Beranda / Fantasi / Aduh Tak Tahan, Prof! / 60 | Berhala Nafsu

Share

60 | Berhala Nafsu

Penulis: Strawberry
last update Terakhir Diperbarui: 2025-10-13 21:42:54

Sore itu, langit Valthera berwarna keemasan. Udara hangat membawa aroma laut dari kejauhan, menyusup di antara dedaunan dan menari lembut di halaman rumah keluarga Julian.

Mobil Ryan berhenti di depan teras. Pintu terbuka, dan Hanna turun perlahan. Gaun pastel yang ia kenakan bergoyang ringan tertiup angin, membuatnya tampak seperti sosok dari lukisan.

Ryan segera turun, membukakan pintu, dan menyodorkan tangan agar Hanna bisa turun dengan aman. Gerakannya halus, penuh perhatian, seperti pria yang tahu cara menampilkan cinta dengan cara paling terhormat.

Seharusnya hidup Hanna sempurna.

Lily yang menunggu di ambang pintu tersenyum.

Senyum seorang ibu yang ingin percaya bahwa semuanya berjalan seperti seharusnya—bahwa Ryan adalah pilihan yang tepat, dan putrinya akan bahagia.

“Kelihatannya hari kalian menyenangkan,” katanya pelan, menyembunyikan nada lega di balik kehangatan suaranya.

Ryan menoleh, membalas senyum itu. “Sangat. Hanna tampak luar biasa hari ini. Semua orang di butik bah
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Aduh Tak Tahan, Prof!   85 | Dua Perempuan

    Lily menarik napas dalam, wajahnya tiba-tiba tampak sepuluh tahun lebih tua."Baiklah," katanya dengan suara rendah yang bergetar. "Karena kamu bersikeras tidak percaya, akan kubicarakan sesuatu yang seharusnya tidak perlu kamu dengar."Hanna menatapnya tanpa gentar. Wajahnya tegar, tanpa sedikit pun keraguan. Sebagai perempuan dewasa, ia punya pandangan sendiri terhadap hidupnya. Dikhawatirkan orang tua memang membahagiakan, tapi diatur seperti sekarang—itu hal lain.“Papamu persis seperti kamu,” ucap Lily akhirnya, tajam tapi getir. “Keras kepala, dan selalu merasa dirinya paling benar. Dia hancur oleh idealismenya sendiri. Jadi kamu tidak perlu mengenalnya, karena dia pun tidak pernah berusaha mengenalmu.”Nada tegas Lily membuat udara di ruangan terasa berat. Sebagai perempuan, Lily sudah lama belajar berpikir realistis: dalam hidup ini, uang, nama, dan kekuasaan adalah tiga hal yang menentukan cara dunia memandangmu. Tanpa itu, kau akan diremehkan.Lily ingin Hanna memiliki hidup

  • Aduh Tak Tahan, Prof!   84 | Konflik

    Hanna turun dengan langkah santai. Di ruang makan, Prof. Julian duduk di kursi paling ujung—posisi yang menandakan dirinya sebagai kepala keluarga—sementara Lily sibuk melayani, baru kemudian duduk untuk melayani dirinya sendiri.“Ada apa Ryan pergi buru-buru?” tanya Lily dengan nada menyelidik.“Ada rapat mendadak, penting katanya,” jawab Hanna tenang.“Kalian baik-baik saja, kan?” tanya Julian, matanya menatap datar namun penuh pengamatan.“Baik. Tapi aku butuh penjelasan, Ma…” Hanna menarik napas. “Kenapa Mama memberikan akses untuk menjadikan satu dataku dengan data keluarga Ryan?”“Kamu bakal jadi istrinya juga setelah ini. Artinya kamu akan masuk ke keluarga Kelly,” jawab Lily membela diri.“Ma… kami belum menikah. Masih dua bulan lebih sampai hari pernikahan,” ucap Hanna, nada suaranya mulai meninggi.“Hanna… jangan punya pikiran kamu bisa menggagalkan pernikahan kalian,” tegur Lily tajam.“Aku gak bilang gitu! Dan satu lagi—Mama bilang ingin menghabiskan banyak waktu bersamaku

