban, Rayan mencengkeram lengan Diana sekuat tenaga, menariknya secara paksa keluar dari rumah utama.Diana tersentak, menghentakkan kaki dan menarik diri mati-matian, berbisik memohon Rayan melepaskannya, “Jangan gini, Mas! Aku mohon!”Sialnya, Rayan tak peduli, ia membuka pintu Mini Cooper dan mendorong tubuh Diana kasar masuk ke dalam, menguncinya dari luar.“Mama dan Papa udah percayain kamu ke aku! Jadi nurut sama, Mas, ya.” Rayan tersenyum tipis penuh rencana.Tubuh Diana ambruk di kursi penumpang. Ia menatap liar sekeliling kabin mobil itu dengan jijik yang mendalam. Setiap sudut mobil ini terasa terkontaminasi. Kenangan ciuman Rayan dan wanita lain langsung menghantam, membuat perutnya bergejolak mual.Rayan masuk mobil, dan memasang sabuk pengaman.“Ceraikan aj

  • Aduh, Sayang Jangan Goda Aku Terus   Bab 58: Pake Mulutmu

    “Bagaimana bisa? Katanya ada urusan kantor?” lirih Diana, bibirnya gemetar. Jemari kirinya meremas kuat ujung rambutnya. Mata karamelnya itu bergeser ke arah pintu masuk utama yang terbuka. Rayan benar-benar membuat sambutan tidak terduga.Tubuh Diana terasa mati rasa, seolah darah berhenti mengalir ke ujung jari dan kakinya. Kepalanya mendongak, menatap siluet yang baru saja muncul di ambang pintu, itu Rayan. Pria itu berdiri tegak.Mata Diana melebar. Seluruh udara di paru-parunya seperti disedot habis. Ia tidak bisa bernapas, dan tidak bisa bersuara.'Jangan mundur, Di,’ bisiknya dalam hati.Diana menyeret langkahnya, berusaha menepis rasa cemasnya akan Rayan dengan senyum mematikannya.Sial! Mengapa ia merasa terintimidasi seperti ini.Saat tiba di ambang pintu, Diana langsung berhadapan dengan seringai dingin Rayan. "Kenapa Mas ada di sini? Bukankah Mas harusnya ... di kantor?" desak Diana, suaranya yang bergelombang itu mencoba tegas.Rayan memiringkan kepala, seringainya makin

  • Aduh, Sayang Jangan Goda Aku Terus   Bab 57: Benar-benar Selingkuh Sama Kamu

    Sore ini Diana sudah rapi. Meskipun batinnya terluka, ia tidak ingin semesta tahu. Biarlah luka tertutup penampilannya. Ia mengenakan celana palazzo berwarna putih bersih yang dipadukan dengan blus baby blue berbahan lembut, sepatu hak rendah, dan menyematkan tas selempang di bahunya.Tidak tertinggal make up tebal, sembab di matanya ini harus lenyap!“Kalau Mas Rayan nggak mau, biar Papa dan Mama yang bantu aku!” gumamnya, bersikukuh.Perlahan Diana turun ke lantai satu, ia bisa mendengar Ibu mertuanya sedang berbicara dengan seseorang di luar rumah.Tepat di ambang pintu, Diana berpapasan dengan Rina yang membawa bungkusan berlogo rumah makan tertentu.“Itu apa, Bu?” Diana memperhatikan logo itu, terasa tak asing.“Lho, kamu malah tanya Ibu. Enggak tahu nih, kata Mas Ojol, orang rumah kita pesan tempe goreng.” Rina mengangkat kantung itu tinggi-tinggi. “Kamu pesan?”Diana terdiam sejenak, alisnya bertaut karena bingung. Ia yakin tidak memesan apa pun, apalagi tempe goreng. Namun, me

  • Aduh, Sayang Jangan Goda Aku Terus   Bab 56: Ranjang Yang Menyakitkan

    Rayan menyeringai, menampilkan senyum licik yang penuh kemenangan. Ia tahu betul, Diana yang kelelahan secara emosional dan baru saja lolos dari pelecehan, tidak akan punya energi atau keberanian untuk meninggalkan kenyamanan dan perlindungan Rina, demi mengejarnya ke hotel.Tatapan mata hitamnya sengaja dilemparkan, menusuk tepat pada manik Diana, jelas itu adalah ejekan. Rayan seakan menertawakan sang istri yang begitu pengecut.Rayan membusungkan dada, puas karena strateginya berhasil sempurna. Ia telah memenangkan ronde ini. Dengan sikap sombong, ia lantas melangkah mendekati pintu utama, membiarkan Rina dan Diana menyaksikan kepergiannya yang lancang.“Mau ikut, Sayang? Ayo?! Kamu menuduhku selingkuh, buktikan!” ajak pria itu lagi, membuat tangan Diana terkepal kuat di bawah meja.Diana melirik Rina yang masih memelotot pada putranya itu. Ia lantas mencebik, ternyata Rayan memang tidak bisa dicegah oleh apa pun, padahal sang ibu sudah memberi peringatan keras.“Nggak mau!” balas

  • Aduh, Sayang Jangan Goda Aku Terus   Bab 55: Tekad Diana

    Sialnya, Diana bisa mencecap miliknya basah, bukan karena menikmati, tetapi ada sesuatu yang lain. Meskipun tidak tahu apa itu ….“Kita bakal punya anak lucu-lucu, Sayang. Mas janji. Bila perlu kembar, karena kamu punya gen kembar ‘kan?” Suara Rayan terdengar lembut di telinga, tetapi membuat bulu kuduk Diana berdiri, dan telapak kakinya dingin.“Jahat kamu, Mas! Nggak mau!” jerit Diana. Jujur, ia mengharap Rina mendengar suaranya. Hanya wanita paruh baya itu yang bisa menolongnya untuk kali ini. Meskipun kemungkinannya tipis. Ia menutup mata rapat-rapat.“Ssst, Sayang. Mas kangen kamu, Di,” bisik pria itu. Makin dekat.Diana bisa merasakan bagian kepala tumpul itu menempel di pintu masuknya. Ia menggerak-gerakkan pinggulnya, tahu … bahwa permainan Rayan tidak menyenangkan.Hanya saja ketika Rayan mulai memajukan pinggulnya, pria itu berhenti sejenak. Kelopak Diana terbuka sedikit, memperhatikan suaminya yang menunduk. Rayan tampak melihat pada area sensitif miliknya.“Argh … sial! Kam

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status