  • Aduh Tak Tahan, Prof!   83 | Calon Suamimu

    Perjalanan kurang lebih satu jam dari apartemen Hanna kediaman Prof. Julian tapi rasanya berjam-jam hanya karena topik pembicaraan yang membuat kepala Hanna semakin penuh.Kok rasanya aku gak punya hak buat keputusan akan hidupku sendiri? Hanna sudah tertekan dengan peraturan Valthera dengan adanya sistem alarm KB ditambah lagi dengan sikap Lily yang semena-mena membuat keputusan tentang hidupnya tanpa bertanya. Mobil yang Hanna dan Ryan kendarai berhenti di sebuah bangunan besar, berlantai dua dengan halaman luas dan dominasi kaca, dengan cat hitam dan putih memberikan kesan minimalis sekaligus modern.Lily sudah menyambutnya."Hanna!" seru Lily, langsung memeluk dan mencium pipi Hanna. "Akhirnya kamu pulang, mama rindu!."Hanna membalas pelukan itu dengan kaku. Matanya menatap Lily penuh pertanyaan—sebenarnya ibunya ada di pihak siapa? Liam atau Ryan? Tapi dia menyimpannya dalam hati, menunggu waktu tepat untuk bicara."Terima kasih sudah menjemput Hanna, Ryan," ucap Lily pada Rya

  • Aduh Tak Tahan, Prof!   82 | Konfrontasi Halus

    “Apakah masalah ini sangat serius? Maksudku, asal mereka tidak menyalahgunakan hasil compatibility interface kita dalam artian memisahkan kita, aku tidak peduli.”Ryan tidak langsung menjawab. Jari-jarinya masih menelusuri punggung tangan Hanna, tapi kini tekanannya terasa lebih berat, seperti sedang memberi cap. "Ada satu hal lagi," ucapnya, suaranya kembali datar dan penuh wibawa, jauh dari nada memohon izin tadi. "Untuk keamananmu…dan untuk kelancaran penyelidikan, Prof. Julian dan aku sepakat lebih baik kamu tinggal di kediaman keluarga kami sampai pernikahan nanti."Hanna memberontak dalam hati. "Tapi, tadi Mama bilang gak begitu….""Mamamu sudah setuju," potong Ryan dengan halus, namun tegas, mencegat setiap bentuk penolakan. Matanya yang tertuju ke jalan terlihat dingin di bayangan kaca mobil. "Dia pikir ini ide yang bagus. Lagipula, sebagai calon menantu, wajar jika aku ingin memastikan calon istriku berada di lingkungan yang paling terlindungi. Apartemenmu... terlalu rentan

  • Aduh Tak Tahan, Prof!   81 | Venom

    Ryan menarik napas dalam. "Tentang kemungkinan kebocoran data dalam sistem compatibility interface. Bukan hanya data kita, Hanna. Tampaknya ada lebih banyak pasangan yang mengalami hal sama dengan kita. Dan..." Ia melemparkan pandangan singkat padanya, matanya menyelidik. "Prof. Julian curiga ada orang dalam yang terlibat. Seseorang yang memiliki akses dan keahlian untuk memanipulasi algoritma inti."Seseorang dengan akses dan keahlian?.Kata-kata itu berdentang di kepala Hanna seperti alarm. Liam. Liam adalah seorang profesor di bidangnya, bekerja dengan data kompleks setiap hari. Dialah yang memberikan salinan dokumen palsu itu padanya, yang dengan gamblang membongkar rekayasa itu. Bukankah itu bukti bahwa dia paling memahami celah sistem itu?Dan beberapa waktu lalu Liam pernah menunjukkan kopian hasil Compatibility interface yang asli (menurut Liam).“Prof. Julian? Kenapa dia terlibat?”“Dia memang ada di biro pangan dan gizi, Hanna. Tapi kamu tahu, ini semua terpusat dalam satu d

  • Aduh Tak Tahan, Prof!   80 | Kepulangan

    Satu minggu berlalu. Karena terus dibujuk oleh Lily, akhirnya Hanna menuruti juga dan memutuskan untuk kembali ke kediaman Prof. Julian. Lagi pula, apa yang perlu ia khawatirkan? Kalau sebelumnya ia memilih pindah karena kesal pada Liam, perasaan itu sudah tidak ada lagi.Ia dan Liam sepakat untuk tetap menjalani hubungan terlarang mereka—hubungan dengan tujuan yang masih abu-abu. Sementara pernikahannya dengan Ryan semakin dekat, jalan keluar bagi mereka berdua belum juga ditemukan. Entah kapan akhirnya mereka bisa benar-benar bersama. Yang jelas, hubungan mereka kini berseberangan dengan hukum. Kabar baiknya, bukan hanya mereka yang sedang mempermainkan hukum Valthera.“Ryan yang akan menjemputmu,” ucap Lily lewat telepon.Dalam satu minggu ini, Hanna tinggal bersama Liam di apartemennya. Apa Lily tidak tahu? Pasti tahu. Tidak mungkin tidak, sebab Liam selalu turun untuk sarapan bersama. Selama satu minggu terakhir, kehadirannya sama sekali tidak terlihat. Tapi yang membuat Hanna bi

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status